Gubernur BoJ Ueda: Penurunan Yen yang cepat dan sepihak berdampak negatif pada perekonomian, 7 jam lalu, #Forex Fundamental | GBP/USD rapuh jelang pengumuman kebijakan BoE, 7 jam lalu, #Forex Fundamental | Pound Sterling jatuh karena pemulihan dolar AS, ketidakpastian jelang keputusan kebijakan BoE, 7 jam lalu, #Forex Fundamental | USD/JPY melonjak ke dekat level 155.50 saat the Fed diprakirakan mempertahankan suku bunga kebijakannya, 7 jam lalu, #Forex Teknikal | PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) membukukan laba bersih sebesar Rp44.02 miliar periode Januari-Maret 2024, 14 jam lalu, #Saham Indonesia | PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) mencatatkan penyusutan penjualan sebesar 11.25% YoY menjadi Rp365.38 miliar, 14 jam lalu, #Saham Indonesia | PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) membagikan dividen tunai sebesar Rp572.04 miliar dari laba bersih tahun buku 2023, 14 jam lalu, #Saham Indonesia | PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mengemas laba tahun berjalan pada kuartal 1/2024 sebesar $16.4 juta atau naik sekitar 12.3%, 14 jam lalu, #Saham Indonesia

7 Strategi Trend Following Paling Mudah

Kiki R 30 May 2023
Dibaca Normal 14 Menit
kripto > strategi-trading > #strategi #trend
Bingung mencari strategi trading yang jitu dan mudah? Gunakan salah satu strategi trend following berikut ini untuk meraih profit yang maksimal.

Strategi trend following merupakan strategi trading yang populer dan terbukti efektif dalam menghadapi ketidakpastian dan fluktuasi pasar. Dengan berfokus pada mengikuti tren yang sedang berlangsung, trader dapat memanfaatkan pergerakan harga yang kuat dan memaksimalkan potensi keuntungan mereka.

Pendekatan trend following tidak bergantung pada prediksi pasar atau analisis fundamental yang kompleks. Alih-alih, trend following cukup simple karena hanya mengandalkan data harga yang sudah terjadi dan indikator teknikal untuk menentukan arah tren dan mengambil keputusan trading yang sesuai.

Dalam artikel ini, kami akan memberikan 7 strategi trend following yang paling mudah dan bisa Anda terapkan terlepas dari tingkat pengalaman dan pengetahuan Anda di dunia trading, yaitu:

  1. Tren Following Dengan Bollinger Bands
  2. Tren Following Dengan Moving Average
  3. Tren Following Dengan MACD
  4. Tren Following Dengan RSI
  5. Tren Following Dengan Pola Head and Shoulders
  6. Tren Following Dengan Pola Channel
  7. Tren Following Dengan Double Top/Bottom

Yuk pelajari bagaimana Anda dapat menggunakannya untuk meraih keuntungan dalam trading!

Tren Following Dengan Bollinger Bands

Bollinger Bands adalah salah satu indikator teknikal yang sangat populer dan luas digunakan oleh para trader di pasar keuangan. Indikator ini dikembangkan oleh seorang pakar analisis teknikal bernama John Bollinger pada tahun 1980-an dan sejak itu telah menjadi alat yang sangat berguna dalam mengukur volatilitas pasar serta mengidentifikasi peluang titik masuk dan keluar saat mengikuti tren.

Bollinger Bands memiliki struktur yang terdiri dari tiga garis yang berada di tengah, atas dan bawah harga yang sedang bergerak. Garis pertama, juga dikenal sebagai simple moving average (SMA), dihitung berdasarkan periode tertentu, misalnya SMA 20.

Garis ini berfungsi sebagai garis tengah atau pusat dari Bollinger Bands dan digunakan sebagai acuan untuk menentukan tren pasar. Garis kedua dan ketiga adalah band atas (upper band) dan band bawah (lower band), yang dihitung berdasarkan deviasi standar harga dari moving average.

Selain sebagai alat untuk mengukur volatilitas, Bollinger Bands juga memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi arah tren pasar. Anda dapat menggunakan indikator ini dengan memperhatikan saat harga menembus salah satu dari band Bollinger Bands.

Jika harga berhasil menembus upper band, hal ini menunjukkan adanya tren naik yang kuat, sementara jika harga berhasil menembus lower band, hal ini menunjukkan adanya tren turun yang kuat.

Untuk melakukan trading dengan mengikuti tren menggunakan Bollinger Bands, ada beberapa langkah yang dapat Anda ikuti:

  1. Jika harga berhasil menembus upper band dan terdapat minimal satu candlestick yang menutup di luar garis upper band tersebut, ini dapat dijadikan sinyal untuk masuk posisi buy. Sinyal ini menunjukkan adanya potensi kelanjutan tren naik yang kuat.



  2. Jika harga berhasil menembus lower band dan terdapat minimal satu candlestick yang menutup di luar garis lower band, ini dapat dijadikan sinyal untuk masuk posisi sell. Sinyal ini mengindikasikan adanya potensi kelanjutan tren turun yang kuat.

Dengan menggunakan strategi trading tren following ini, trader dapat memanfaatkan Bollinger Bands sebagai alat yang sangat berguna dalam mengidentifikasi peluang trading potensial serta mengambil keputusan yang lebih tepat saat bertransaksi di pasar keuangan.

Tren Following Dengan Moving Average

Indikator moving average merupakan indikator berjenis tren yang yang menghitung harga rata-rata selama periode waktu tertentu. Indikator ini sangat popular di kalangan para trader karena tampilannya yang sederhana dan kemudahan dalam penggunaan.

Dalam tren following menggunakan moving average, trader umumnya menggunakan dua moving average dengan periode yang berbeda yaitu moving average dengan periode pendek seperti periode 50 dan moving average dengan periode panjang seperti 200.

Moving average periode pendek memberikan gambaran pergerakan harga yang lebih cepat dan responsif, sementara moving average periode panjang memberikan gambaran pergerakan harga yang lebih lambat namun lebih halus.

Cara menggunakan tren following dengan moving average adalah sebagai berikut:

Identifikasi arah tren

Trader pertama-tama mengamati posisi moving average periode pendek (misalnya SMA 50) terhadap moving average periode panjang (misalnya SMA 200). Jika moving average periode pendek berada di atas moving average periode panjang, ini menunjukkan adanya tren naik. Sebaliknya, jika moving average periode pendek berada di bawah moving average periode panjang, ini menunjukkan adanya tren turun.

Konfirmasi sinyal

Setelah tren diidentifikasi, trader mencari konfirmasi sinyal untuk masuk posisi. Salah satu metode yang umum digunakan adalah "crossover" antara dua moving average. Jika moving average periode pendek (SMA 50) melintasi di atas moving average periode panjang (SMA 200), ini memberikan sinyal beli (buy signal).

