Apakah Anda pernah mendengar tentang volume trading kripto palsu? Isu pemalsuan ini ramai beredar di berbagai exchange kripto, bahkan yang sudah teregulasi dan paling populer sekalipun.
Tahukah Anda bahwa berdasarkan penelitian terbaru, setidaknya 7 dari 10 transaksi di exchange kripto terpopuler adalah investor yang membeli dari diri mereka sendiri guna menaikkan harga Bitcoin dan koin lainnya secara artifisial?
Sebenarnya, hal ini sudah menjadi rahasia umum, mengingat di tahun 2019, sebuah studi terhadap 29 exchange menemukan adanya volume trading kripto palsu alias tindakan wash trading.
Laporan oleh Bitwise Asset Management turut mengkonfirmasi adanya aktivitas wash trading guna menciptakan volume trading kripto palsu. Laporan tersebut mengklaim jika 95% dari volume trading di situs CoinMarketCap adalah palsu.
Kepala Pemasaran Global Carylyne Chan menyetujui temuan itu dan mengatakan CoinMarketCap tengah berusaha meluncurkan serangkaian tools guna meningkatkan transparansi aktivitas trading.
Kabar ini tentu saja cukup menghebohkan, mempertimbangkan kepopuleran CoinMarketCap sebagai salah satu situs top yang dikunjungi trader untuk melihat peringkat market cap, harga, dan volume trading. Tak hanya menggemparkan, pelaku pasar kripto pun jadi dipenuhi ketidakpercayaan akan semua exchange, karena platform paling legit sekalipun ternyata bisa dimanipulasi.
(Baca Juga: 5 Bursa Kripto Terbaik Yang Harus Anda Tahu)
Wash trading adalah upaya memanipulasi pasar yang bisa saja terjadi karena kurangnya pengetahuan investor.Sebenarnya apa sih motif orang-orang menciptakan volume trading palsu kripto? Sebelum menggali lebih dalam, mari kita pahami pengertian dari wash trading.
DI
|
Daftar Isi |
Mengenal Wash Trading Dan Cara Kerjanya
Wash trading mengacu pada proses pembelian dan penjualan aset demi menciptakan sinyal pasar yang menyesatkan dan berakibat munculnya volume trading palsu di exchange kripto.
Wash trading atau biasa disebut round trip trading merupakan praktik ilegal pembelian dan penjualan aset kripto yang sama pada saat bersamaan untuk memanipulasi pasar. Mengapa disebut round trip trading? Karena pada dasarnya Anda mendapatkan kembali apa yang dijual.
Misalnya saja, Anda menjual Bitcoin sebesar $1000 di suatu exchange, dan di waktu yang sama membeli Bitcoin seharga $1000. Pada akhirnya, Anda tetap mengantongi $1000 Bitcoin di akun, bukan?
Bila dilakukan berulang-ulang oleh banyak orang, hal tersebut dapat meningkatkan volume trading secara tidak wajar dan mencipatakan ilusi seolah-olah likuiditas Bitcoin di exchange tersebut naik karena sedang dicari orang-orang, padahal kenyataannya tidak seperti itu.
Sama berbahayanya dengan Pump and Dump, strategi wash trading ternyata merugikan karena mendistorsi harga, volume, volatilitas, dan berisiko mengurangi kepercayaan serta partisipasi investor di pasar kripto.
Ironisnya, bursa kripto kecil dan tidak teregulasi umumnya sengaja melakukan wash trading demi meningkatkan volume, menghasilkan lebih banyak komisi, serta menambah jumlah klien. Dalam wash trading, para penipu umumnya memanipulasi industri dengan melakukan hal-hal berikut:
- Membeli kripto untuk merangsang permintaan palsu.
- Membeli untuk menciptakan publisitas bagi perusahaan pembuat kripto.
- Menggelembungkan volume trading palsu dengan membeli dan menjual secara bersamaan.
Praktik-praktik di atas rupanya telah menciptakan ekosistem yang tidak aman dan tidak adil bagi investor. Bahkan, wash trading semakin berkembang karena bisa dibantu oleh bot, dengan memasukkan perintah otomatis untuk membeli dan menjual jika harga mencapai level tertentu.
