Cara trading kripto kini tidak perlu ribet, salah satunya adalah dengan memanfaatkan indikator stochastic. Bagaimana caranya?
Cryptocurrency kini menjadi salah satu aset populer dan paling diminati. Trennya yang terus naik dari tahun ke tahun, membuat mata uang kripto dianggap menjadi pilihan instrumen investasi yang memiliki masa depan cerah. Selain itu, pergerakan yang volatile membuatnya kian menarik bagi trader penyuka tantangan. Menurut mereka, mata uang kripto adalah instrumen yang mampu menawarkan potensi keuntungan besar.
Ada banyak metode trading yang biasa digunakan oleh trader kripto. Tak jarang, trader menggunakan bantuan alat teknikal sebagai acuan untuk menganalisa market sebelum membuka posisi; salah satunya adalah dengan indikator Stochastic. Lantas, bagaimana cara menggunakan indikator Stochastic untuk trading kripto?
Apa Itu Indikator Stochastic Oscillator?
Stochastic adalah salah satu indikator trading tertua yang masih banyak digunakan oleh trader hingga saat ini. Indikator ini pertama kali ditemukan oleh George Lane pada akhir tahun 1950-an dan dikategorikan sebagai indikator momentum. Secara teknis, indikator Stochastic difungsikan untuk menunjukkan harga penutupan terakhir, dengan mengalkulasi selisih harga terendah atau tertinggi selama rentang waktu tertentu.
Awal mulanya, indikator ini dibuat atas dasar pemikiran George Lane pada saat menganalisa market. Ia berpendapat bahwa pada saat kondisi pasar sedang uptrend, harga cenderung bergerak di atas atau sama dengan harga penutupan periode sebelumnya. Sebaliknya, saat downtrend harga akan bergerak di bawah level penutupan periode sebelumnya.
Kemudian, Ia mencoba membuat rumus Stochastic dengan menambahkan skala untuk mengukur perubahan antara penutupan harga pada satu periode ke periode berikutnya. Dengan mengacu pada rumus tersebut, George bisa mendapatkan momentum paling tepat untuk melakukan entry posisi.
Pada dasarnya, Indikator Stochastic tidak mengikuti harga atau volume perdagangan, tetapi menunjukkan momentum perubahan harga pasar sebelum berubah arah. Oleh karenanya, Stochastic dikategorikan ke dalam indikator leading. Sehingga, tak mengherankan bila indikator ini kerap kali digunakan dalam setup trading di berbagai instrumen seperti, forex, emas, saham, tak terkecuali kripto.
Baca Juga: Cara Membaca Indikator Stochastic Menurut 3 Macam Fungsinya
Cara Memasang Indikator Stochastic Pada Platform Trading
Mungkin beberapa trader masih awam dan belum pernah memakai indikator ini. Sebenarnya, hampir semua platform trading menyediakan indikator Stochastic sebagai tools bawaan. Jika Anda menggunakan MetaTrader, maka cukupklik Insert >>> Indicators >>> Oscillators >>> Stochastic Oscillator untuk menampilkan jendela berisi default setting Stochastic.
Anda bisa memodifikasi parameter agar sesuai dengan keinginan dan gaya trading yang diinginkan. Jika sudah selesai mengatur parameter, klik OK. Selanjutnya tampilan indikator Stochastic akan muncul seperti ini:
Selain MetaTrader, platform trading lain yang juga menawarkan penggunaan Stochastic adalah TradingView dan penyedia chart serupa. Platform bawaan dari exchange trading kripto juga seringkali dilengkapi oleh pilihan indikator yang memuat Stochastic di dalamnya.
Baca Juga: 10 Chart Gratis Terbaik Untuk Analisa Kripto
Cara Menggunakan Indikator Stochastic Untuk Trading Kripto
Cara trading kripto dengan indikator Stochastic sebenarnya sangat sederhana, asalkan trader sudah memahami dua komponen penting pada indikator ini, antara lain:
- Garis %K periode (Fast Stochastic) berlaku sebagai garis utama sehingga dijuluki signal line.
- Garis %D (Slow Stochastic) alias trigger line yang merupakan nilai rata-rata (Moving Average) dari garis %K, atau %K yang diperhalus. Sehingga garis ini pergerakannya lebih lambat (lagging).
Trader kripto pemula sangat direkomendasikan tetap menggunakan pengaturan yang paling umum digunakan oleh sebagian besar trader, yaitu mengikuti setting deafult Stochastic (5,3,3).