Sebaliknya, jika moving average periode pendek melintasi di bawah moving average periode panjang, ini memberikan sinyal jual (sell signal).

Tren following dengan moving average dapat menjadi strategi yang efektif untuk mengikuti tren pasar yang sedang berlangsung. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua sinyal yang dihasilkan oleh moving average akan menghasilkan keuntungan sehingga trader harus selalu menggunakan money management agar risiko trading selalu terkendali.

Tren Following Dengan MACD

MACD (Moving Average Convergence Divergence) adalah salah satu indikator teknikal yang digunakan oleh trader dan analis pasar keuangan untuk mengidentifikasi arah tren dan momen pembalikan harga. Indikator ini dikembangkan oleh Gerald Appel pada tahun 1970-an dan telah menjadi salah satu alat yang populer dalam analisis teknikal.

Dalam konteks tren following, penggunaan MACD dapat memberikan konfirmasi yang berguna terkait arah tren dan peluang masuk posisi. Trader dapat memperhatikan persilangan antara garis MACD dan garis sinyal sebagai sinyal potensial untuk melakukan transaksi.

Ketika garis MACD melintasi di bawah garis sinyal dan histogram MACD berada di atas nol, ini menandakan adanya sinyal buy yang lebih kuat. Hal ini menunjukkan kemungkinan terjadinya perubahan arah dari tren turun menjadi tren naik, dan trader dapat mempertimbangkan untuk masuk posisi buy.

Sebaliknya, ketika garis MACD memotong garis sinyal dari atas ke bawah, dan histogram MACD berada di bawah nol, ini dapat menjadi sinyal jual yang lebih kuat. Ini menunjukkan potensi perubahan arah dari tren naik menjadi tren turun, dan trader dapat mempertimbangkan untuk masuk posisi sell.

Dalam prakteknya, trader juga sering mengkombinasikan penggunaan MACD dengan indikator dan alat analisis teknikal lainnya untuk memperoleh konfirmasi yang lebih kuat dan memperbaiki akurasi sinyal perdagangan.

Misalnya, mereka dapat memadukan MACD dengan garis tren atau moving average untuk memvalidasi tren yang sedang terjadi dan mengidentifikasi momen yang tepat untuk masuk atau keluar dari pasar.

Baca Juga: Strategi Trading 4 Jam Menggunakan MACD

Tren Following Dengan RSI

RSI (Relative Strength Index) merupakan sebuah indikator osilator yang digunakan untuk mengukur kekuatan relatif dari harga saat ini dengan membandingkannya dengan pergerakan harga sebelumnya.

Indikator ini dikembangkan oleh J. Welles Wilder pada tahun 1978. RSI memberikan angka antara 0 hingga 100, yang digunakan untuk mengidentifikasi kondisi overbought (keadaan jenuh beli) dan oversold (keadaan jenuh jual) dalam pasar.

RSI dihitung berdasarkan perbandingan antara kenaikan harga (upward price movements) dan penurunan harga (downward price movements) dalam periode waktu tertentu. RSI memberikan informasi tentang apakah harga telah menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, dan apakah pasar sedang mengalami kondisi yang ekstrem.

Jika RSI berada di atas 70, ini menunjukkan bahwa pasar sedang dalam kondisi overbought, yang berarti harga mungkin telah naik terlalu tinggi dan ada potensi penurunan harga.

Sebaliknya, jika RSI berada di bawah 30, ini menunjukkan bahwa pasar sedang dalam kondisi oversold, yang berarti harga mungkin telah turun terlalu rendah dan ada potensi kenaikan harga.

RSI juga dapat memberikan sinyal pembalikan harga (reversal) ketika terjadi divergensi antara arah tren harga dan arah tren RSI. Divergensi bullish terjadi ketika harga membentuk lembah yang lebih rendah sementara RSI membentuk lembah yang lebih tinggi, yang dapat mengindikasikan kemungkinan adanya pembalikan harga ke atas.

Sebaliknya, divergensi bearish terjadi ketika harga membentuk puncak yang lebih tinggi sementara RSI membentuk puncak yang lebih rendah, yang dapat mengindikasikan kemungkinan adanya pembalikan harga ke bawah.

Penerapan tren following dengan RSI melibatkan penggunaan indikator RSI untuk mengidentifikasi arah tren pasar dan mengambil posisi yang sesuai dengan arah tren yang terkonfirmasi. Berikut adalah cara penerapan tren following dengan RSI:

Identifikasi arah tren

Pertama-tama, Anda perlu mengidentifikasi arah tren pasar secara umum. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan analisis teknikal dan faktor lain, seperti level support dan resistance, pola grafik, atau indikator lainnya.

Misalnya, jika harga cenderung membuat puncak-puncak yang lebih tinggi dan lembah-lembah yang lebih tinggi, ini menunjukkan adanya tren naik. Sebaliknya, jika harga cenderung membuat puncak-puncak yang lebih rendah dan lembah-lembah yang lebih rendah, ini menunjukkan adanya tren turun.

Konfirmasi tren menggunakan RSI

Setelah mengidentifikasi arah tren pasar, Anda dapat menggunakan indikator RSI untuk mengkonfirmasi kekuatan dan kelemahan tren tersebut.

Jika RSI berada di atas 50, ini mengindikasikan adanya tren naik yang kuat. Jika RSI berada di bawah 50, ini mengindikasikan adanya tren turun yang kuat. Konfirmasi tren dengan RSI membantu memastikan bahwa Anda mengikuti tren yang sedang terjadi dan menghindari sinyal palsu.

Baca Juga: Cara Melihat Peluang Pasar dengan MACD dan RSI

Identifikasi sinyal masuk posisi

  • Sinyal buy: Dalam tren naik, Anda dapat mencari sinyal beli ketika RSI memotong level 30 dari bawah ke atas. Ini menunjukkan bahwa harga sedang dalam kondisi oversold dan mungkin akan mengalami pembalikan harga ke atas. Ini dapat menjadi sinyal untuk masuk posisi buy.



  • Sinyal sell: Dalam tren turun, Anda dapat mencari sinyal jual ketika RSI memotong level 70 dari atas ke bawah. Ini menunjukkan bahwa harga sedang dalam kondisi overbought dan mungkin akan mengalami pembalikan harga ke bawah. Ini dapat menjadi sinyal untuk masuk posisi sell.

Tren Following Dengan Pola Head and Shoulders

Pola Head and Shoulders (H&S) adalah salah satu pola grafik yang digunakan dalam analisis teknikal untuk mengidentifikasi pembalikan harga dari tren naik menjadi tren turun. Pola ini terdiri dari tiga puncak, dengan puncak tengah (head) yang lebih tinggi di antara dua puncak yang lebih rendah (shoulders). Pola ini dinamakan "Head and Shoulders" karena bentuknya yang menyerupai kepala dan bahu manusia.