Wash trading bisa menjadi bagian dari insider trading, di mana pihak-pihak tertentu memiliki informasi krusial tentang suatu aset yang tidak diketahui masyarakat umum. Lantaran wash trader membeli dari dan menjual untuk dirinya sendiri, ia tahu alasan mengapa volume trading suatu aset bisa naik. Terlebih, berkat inside information itulah seorang wash trader dapat memanfaatkannya untuk memanipulasi volume trading.
Kasus Manipulasi Volume Trading Kripto
Pada tahun 2018, trader dan investor Sylvain Robes mengungkapkan bahwa 93% dari volume perdagangan di exchange asal China, OKEx, dibuat berdasarkan "slippage" atau perubahan harga ketika penjualan kripto senilai $50,000 ditemukan.
Robes kemudian menambahkan bahwa 81.2% volume trading di Huobi, exchange lain yang berbasis di China, adalah hasil manipulasi.
Dugaan ini semakin terkonfirmasi ketika Coindesk menerbitkan berita tentang seorang mahasiswa Rusia yang mendirikan bisnis manipulasi volume trading dengan membantu exchange memalsukan volume. Caranya cukup membuat akun bot trading yang secara otomatis terus menerus membeli dan menjual di aset mereka sendiri.
Selain itu, Bloomberg juga memberitakan anomali dalam volume trading Bitforex, exchange kripto asal Singapura yang memiliki program insentif terkait dengan biaya transaksi. Bitforex menawarkan $1.20 berupa token digital per akun untuk setiap $1 biaya transaksi yang dikeluarkan. Otomatis, user akan mendaftar berkali-kali dan memiliki segudang akun di satu platform, bahkan trading menggunakan bot demi mengumpulkan token. Fenomena ini secara langsung meningkatkan volume trading Bitforex.
(Baca Juga: 5 Kasus Penyalahgunaan Kripto Yang Menggegerkan Dunia)
Alasan Memalsukan Volume Trading Kripto
Coba cek exchange kripto Anda, apakah teregulasi? Jika tidak, maka Anda harus lebih berhati-hati. Faktanya, kebanyakan exchange kripto tanpa lisensi melakukan wash trading dan rata-rata 70% transaksi yang terjadi adalah palsu.
Kenapa ya berbagai exchange melakukannya padahal tahu bahwa itu adalah tindakan ilegal? Menurut mereka, menunjukkan volume trading palsu bisa meningkatkan peringkat exchange dalam industri.
Wash trading paling sering dilakukan exchange yang baru berdiri. Karena kecilnya skala perusahaan, manipulasi yang dilakukan tidak akan menarik terlalu banyak perhatian. Ada beberapa keuntungan apabila memasang volume trading kripto palsu, di antaranya:
1. Menarik Proyek ICO
Salah satu motif utama exhange memalsukan volume trading ialah demi menarik proyek Initial Coin Offering (ICO). Agar proyek ICO berhasil, kreator biasanya mencari exhange yang berlikuiditas tinggi untuk mendaftarkan serta mempromosikan proyeknya di sana. Nah, exchange akan meminta bayaran fantastis hingga 2 juta Dolar AS sebagai ganti pendaftaran proyek ICO di situs mereka. Hal inilah yang diincar oleh exchange-exchange baru.
2. Memikat Lebih Banyak Klien
Jika ingin trading kripto, banyak trader akan memilih mendaftar di exchange kredibel, berlisensi, dan sudah terkenal. Di Indonesia contohnya, trader akan lebih mempertimbangkan Indodax dan Tokocrypto daripada melirik exchange kecil, baru, dan belum teregulasi.
Padahal, tanpa klien yang mendaftar, bisnis exchange tidak akan berkembang. Agar exchange kecil mampu memperoleh klien, mereka akan memanipulasi volume trading guna mencitrakan bahwa mereka telah dipercaya oleh banyak trader untuk memfasilitasi transaksi.
Peran Regulator Dalam Memberantas Wash Trading
Lalu, siapa yang bertanggung jawab melindungan Anda agar tidak merugi dari informasi-informasi palsu seperti di atas? Jawabannya terletak pada regulator, seperti BAPPEPTI di Indonesia dan SEC (Securities and Exchange Commission) di Amerika Serikat.