Pada dasarnya, Indikator stochastic dapat digunakan untuk mencari sinyal entry dengan tiga acuan utama, yaitu , level jenuh beli (overbought) dan jenuh jual (oversold), Divergence, dan titik perpotongan (crossover). Berikut masing-masing penjelasannya:
1. Amati Area Overbought Oversold
Langkah awal cara trading kripto menggunakan indikator stochastic adalah dengan mengamati area overbought dan oversold yang sudah tampak. Indikator Stochastic menunjukkan kondisi overbought ketika grafik berada di atas level 80. Sebaliknya, oversold adalah ketika grafik Stochastic turun hingga di bawah level 20. Mudahnya bisa lihat pada gambar di bawah ini.
Akan tetapi, perlu dicatat bawah kondisi overbought dan oversold hanya bisa ditemukan di saat kondisi pasar sedang sideways. Jika harga sedang trending atau berubah dari sideways menjadi trending (baik uptrend atau downtrend), maka sinyal overbought dan oversold Stochastic tidak berlaku.
2. Waspadai Divergence Pada Chart
Langkah berikutnya adalah mengamati adanya Divergence pada chart. Pada dasarnya, Divergence menggunakan patokan "perbedaan" antara pergerakan harga dengan pergerakan pada indikator Stochastic.
Untuk menemukan kondisi Divergence, trader bisa mengamati perbedaan pergerkan harga dengan kurva Stochastic yang menonjol. Misalnya, ketika pada chart harga terlihat naik, kurva Stochastic justru menunjukkan penurunan. Namun ketika harga melemah, sinyal Stochastic justru cenderung menguat. Lebih jelasnya silahkan lihat contoh gambar di bawah ini.
Trader bisa menandai level tertinggi (Higher Tops) dan terendah (Higher Bottoms) pada chart dan indikator Stochastic dengan menarik garis trendline. Jika terjadi perbedaan mencolok, maka Divergence dapat dikatakan valid.
Dengan mengamati Divergence, momentum tren dapat dikenali dengan baik. Anda bisa menentukan apakah tren terus beralangsung atau justru akan berbalik arah (Reversal). Sehingg, kesalahan entry dapat dihindarkan pada saat menjelang perubahan tren.
Baca Juga: Pola 3 Candle Terbaik Penanda Reversal
3. Lakukan Entry Setelah Crossing Valid
Kriteria crossing valid pada strategi ini adalah ketika kurva %K dengan pergerakan lebih cepat berhasil melintasi kurva %D yang berkecepatan lambat. Kemudian setelahnya, dua kurva tersebut berhasil menembus garis 20 atau 80 Stochastic tergantung skenario trading yang akan diproyeksikan.
Sebagai contoh, pada saat trading ETH/USD, kurva indikator Stochastic pada chart di bawah ini sudah melintasi level 80; artinya harga sudah mengalami overbought yang menandakan harga akan segera menurun. Dalam situasi ini, trader bisa membuka posisi SELL ketika terjadi crossing antara kurva %K melintasi kurva %D dari arah atas ke bawah.
Sebaliknya untuk skenario BUY, trader juga bisa mengamati area oversold pada kurva di bawah level 20. Kemudian trader bisa langsung open posisi BUY ketika terjadi persilangan antara kurva %K melintasi kurva %D dari arah bawah ke atas.
Perhatikan Ini Jika Ingin Sukses Trading Kripto dengan Stochastic
Sebelum melangkah lebih jauh, bagi trader kripto pemula yang ingin menggunakan indikator Stochastic wajib memahami beberapa hal krusial berikut:
- Indikator Stochastic akan bekerja sangat efektif bila digunakan pada kondisi sideways dengan volatilitas yang cukup.
- Untuk menghindari false signal, jangan melakukan analisa di satu time frame. Sebagai contoh, jika harga sedang uptrend di time frame H4, amatilah momen oversold di time frame H1 sebagi konfirmasi sebelum melakukan open posisi BUY.
- Gunakan indikator kripto lain sebagai konfirmator, seperti Moving Average, Bolinger Band, MACD, dll.
- Pelajari teknik price action untuk mempertajam analisa.
- Uji strategi ini di akun demo terlebih dahulu hingga benar-benar menguasai sebelum mempraktikkannya di akun rill.
Perlu diketahui, trading dengan indikator teknikal memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Sehingga dalam hal ini, tidak ada jaminan Anda akan selalu mendapatkan profit. Untuk mengantisipasi kerugian, pahami konsep manajemen risiko trading kripto dengan baik.