Pola H&S biasanya terbentuk setelah periode uptrend yang kuat, dan mengindikasikan kemungkinan perubahan tren menjadi tren turun. Berikut ini adalah komponen utama yang membentuk Pola Head and Shoulders:

Left Shoulder (Bahu Kiri)

  • Ini adalah puncak pertama yang lebih rendah setelah uptrend.
  • Tingkat puncak bahu kiri biasanya sejajar dengan tingkat puncak yang terjadi sebelum uptrend.

Head (Kepala)

  • Ini adalah puncak tertinggi dalam pola H&S.
  • Tingkat puncak kepala berada di atas tingkat puncak bahu kiri dan bahu kanan.
  • Puncak kepala seringkali lebih tinggi dari puncak-puncak sebelumnya dalam uptrend.

Right Shoulder (Bahu Kanan)

  • Ini adalah puncak kedua yang lebih rendah setelah puncak kepala.
  • Tingkat puncak bahu kanan biasanya sejajar dengan tingkat puncak bahu kiri.

Neckline (Garis Leher)

  • Garis leher adalah garis horisontal yang menghubungkan lembah antara bahu kiri dan bahu kanan.
  • Garis leher berfungsi sebagai level support yang menjadi titik kunci dalam pola H&S.

Cara mengidentifikasi Pola Head and Shoulders:

  1. Identifikasi pola H&S dimulai dengan mengamati pergerakan harga dan melihat adanya formasi tiga puncak seperti yang dijelaskan di atas.
  2. Setelah terbentuknya puncak kepala dan dua bahu, gambarlah garis leher yang menghubungkan lembah antara dua bahu.
  3. Pola H&S dianggap valid ketika harga berhasil menembus garis leher dengan menurun.

Tren Following Dengan Pola Channel

Pola Channel, juga dikenal sebagai Channeling, adalah pola grafik yang digunakan dalam analisis teknikal untuk mengidentifikasi tren yang berkelanjutan di pasar.

Pola ini terdiri dari dua garis paralel yang menghubungkan serangkaian lembah (garis support) dan serangkaian puncak (garis resistance) pada grafik harga. Pola Channel menggambarkan kisaran harga yang relatif stabil antara dua garis paralel tersebut. Ada dua jenis pola channel yaitu channel naik dan channel turun.

Pola Channel Naik

  1. Pola Channel naik terbentuk ketika garis support dan garis resistance cenderung bergerak naik secara paralel.
  2. Garis support terhubung oleh serangkaian lembah yang semakin tinggi, sementara garis resistance terhubung oleh serangkaian puncak yang semakin tinggi.
  3. Pola ini menunjukkan adanya tren naik yang kuat, di mana harga cenderung bergerak dalam kisaran antara dua garis paralel tersebut.

Pola Channel Turun

  1. Pola Channel turun terbentuk ketika garis support dan garis resistance cenderung bergerak turun secara paralel.
  2. Garis support terhubung oleh serangkaian lembah yang semakin rendah, sementara garis resistance terhubung oleh serangkaian puncak yang semakin rendah.
  3. Pola ini menunjukkan adanya tren turun yang kuat, di mana harga cenderung bergerak dalam kisaran antara dua garis paralel tersebut.

Menerapkan tren following dengan pola channel sangat mudah, Anda hanya perlu menggambar garis channel terlebih dahulu lalu tunggu harga reject (tertolak) di garis channel untuk masuk posisi. Sinyal entry dapat muncul saat harga mendekati garis support pada pola channel naik atau mendekati garis resistance pada pola channel turun.

Ketika harga mendekati garis support pada pola channel naik, ini bisa menjadi peluang untuk memasuki posisi buy, dengan harapan harga akan memantul kembali ke arah atas.

Sebaliknya, ketika harga mendekati garis resistance pada pola Channel turun, ini bisa menjadi peluang untuk memasuki posisi sell, dengan harapan harga akan memantul kembali ke arah bawah.

Baca Juga: Teknik Trading Pullback dengan Trendline dan Channel

Tren Following Dengan Double Top/Bottom

Pola double top dan double bottom adalah pola chart yang menunjukkan saat pergerakan harga mencapai level tertentu, gagal menembusnya , kemudian berbalik arah dan kembali menguji level tersebut sebelum akhirnya bergerak ke arah yang berlawanan.

Double top terlihat seperti huruf M dan biasanya terjadi di ujung uptrend, sedangkan double bottom terlihat seperti huruf W dan biasanya terjadi di ujung downtrend.

Pola double top menunjukkan indikasi bearish, karena menunjukkan bahwa uptrend telah berakhir dan harga kemungkinan akan turun. Sedangkan pola double bottom dapat menunjukkan indikasi bullish, karena menunjukkan bahwa downtrend telah berakhir dan harga kemungkinan akan naik.

Dalam prakteknya, trading tren following dengan double top/bottom cukup mudah karena hanya menunggu terbentuknya pola ini di level tertentu:

  1. Sinyal entry untuk pola Double Top muncul setelah harga menembus garis neckline atau level lembah (harga terendah) antara dua puncak. Ini menunjukkan bahwa tekanan seller telah mengambil alih dan ada peluang untuk masuk posisi sell.



  2. Sinyal entry untuk pola Double Bottom muncul setelah harga menembus garis neckline atau level puncak (harga tertinggi) antara dua lembah. Ini menunjukkan bahwa tekanan buyer telah mengambil alih dan ada peluang untuk masuk posisi buy.

Tips Untuk Trader Pemula

Ada satu tip yang sangat penting bagi trader pemula yang ingin menerapkan dengan mudah strategi tren following yang telah dibahas di atas. Saran tersebut terkait dengan pemilihan pasangan mata uang (pair) yang sedang mengalami tren yang kuat.

Jika Anda melihat dengan seksama, semua contoh dan strategi yang telah dijelaskan akan berfungsi optimal ketika diterapkan pada pasangan mata uang yang sedang mengalami tren yang kuat. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa tren yang kuat memiliki arah yang jelas, sehingga memberikan peluang yang lebih besar untuk menghasilkan keuntungan.

Baca Juga: Panduan Memilih Pair Trading untuk Pemula

Akhir Kata

Dalam artikel ini, kami telah membahas tujuh strategi trend following yang mudah untuk diterapkan dalam trading. Masing-masing strategi ini adalaht tren following dengan Bollinger Bands, Moving Average (MA), RSI, MACD, pola Head and Shoulders (H&S), pola Channel, serta Double Top/Bottom. Setiap strategi ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Dalam trading, tidak ada strategi yang dapat menjamin kesuksesan secara mutlak. Namun, dengan pemahaman yang baik tentang strategi-strategi ini dan penggunaannya dengan bijak, Anda dapat meningkatkan peluang keberhasilan dalam mengenali tren yang sedang berkembang dan memanfaatkannya untuk mengambil keputusan trading yang lebih baik.

