Pound dibebani oleh kondisi perekonomian yang kurang stabil, sementara harga emas belum solid dalam mengkonfirmasi breakout di atas level kunci 1800.
Selamat pagi, para pencari profit! Kondisi pasar yang cenderung sepi di akhir tahun sering menjadi momen tepat untuk melakukan evaluasi trading. Para analis pun menyimpulkan jika GBP/USD akan melanjutkan pergerakan bearish-nya di tahun depan, sementara emas dan Bitcoin masih terjebak dalam ketidakpastian.
Bagaimana ulasan lengkap di setiap market? Mari kita bedah satu per satu.
Forex
Meski terus menguat dalam 3 bulan terakhir, Pound sejatinya berada dalam kondisi terburuk sejak Brexit jika dilihat dalam perspektif tahunan. Secara teknikal, GBP/USD masih perlu berjuang menembus resistance MA di time frame Weekly.
Fundamental
- Setelah melonjak dari level terendah sepanjang masa pada September silam, Pound mengalami pemulihan hingga akhir tahun ini.
- Akan tetapi, analis Bloomberg meyakini jika GBP/USD tidak punya banyak ruang untuk naik lebih tinggi di tahun depan.
- Pasalnya, dengan sinyal perekonomian Inggris yang kurang positif, BoE cenderung mengambil sikap hati-hati sehingga bisa menjadi bank sentral utama yang paling dovish di tahun 2023.
- Secara keseluruhan, GBP/USD telah melemah hingga 11% di sepanjang tahun 2022. Ini merupakan performa terburuk sejak insiden Brexit 2016 lalu.
- Pakar dari JPMorgan bahkan memprediksi GBP/USD akan mundur dari 1.21 ke 1.14 pada kuartal pertama tahun depan.
- Sementara itu, survei Bloomberg menyimpulkan bahwa Pound akan melemah sampai area 1.17 di kuartal pertama tahun 2023.
- Proyeksi pelemahan mata uang Inggris tidak hanya terjadi versus Dolar, tetapi juga pada pair EUR/GBP dan GBP/JPY.
Teknikal
- Pada chart Weekly, SMA 55 dan SMA 21 telah menjadi resistance sejak harga melintasi kedua garis tersebut pada Oktober 2021.
- Harga sempat menembus SMA 21 sebagai resistance terdekat, tetapi kemudian gagal menguji SMA 55 di kisaran 1.2447 yang bertindak sebagai resistance berikutnya.
- Alhasil, GBP/USD kembali terkoreksi dan saat ini bergerak di area 1.2065.
- Sinyal RSI menunjukkan pergerakan di atas level tengah 50, tetapi momentum bullish sudah terlihat melambat.
Kripto
Bitcoin masih bergerak terbatas di kisaran $16,000 - $17,000. Sepinya katalis dan minat investor yang minim di akhir tahun menjadi alasan utama Bitcoin dan aset kripto lainnya belum menunjukkan pergerakan signifikan.
Fundamental
- Indeks Fear & Greed Bitcoin yang mencerminkan level sentimen pasar berada di angka 28/100; masih bertahan di zona "fear".
- Total market cap kripto global mencapai $810 miliar, turun 0.17% dari sesi perdagangan sebelumnya.
- Hashrate Bitcoin turun 35% dalam 24 jam setelah miner di AS menutup operasi karena cuaca buruk.
- Mark Cuban, pemilik Dallas Mavericks, sudah bersiap memborong Bitcoin jika harga BTC turun lebih dalam lagi.
Teknikal
- Bitcoin bergerak di area $16,800, mengalami kenaikan tipis sebesar 0.08% secara harian.
- Menurut analis CryptoPotato, CryptoVizArt, Bitcoin masih belum bisa bangkit setelah tertolak dari MA 50 di kisaran $18,000 baru-baru ini.
- Saat ini, indikator MACD berubah menjadi hijau dan menandakan tanda bullish pertama dalam jangka pendek.