Baca Juga: Ini Dia Exchange Kripto Terdaftar Bappebti yang Terpercaya
Terlebih karena aktivitas manipulasi data banyak terjadi di negeri Paman Sam, SEC harus terus berpacu menghukum dan memberi sanksi berbagai exchange yang melakukan wash trading, curi start (front running), atau membekukan saldo klien.
Kini, exchange kripto yang teregulasi SEC bakal dipaksa mencatat transaksi mereka dan mengadopsi sistem berbasis teknologi untuk menulis buku order secara otomatis agar tidak bisa dimodifikasi. Mereka juga harus mematuhi aturan ketat tentang eksekusi order untuk mencegah manipulasi pasar.
Sebelumnya, segelintir exchange kripto memilih menghindari pengawasan pemerintah AS dengan mendaftarkan entitasnya di negara-negara offshore. Namun, sekarang sudah banyak exchange yang menerima aturan SEC lantaran pasar kripto di AS sangat menguntungkan dan menjanjikan.
Bagaimana Cara Menghindari Wash Trading?
Seiring waktu, masalah wash trading dan manipulasi volume trading melonjak secara signifikan. Pada Oktober 2018, berdasarkan hasil investigasi, Wall Street Journal memperkirakan 67% dari volume kripto saat itu adalah palsu. Selain itu, Blockchain Transparency Institute menerbitkan laporan yang mendeteksi bahwa 99% transaksi di beberapa exchange merupakan buah wash trading.
Satu-satunya solusi agar terhindar dari aksi wash trading ialah dengan mengecek otentikasi transaksi yang terdaftar di blockchain. Proses ini memang sangat kompleks sehingga tidak bisa dilakukan oleh orang awam tanpa memiliki bandwidth besar dan pengalaman memadai.
Namun jangan khawatir, karena di bawah ini ada 3 strategi mudah yang bisa digunakan untuk melindungi aset Anda dari manipulasi pasar. Mengingat membedakan mana volume trading yang legit dan hasil manipulasi tidaklah mudah, ingatlah untuk selalu melakukan riset mendalam sebelum melakukan investasi dalam bentuk apapun.
1. Konfirmasi Dari 2 Sumber Berbeda
Jangan mengandalkan satu sumber informasi untuk memverifikasi pergerakan aset, tapi bandingkan pula grafik trading volume dari berbagai sumber. Selain CoinMarketCap, saat ini telah banyak platform-platform serupa yang menyediakan informasi pasar kripto beserta exchange-nya.
Baca Juga: 10 Chart Gratis Terbaik Untuk Analisa Kripto
2. Fokus Pada Historis Trend Harga
Wash trader terkadang mendorong volume suatu mata uang dengan melakukan transaksi tak hanya di satu exchange. Misalnya, A membeli $1000 Enjin Coin di exchange populer A dan pada saat yang sama menjual $1000 Enjin Coin di exchange kecil B. Kejanggalan dari hasil manipulasi ini dapat dikenali dengan melihat trend harga Enjin Coin secara historis di bulan atau tahun sebelumnya.
3. Diversifikasi Portofolio
Portofolio kripto Anda sebaiknya mencakup campuran beberapa koin sesuai dengan profil risiko. Dengan kata lain, jangan menaruh semua "telur" Anda dalam satu keranjang. Bagilah investasi kripto Anda tidak hanya di satu jenis koin. Jika portofolio terdiversifikasi dengan benar, manipulasi pasar hanya dapat memengaruhi sebagian kecil aset Anda saja.
(Baca Juga: Bagaimana Cara Mengatasi Risiko Trading Kripto?)
Ledakan industri mata uang kripto belakangan ini tampak sangat menguntungkan bagi penggemar kripto. Akan tetapi, di balik hingar bingar industri digital ini, ada banyak kasus manipulasi dan pemalsuan terjadi setiap harinya, salah satunya berbentuk volume trading palsu. Agar tidak menjadi korban empuk para wash trader, gunakan strategi dan analisa yang berkualitas, baik untuk meneliti exchange maupun koin yang Anda tradingkan.
Jika tertarik berinvestasi kripto bebas manipulasi dengan modal receh, Anda bisa mengunjungi Daftar Exchange Kripto Resmi Indonesia dengan Deposit Terendah.