Penting untuk diingat bahwa penggunaan strategi ini haruslah dilengkapi dengan manajemen risiko yang baik, termasuk menentukan level stop loss dan target keuntungan yang rasional, serta melakukan evaluasi secara teratur terhadap kinerja trading Anda.

Saat trend berlangsung, Anda juga bisa menggunakan strategi pullback untuk meningkatkan peluang trading. Seperti apa caranya? Simak selengkapnya di artikel berjudul 5 Strategi Pullback untuk Manfaatkan Peluang di Tengah Trend.

Terkait Lainnya
Gubernur BoJ Ueda: Penurunan Yen yang cepat dan sepihak berdampak negatif pada perekonomian, 7 jam lalu, #Forex Fundamental

GBP/USD rapuh jelang pengumuman kebijakan BoE, 7 jam lalu, #Forex Fundamental

Pound Sterling jatuh karena pemulihan dolar AS, ketidakpastian jelang keputusan kebijakan BoE, 7 jam lalu, #Forex Fundamental

USD/JPY melonjak ke dekat level 155.50 saat the Fed diprakirakan mempertahankan suku bunga kebijakannya, 7 jam lalu, #Forex Teknikal

PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) membukukan laba bersih sebesar Rp44.02 miliar periode Januari-Maret 2024, 14 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) mencatatkan penyusutan penjualan sebesar 11.25% YoY menjadi Rp365.38 miliar, 14 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) membagikan dividen tunai sebesar Rp572.04 miliar dari laba bersih tahun buku 2023, 14 jam lalu, #Saham Indonesia

PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mengemas laba tahun berjalan pada kuartal 1/2024 sebesar $16.4 juta atau naik sekitar 12.3%, 14 jam lalu, #Saham Indonesia


Forum Terkait

Rizal Fahlevi | 21 Jan 2012

bagaimana cara cepat belajar trend,,,, saya ber trading menggunakan indikator gabungan MA 100 Syn zig_zag tetapi selalu loss,,, pdhl katanya gabungan indikator itu yang bagus,,,, bagamana trading menggunakn robot,,, n bagaimana cara mendaptkn robot tuk ber trading mohon referensinya

Lihat Reply [34]

@ Ahmad:

Kalau Anda sedang melakukan analisa dengan menggunakan teori gelombang Elliot (Elliot wave) maka Anda harus percaya itu. Tetapi kalau Anda tidak menggunakan analisa gelombang dengan teori Elliot maka Anda tidak harus percaya teori itu, karena banyak juga trader yang tidak mau menggunakan teori gelombang Elliot dengan alasan pola pergerakan harga pasar adalah acak dan history does not repeat itself.

Teori-teori dalam trading kebenarannya relatif karena berhubungan dengan kemungkinan-kemungkinan, bukan kebenaran mutlak. Yang jelas semakin banyak sebuah teori digunakan, berarti semakin mendekati kebenaran seperti teori Fibonacci. Kalau Anda mengikuti analisa trader-trader top mereka selalu menyebut level Fibonacci tertentu sebagai acuan support atau resistance yang belum jelas atau belum pernah ada dalam history.

Setahu saya lebih banyak yang menggunakan teori Fibonacci dibandingkan teori Elliot, tetapi kalau Anda percaya teori gelombang Elliot maka Anda harus percaya juga pada teori Fibonacci, karena koreksi gelombang Elliot selalu mengacu pada level Fibo retracement dan batas level ekspansi gelombang mengacu pada level Fibo expansion.

M Singgih 1 Feb 2018

@ Muhammad Yusuf:

Pada time frame mana Anda akan entry, itu tergantung dari time frame yang Anda gunakan sebagai acuan. Yang penting diperhatikan adalah jika sinyal yang menunjukkan keadaan bullish (uptrend) atau bearish (downtrend) tersebut telah dikonfirmasi oleh price action dan atau indikator teknikal, maka kemungkinan kebenarannya besar, baik di time frame weekly atau daily.

Sinyal dari price action dan konfirmasi indikator itu sangat penting. Memang indikator itu lagging atau cenderung lambat responnya tetapi probabilitas kebenarannya besar apalagi di time frame tinggi. Oleh sebab itu sebagian besar analis selalu mengacu pada indikator teknikal dalam memberikan rekomendasi, dan karena faktor lagging itulah minimal dibutuhkan 2 indikator untuk konfirmasinya.
Untuk mengatasi kekurangan indikator yang lagging maka perlu dikombinasikan dengan price action sebagai leading indicator.

Jadi posisi apa yang akan Anda ambil sepenuhnya tergantung dari time frame acuan Anda, tentu saja nilai stop loss dan target profit untuk setiap time frame akan berbeda besarnya karena jarak resistance dan support setiap time frame berbeda.
Juga besarnya profit dan lamanya waktu untuk menunggu sampai target kena juga berbeda. Semakin tinggi time frame biasanya semakin besar profit yang diperoleh tetapi juga semakin lama waktu tunggunya.

Mengenai GBP/USD, dari chart daily tampak masih cenderung bullish, hanya sedang terjadi retracement. Dari indikator parabolic SAR dan harga yang masih diatas kurva sma 200 day, belum ada tanda arah trend akan berbalik. Kalau tembus level Fibo retracement 76.4% hingga support 1.3550, dan titik parabolic SAR pindah ke atas bar candle maka kemungkinan terjadi pembalikan arah trend.


Anda bisa memanfaatkan moment retracement tersebut dengan entry sell ketika ada sinyal rejection pin bar oleh level resistance Fibo 23.6% retracement dan harga yang menembus kurva middle bands indikator Bollinger Bands. Kalau di time frame weekly, hingga akhir minggu lalu belum ada sinyal yang jelas.

M Singgih 23 Feb 2018

Bung Rizal, Indikator hanyalah alat bantu uantuk memastikan kita dalam mengambil keputusan dalam melakukan open Trading. Dan ini kembali kepada diri kita sendiri apakah bisa menangkap peluang sinyal dari indikator tersebut. Tidak ada Indikator yang bisa 100 % Membawa profit. karena Indikator hanya sekedar alat bantu saja. Bisa saja indakator tersebut baik kata sebagian namun kurang pas menurut sebagain yang lainnya. Yang perlu di ingat, Indikator yang di digunakan tentu memiliki kelebihan sekaligus kekurangan tersendiri.