- Pada time frame H4, Bitcoin terlihat terjebak di kisaran harga $16,000 - $17,000.
- BTC perlu menembus level Fibonacci 0.618 sebelum bisa menuju ke level $18,000.
Emas
Menjelang libur Natal akhir pekan lalu, harga emas ditutup dengan kenaikan tipis di sekitar level $1798.
Fundamental
- Harga emas naik tipis setelah data ekonomi AS dirilis dalam kondisi beragam.
- US Consumer Spending untuk bulan November turun dari 0.4% menjadi 0.1%, lebih rendah dari ekspektasi 0.2%. Selain itu, Inflasi PCE Inti menurun dari 0.3% ke 0.2% dalam basis bulanan.
- Core Durable Goods Orders meningkat lebih baik dari ekspektasi (0.2% vs 0.1%), sementara New Home Sales mencatat kenaikan 640k dari proyeksi penurunan ke 600k.
- Analis Brown Brothers Harriman mengatakan bahwa pasar saat ini kurang meyakini kebijakan The Fed. Padahal, Jerome Powell mengungkapkan pandangan yang cukup hawkish dalam pernyataan kebijakan terbarunya.
Teknikal
- XAU/USD ditutup dengan penguatan di sekitar level $1798.
- Meskipun demikian, kenaikan tersebut belum mampu mengimbangi kemerosotan besar yang terbentuk pada hari Kamis (22/Desember).
- XAU/USD diprediksi akan tetap melanjutkan tren naiknya hingga tahun baru. Jika ada perubahan sentimen pasar, harga kemungkinan berubah menjadi sideways.
- Indikator RSI mengisyaratkan pergerakan mendatar di atas level tengah 50. Ini menunjukkan momentum bullish yang masih bertahan meski akselerasinya mulai melambat.
- Pada trendline naik yang ditarik dari Low 3 November, harga sudah melakukan crossing dan bergerak cukup jauh di bawah garis. Akan tetapi, trendline minor yang ditarik dari Low 23 November masih mengindikasikan pergerakan bullish.
- Perbedaan outlook trendline ini menandakan kondisi mixed yang mungkin bisa terkonfirmasi bearish apabila harga turun menembus trendline minor di sekitar $1785.
- Jika sentimen bullish mendominasi lagi, harga memerlukan konfirmasi breakout dari $1820 untuk melanjutkan reli.
Saham
Menyambut minggu terakhir tahun 2022, S&P 500 dan NASDAQ melemah. Sementara itu, IHSG juga bearish dan diprediksi akan melemah lagi hari ini. Untuk saat ini, nuansa window dressing belum tampak di pasar saham dalam negeri.
Saham AS
- Sejumlah saham di Wall Street naik tipis meski sejumlah indeks mayor AS ditutup melemah akibat kekhawatiran pasar terhadap kenaikan suku bunga.
- S&P 500 selip 0.2% dan mengalami penurunan selama tiga minggu berturut-turut, begitu juga dengan NASDAQ 100 yang merosot 1.9%.
- Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average justru berhasil mencatatkan penguatan sebesar 0.9%.
- Pasar diekspektasikan dalam kondisi sepi dan stabil di pekan ini. Pasalnya, libur Natal dan Tahun Baru akan mengosongkan agenda pengumuman bank sentral ataupun rilis data berdampak tinggi.
Saham Indonesia
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0.35% ke level 6800 di hari Jumat kemarin.
- Menurut analis Phintraco Sekuritas, Rio Febrian, IHSG berpotensi melanjutkan koreksinya dan bergerak dalam area 6720 hingga 6880.
- Saat ini, sinyal kuat window dressing belum terlihat. Sebaliknya, volume transaksi justru turun dan mengindikasikan konsolidasi.
- Di tengah melambatnya aksi perdagangan karena momen Natal dan Tahun Baru, saham yang bisa menjadi fokus adalah BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, INDF, BUKA, dan INTP.
Untuk mendalami ilmu trading di masing-masing pasar, Anda juga bisa belajar di kumpulan artikel Inbizia.