Untuk mengetahui trend secara mudah adalah dengan mengunakan Average market. Dengan Rumusan High + Low : 2 = Avarage market. Jika harga ada dibawah Average Market berarti harga ada kecendrungan Menurun. Jika harga ada di Atas Avarage market ada kecendrungan harga akan naik Naik. Dan Ini Berlaku di setiap Pasar.. jadi ketika anda masuk dipasar Asia bisa digunakan Rumusan tersebut. Demikianpun ketika anda memasuki pasar Eropa atau Amerika. Anda bisa memadukannya dengan Teori yang anda Gunakan seperti halnya penggunakan MA100 dan garis Zig Zag.

Mengenai Robot tidaklah berbeda. Robot dibuat dengan menggunakan indikator tertentu yang oleh si pembuatnya dibuatkan Sofwer atau script. Dalam penggunaan Robot sendiri perlu berhati hati. karena Robot sendiri adalah hanya sekedar alat bantu bukan segala galanya. Jika saja mendapati Upload hasil trading dari EA atau Robot tertentu, sebaiknya tidak terlalu terpesona. Karena bisa saja dimasa lalu EA memiliki kinerja yang bagus tapi belum tentu untuk yang akan datang. Banyak Robot yang diperjul belikan atau bahkan bisa mendapatkannya secara gratis. hanya saja jika Robot tersebut sudah berserakan di google maka perlu berhati hati. Bisa jadi Robot tersebut sudah tidak support dan mengalami exspired ( kadaluarsa ) dalam setingan.

bagaimanapun trading adalah ilmu dan seni mengatur uang untuk mendapatkan uang. sehebat apapun analisa dan EA yang digunakan, tapi anda kurang memperhatikan Money Manajemen maka hasilnya bukan keuntungan tapi malah kerugian. thanks

Basir 21 Jan 2012

Untuk Rizal Fahlevi,

“bagaimana cara cepat belajar trend…”

Silahkan baca :


“...saya ber trading menggunakan indikator gabungan MA 100 Syn zig_zag tetapi selalu loss...”

Silahkan baca :

“...pdhl katanya gabungan indikator itu yang bagus...”

Tidak ada metode ataupun strategi yang dapat menghasilkan tingkat akurasi sebesar 100%. Sehingga, semua strategi trading dari gabungan indikator manapun, sebenarnya bagus dan layak digunakan. Asalkan, Anda telah mengujinya terlebih dahulu. Pengujian sebuah strategi trading adalah hal yang harus dilakukan sebelum menggunakannya pada akun real. Selain untuk mengukur tingkat akurasi dari strategi tersebut, namun juga untuk mengetahui tingkat profitabilitasnya.

“...bagamana trading menggunakn robot…”

Trading menggunakan Expert Advisor (EA) tidak memerlukan strategi trading ataupun sistem trading layaknya trading manual. Anda cukup memilih robot trading yang ingin digunakan, lalu memasangnya pada chart trading. Setelah semua selesai terpasang, maka Anda cukup aktifkan saja fitur Automated Trading pada aplikasi Meta Trader. Kemudian biarkan robot trading tersebut bekerja untuk Anda.

“...n bagaimana cara mendaptkn robot tuk ber trading mohon referensinya”

Anda dapat menemukan robot trading di dalam forum-forum trading forex seperti MQL5 ataupun yang lainnya. Disana Anda akan menemukan kumpulan EA baik yang gratisan hingga yang berbayar. Atau Anda dapat mengunjungi laman ini untuk melihat beberapa EA pilihan kami.

Semoga bisa membantu.

Argo Gold Spotter 23 May 2019

@ wahyu setio budi:
Sebaiknya lakukan test pada strategi trading yang Anda gunakan, bisa dengan backtest atau forward test. Kalau backtest agak ribet bisa dengan forward test atau ditest pada kondisi pasar sekarang. Yang ditest adalah metode trading dan money management yang Anda gunakan. Forward test bisa dilakukan dengan cara trading pada account demo sebanyak kira-kira 50 hingga 100 trade pada satu pasangan mata uang tertentu.

Dari hasil test tersebut Anda akan mengetahui winning rate (W%) atau persentase profit dan losing rate (L%) atau persentase loss dari keseluruhan trade backtest tsb. Selain itu juga bisa diketahui besarnya profit rata-rata (Av W) dan besarnya loss rata-rata (Av L) (dalam satuan uang). Dari sini bisa dihitung angka harapan profit = (W% x Av W) - (L% x Av L) (dalam satuan uang). Risk Reward Ratio Dan Harapan Profit

Jika ternyata dari hasil test W% lebih kecil dari L%, atau angka harapan profitnya negatif maka Anda bisa memperbaiki metode trading atau money management-nya. Memang hasil test yang bagus tidak menjamin akan selalu profit, tetapi kemungkinan profitnya akan lebih besar dari hasil backtest yang kurang bagus. Tanpa melakukan test Anda tidak akan mengetahui kualitas strategi trading yang Anda gunakan terhadap pasangan mata uang yang sedang Anda tradingkan. Mungkin kalau ditest pada pasangan mata uang lain hasilnya akan berbeda.

Kalau hasilnya sudah profitable maka Anda bisa gunakan kembali strategi tersebut pada account riil, dan tidak harus dimonitor terus menerus. Waktu entry Anda tentukan stop loss dan target (take profit atau TP), setelah itu biarkan pasar merespon.

Mengenai stop loss, sebaiknya ditentukan secara obyektif berdasarkan kondisi pasar, tidak terlalu lebar atau terlalu sempit. Biasanya mengacu pada level resistance atau support, atau indikator seperti Bollinger Bands, atau dari price action.

M Singgih 16 Mar 2016

betul.. saat anda membuka MT4 lihat rangenya. High - Low. Jika rangenya sudah besar maka kemungkinannya lanjutkan trend atau reseval / pembalikan arah. Alat bantu bisa menggunakan Indikator Daily pivot.

Trade berdasarkan News biasanya harga :
harga sudah bergerak sebelum Data tersebut dirilis
harga bergerak saat data tersebut dirilis. atau
harga bergerak setelah data tersebut dirilis.

silahkan sesuikan dengan gaya trade anda

Thanks

Basir 3 Jul 2012

Untuk Mpi,

Range pergerakan yang kecil disebabkan karena volatilitas pasar sedang rendah. Karena rendahnya volatilitas, maka pergerakan harga yang dihasilkan juga akan sedikit. Dengan begitu, range pergerakan harga pun akan mengecil. Range pergerakan harga yang kecil itu biasanya disebut sebagai pergerakan konsolidatif. Pergerakan konsolidatif ini biasa disebut sebagai pasar yang sedang beristirahat setelah lelah berlari (trending). Sehingga ketika pergerakan konsolidatif, tidak ada bias tertentu yang bisa menyatakan apakah tren akan berlanjut atau akan berakhir.

Sementara jika range harga sudah membesar, berarti volatilitas pasar juga membesar. Pada saat volatilitas pasar menjadi besar inilah yang akan menjadi penentu arah pasar selanjutnya. Apakah akan melanjutkan tren sebelumnya? Atau akan terjadi reversal? Semua itu bisa terjadi ketika pasar dalam keadaan volatilitas tinggi. Sehingga tak selamanya ketika pasar sedang dalam keadaan volatilitas tinggi itu selalu menyebabkan harga untuk melanjutkan tren yang ada, atau justru terjadi pembalikan harga.

Semoga bisa membantu.

Argo Gold Spotter 7 May 2019

Besarnya volume dari aksi beli atau Jual dari para pemodal besar itulah yang mempengaruhi pergerakan harga. Kita tidak mengetahui secara pasti trend apa yang akan terjadi. hanya saja dalam MT4 ada beberapa teknikal yang bisa dijadikan alat bantu seperti salah satu contohnya Bolinger band anda bisa perhatikan

thanks

Basir 16 Apr 2012

@ mr fxto:

Untuk mengetahui pergerakan pasar sedang trending atau sideways, bisa diamati dari indikator ADX. Kalau ADX dibawah level 25, bisa dianggap pergerakan sedang sideways. Kalau ada peralihan dari level yang semula di bawah 25 kemudian bergerak ke atas level 25, berarti sedang akan ada trend.
Untuk keterangan yang lebih lengkap, silahkan baca: Cara Menggunakan Indikator ADX untuk Mengetahui Kekuatan Trend

M Singgih 6 Jul 2019

silhakan dilihat

Garis kuning yang sebagai acuan melakukan BUY / SELL , setelah memperhatikan High dan Low yang sama. Istilah ini bisa di sebut Botom Up / Top Down

Thanks

Basir 23 Aug 2013

@Mohamad hakimi: Mengetahui trend berubah dari trend naik (uptrend) menjadi trend turun turun (downtrend) atau dari turun menjadi naik bisa menggunakan beberapa cara:

1. Price Action

Pada price action, apabila trend naik maka terbentuk Top dan Bottom yang lebih tinggi dari Top dan Bottom sebelumnya. Trend naik berubah menjadi trend turun apabila harga berhasil menembus Bottom terakhir dan membentuk Top baru yang lebih rendah.

Sebaliknya trend turun berubah menjadi trend naik apabila harga berhasil menembus Top terakhir dan membentuk Bottom baru yang lebih tinggi. Pemicu terjadinya trend juga bisa diidentifikasi dengan pola-pola candlestick tertentu. Contohnya, pola Bearish Engulfing dan Shooting Star biasanya terjadi sebelum kemunculan downtrend.

2. Indikator MA

Trader dapat mengenali perubahan tren forex dengan melihat posisi relatif garis Moving Average terhadap grafik harga. Aturannya: Apabila harga sekarang berada di bawah garis Moving Average, berarti tren Bearish (harga cenderung menurun). Apabila harga sekarang berada di atas garis Moving Average, berarti tren Bullish (harga cenderung naik). Gambaran mengenai ini nampak pada screenshot berikut yang menunjukkan MA-100 Day pada grafik pasangan mata uang EUR/USD.

Nampak pada gambar di atas bahwa perubahan tren forex dari Bullish menjadi Bearish bertepatan dengan ketika grafik harga menembus garis MA-100 Day dari atas ke bawah. Tampilan nyata inilah yang menjadi alasan mengapa indikator Moving Average disebut sebagai detektor perubahan tren forex favorit.

Terima Kasih

Kiki R 7 Nov 2019

Untuk Ivan Chandra..

Jika dikelompokan, tren harga bisa dikelompokan menjadi jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Untuk jangka pendek, terkhusus para Scalper, bisa dideteksi dengan menggunakan TF pendek yaitu di TF M5 dengan bantuan Oscillator.

Demikian pun dengan menengah dan jangka panjang. Secara pribadi saya menggunakan indikator ini sebagai alat bantu analisa.

Namun demikian anda beberap indikator yang bisa menganalisa perubahan arah trend secara khusus.

Thanks

Basir 23 Jun 2017

@ Muhammad Yusuf:

- …. bagaimana cara membedakan trend mayor dan minor?

Jawaban:
Kebanyakan trader menganggap trend mayor adalah trend yang terjadi pada time frame tinggi yaitu time frame H4, daily dan weekly, sedang trend minor adalah trend pada time frame dibawah H4 (H1, M30 dst). Bisa saja arah trend pada tf tinggi (trend mayor) tidak sama dengan arah trend di tf rendah (trend minor) seperti ketika pergerakan harga pada tf tinggi sedang terjadi koreksi.
Trend minor yang berlawanan dengan trend mayor biasanya bersifat sementara, akan berbalik arah mengikuti arah trend mayor.

- … apa benar jika di tf dayly sedang uptrend lalu terkoreksi, berarti trend di H4nya sedang downtrend?

Jawaban:
Bisa saja terjadi demikian, tetapi untuk mengetahui kekuatan trend di H4 tersebut harus dikonfirmasi dengan indikator trend seperti ADX atau MACD.

- … apabila trend minor sudah menemukan suport resistance di TF yg lebih besar apakah ada kemungkinan trend reversal?

Jawaban:
Untuk memprediksi terjadinya bouncing (pemantulan atau pembalikan arah pergerakan harga) harus dikonfirmasi dengan price action dan indikator teknikal pada time frame dimana Anda trading.

M Singgih 29 Dec 2017

Untuk Winoto,

Karena trend bisa berubah-rubah dalam setiap hari. Untuk hal ini, ada baiknya tentukan dulu apakah Anda trading untuk jangka pendek, menengah atau jangka panjang. Setelah menentukan jangka waktu trading, maka Time Frame bisa di gunakan.

Jangka pendek M5 – H1
Jangka menengah H4 – D1-Weekly
Jangka panjang H4 / D1, Weekly dan Monthly

Ada banyak indikator yang bisa mendukung untuk mengetahui/ menganalisa tren yang akan terjadi dengan menggabungkan dengan Time Frame yang digunakan.

Bisa dengan :
Price action
Pola Candle
Moving Average
Posisi High Low
Elliot Wave

Atau dengan yang lainnya.
Terima Kasih.

Basir 24 Apr 2018

Untuk Slamet Hari Santosa,

Mungkin saja. Bukan hanya karena faktor teknikal (trending) saja, pergerakan massive seperti itu juga bisa terjadi disaat peristiwa penting terjadi. Contoh yang paling nyata adalah disaat peristiwa Bom SnB yang terjadi pada tahun 2015 silam. Peristiwa tersebut membuat pair USD/CHF telah bergerak sebanyak lebih dari 2000 pips hanya dalam satu hari perdagangan! Perhatikan chart berikut.


Contoh lain yang terkini datang dari mata uang JPY. Volatilitas perdagangan JPY mendadak meningkat disebabkan para spekulan disaat Jepang masih dalam suasana liburan awal tahun kemarin. Pergerakan tersebut telah menyebabkan JPY bergerak sekitar 500 pips hanya dalam satu jam perdagangan! Perhatikan chart berikut.

Argo Gold Spotter 26 Mar 2019

Untuk Ibnu M,

Ada beberapa pola candlestick yang digunakan sebagai konfirmator dari sebuah trend yang berlangsung (trend continuation). Namun yang paling sering muncul dan yang sering dijadikan acuan akan adanya trend continuation adalah pola bearish/bullish engulfing dan three white soldier (bullish) atau three black crows (bearish).

Argo Gold Spotter 12 Jan 2022

Gan, saya masih kesulitan menentukan arah trend harga. Mohon bantuannya.

Juga, indikator apa yang agan biasanya pake? Saya masih bingung indikator apa yang Bagus. Mohon bantuannya. Makasih :)
Ivan Chandra 22 Jun 2017

master,misal trading dg news waktu itu range harga masih kecil,berarti masih ada kelanjutan trend y,,trs klo range udah besar kemungkinan ada pembalikan trend???

Mpi 3 Jul 2012

Jenis candlestick apa ya yang paling bagus untuk deteksi trend bullish atau bearish?

Ibnu M 11 Jan 2022

Mungkinkah pergerakan harga sampai 2000 points - 3000 points saat market sedang trending? Apakah anda pernah melihat yang lebih besar suhu? Mohon info

Slamet Hari Santosa 26 Mar 2019

untuk mengetahui terjadinya trend sebaiknya pakai rentang waktu berapa? 1 jam 4 jam atau 1minggu

Winoto 21 Apr 2018

malam master....mau nanya nih apakah dalam suatu trend selalu terbentuk 5 gelombang dan 3 gelombang koreksi dan didalam 1 gelombang utama terdapat 5 gelombang minor dan 3 gel koreksi minornya jg? mks

Ahmad 27 Jan 2018

Baghaimana nak kenal pasti sesuatu downtrend atau up trend berubah sell atau buy??

Mohamad Hakimi 23 Aug 2013

saya stres nih,apa sih yang mempengaruhi pergerakan naik turunya harga mata uang yang terlihat di platform,apakah satu orang saja saya sendiri misalnya,bisa mempengaruhi trend tersebut?,saya sering mengalami begitu open posisi/masuk pasar, tiba tiba trend bergerak extrim berlawanan dengan keinginan saya,padahal sebelumnya fluktuasinya datar tenaaang terus,jangan jangan saya sedang bertanding dengan program robot yang super canggih di negara luar sana,yang pergerakanya tergantung dari jumlah trader yang masuk posisi dan jumlah uang yang di tradingkan. sering jiga saya pasang stop los menurut saya sudah sangat lebar,tapi anehnya harga begitu cepat menyentuh SL saya lalu berbalik arah dan diam,seolah olah dia tau apa yang dia lakukan untuk menyedot uang saya.trims

Wahyu Setio Budi 15 Mar 2016

Izin bertanya coach yang sudah melatih saya lewat forum ini, bagaimana cara membedakan trend mayor dan minor? apa benar jika di tf dayly sedang uptrend lalu terkoreksi, berarti trend di H4nya sedang downtrend?

apabila trend minor sudah menemukan suport resistance di TF yg lebih besar apakah ada kemungkinan trend reversal?

Muhammad Yusuf 25 Dec 2017

Izin bertanya coach, berikut saya lampirkan screenshot kondisi pasar GBPUSD Weekly dan Daily saat ini.



Di TF Weekly jelas terlihat UPTREND ditandai serangkaian pola HH dan HL-nya

Namun, di TF Daily-nya terlihat indikasi awal perubahan arah trend yaitu LH dan LL dalam UPTREND sebelumnya. Daily juga merupakan TF besar yang dijadikan rujukan trend major oleh kebanyakan trader. Apa saya harus mengambil arah trend jangka panjang di weeklynya yaitu UPTREND, atau Downtrend di Dailynya? Terima kasih master.

Muhammad Yusuf 20 Feb 2018

Berdasarkan info yang saya dapatkan, salah satu indikator yang bisa digunakan untuk deteksi trend adalah ADX. Bagaimana cara mengetahui kekuatan trend dengan indikator ADX?

Marlo 15 Jul 2022

@Marlo: Bagaimana cara mengetahui kekuatan trend dengan indikator ADX?

Semakin tinggi nilai ADX, semakin kuat trend yang sedang terjadi. Sebaliknya, semakin rendah nilai ADX, semakin lemah trend yang sedang terjadi.

Angka 20 dan 40 sebagai penanda perubahan kekuatan trend. Selain itu, ada juga yang menggunakan nilai ADX 25 (bukan 20) sebagai tanda trend kuat.

Perhatikan tabel hubungan antara nilai ADX dan kekuatan trend di bawah ini.

Nilai ADX Kondisi Trend Semakin Naik Trend Menguat Semakin Turun Trend Melemah Di bawah 20 Trend Lemah Di antara 20-40 Trend Kuat Di atas 40 Sangat kuat/ekstrim

Angka ADX yang rendah bisa juga menunjukkan tanda akumulasi atau distribusi. Ketika nilai ADX berada di bawah 25 atau 20, market masuk dalam kondisi sideways atau akumulasi dan hal ini dapat dengan mudah terlihat pada market yang bolak-balik pada range harga tertentu.

Harga naik ke atas untuk menguji resisten dan turun ke bawah untuk menguji support. Pada akhirnya, kondisi sideways akhirnya break dan angka ADX mulai naik, sehingga kondisi market menjadi trending.

Arah garis ADX juga menjadi hal yang penting dalam membaca kekuatan trend. Ketika angka ADX semakin tinggi, tandanya trend sedang menguat dan harga bergerak searah dengan trend. Ketika angka ADX semakin rendah, kekuatan trend mulai melemah dan harga masuk ke koreksi atau konsolidasi.

Salah satu kesalahpahaman yang sering terjadi adalah bahwa penurunan garis ADX berarti arah trend berubah. Hal ini tidak benar karena angka ADX yang turun hanya berarti kekuatan sedang melemah, tapi tidak menunjukkan bawah trend berubah. Hal ini penting agar kita tidak terjebak kesalahan entry yang menganggap trend sudah berubah, padahal ternyata harga hanya mengalami koreksi/konsolidasi.

Kiki R 16 Jul 2022

master, gimana cara untuk mengetahui market yang sedang mau ada trend?

Mr Fxto 16 Apr 2012

Saya setuju sekali karena dalam trading terkadang profit dan terkadang loss soalnya pasarnya sangat fluktuatif. Saya sendiri juga pemula, dan saya belum mau terjun langsung ke dunia trading bila dasar-dasar trading saya masih kurang.

Saya juga masih melatih analisa saya dalam pergerakan harga di dunia forex dan juga berusaha mengerti bagaimana signal dan indikator di candlestick itu seperti apa.

Saya berterima kasih sekali pak/bu @basir telah mengingatkan pembaca, penanya, dan saya sendiri bahwa segala hitungan dan indikator merupakan salah satu saja dari seni di dunia trading!

Andi 22 Oct 2022

Biasanya trend pasar naik atau turun adakah penyebabnya dan bagaimana cara kita mengidentifikasi kapan pasar akan mengalami trend naik dan trend turun?

Dan apakah setiap pembukaan pasar akan selalu mengalami trend baik naik maupun turun?

Juan 15 Jan 2023

@ Ibnu M:

Mungkin maksudnya pola atau formasi candlestick apa yang memberi isyarat atau sinyal akan pergerakan bullish atau bearish. Dalam hal ini Anda harus paham price action yang terdiri dari formasi dan pola candlestick baik itu single candle, double candle maupun triple candle.

Untuk single candle, isyarat bullish bisa pada candle hammer, isyarat bearish bisa pada doji diujung uptrend. Untuk double candle, isyarat bullish bisa pada bullish engulfing candle, isyarat bearish bisa pada bearish engulfing candle. Untuk triple candle, isyarat bullish bisa pada pola morning star, dan isyarat bearish bisa pada pola evening star.

Meski demikian, sinyal dari formasi atau pola candlestick tsb harus dikonfirmasikan dengan indikator teknikal terutama indikator trend seperti moving average, parabolic SAR, ADX dan juga MACD untuk mengetahui validitasnya.

M Singgih 18 Jan 2023

Jawaban untuk Juan:

  • Biasanya trend pasar naik atau turun adakah penyebabnya dan bagaimana cara kita mengidentifikasi kapan pasar akan mengalami trend naik dan trend turun?

Penyebab harga di pasar forex naik dan turun adalah permintaan dan penawaran. Adanya aktifitas jual dan beli di market mempengaruhi harga.

Cara mengidentifikasi kapan pasar mengalami tren naik atau tren turun ada 2 cara yaitu menggunakan analisa teknikal atau analisa fundamental.

Kalau menggunakan analisa teknikal, patokan tren adalah melihat harga yang ada sebelumnya.

Asumsi trend dalam analisa teknikal adalah "tren akan terus berlanjut sampai terjadi perubahan arah (reversal)".

Jadi, kalau harga sedang tren naik, maka asumsi analisa teknikal harga akan terus naik.

Tren naik berubah jadi turun saat ada perubahan seperti terbentuk pola pembalikan atau adanya lower low (tren naik jadi tren turun) atau higher high (tren turun jadi tren naik)

Analisa fundamental menganalisis hubungan sebab akibat antara pergerakan mata uang terhadap keadaan ekonomi dan politik di suatu negara.

  • Dan apakah setiap pembukaan pasar akan selalu mengalami trend baik naik maupun turun?

Tidak selalu, bisa jadi harga mengalami sideways.

Dalam market forex, sebagian besar (70%) market bergerak sideways dan sisanya trending.

Jadi, jika berpatokan harga selalu berada dalam keadaan tren tidak cocok dengan realita market.

Kiki R 18 Jan 2023

@Marlo:

Pakai cheatsheet ini buat ngecek kekuatan tren pakai ADX. Print, tempel dekat monitor. Thank me later :)

Aida 18 Jan 2023
Gunawan | 30 May 2012

Salam Masta..mo minta bantuan ni master ane newbi pngn masang trendline di chart tp bingung nentuinnya pd saat itu trendnya apa start narik garisnya dr mana ama di TF mn aja..kasih contoh ya master maklum msh belajer.. terima kasih master..

Lihat Reply [22]

Untuk Muhamad Suhadi,

Agar object yang sudah digambar dapat terlihat di semua timeframe, maka Anda dapat mengaktifkan opsi “Show on all timeframes”. Untuk mengaktifkan opsi tersebut, klik kanan pada object (dalam hal ini adalah trendline), lalu pilih Trendline Properties untuk merubah preferensi object tersebut.


Pada tab Visualization, beri centang pada opsi “show on all timeframes”, lalu klik OK.


Dengan begitu, object yang sudah Anda buat akan selalu terlihat meskipun Anda sudah berganti timeframe. Semoga bisa membantu.

Argo Gold Spotter 1 Sep 2019

@ Bayu:

Trendline atau garis trend bisa ditarik pada semua time frame. Hanya saja trendline pada time frame yang tinggi lebih akurat sebagai acuan support dan resistance, dibandingkan dengan time frame yang lebih rendah.

M Singgih 6 May 2020

@Bayu
Semua time frame punya trend sendiri. Misalnya ketika kamu gunakan time frame M5 trend naik, sedangkan ketika kamu lihat time frame H1 trend malah turun. Artinya chart pair itu jika dilihat di time frame H1 atau dalam waktu 14 hari akan terlihat turun, saya biasa melihat chart sampai 14 hari karena chartnya saya perkecil, perkecil aja chartnya supaya jangkauannya jauh kebelakang.

Jika kamu gunakan M5 maka yg terlihat trend naik karena dalam 1 hari itu terjadi koreksi. Jika mau lihat arah trend misalnya di time frame H1 maka perkecil saja chartnya sampai yg terkecil, disitulah terlihat sebenarnya arah harga itu mau kemana. Jika kamu tidak perkecil maka yg terlihat hanya candle-candle.

Untuk melihat trend gunakan indikator SMA periode 200. Sedangkan untuk melihat arah trend gunakan time frame tinggi H1 sedangkan untuk entry gunakan time frame M1 atau M5. Ikuti aja konsep arah trend di TF H1 sama dengan TF M5 dan TF M1. Sebenarnya harga itu punya trend yg bisa dibaca, dengan mengikuti arah trend itu pasti profit.

Mursala Robbi 11 May 2020

Untuk Sodikhin K,

Garis trendline ataupun channel bekerja layaknay support dan resisten. Sehingga adalah normal jika harga bergerak keluar (menembus) garis trendline ataupun channel. Dengan keluarnya harga dari garis trendline atau channel, berarti mengindikasikan harga akan mulai terkoreksi atau bahkan memungkinkan untuk berubah trend. Oleh karena itu, ketika trendline atau channel telah tertembus, maka Anda dapat menggunakan strategi trading breakout.

Semoga bisa membantu.

Argo Gold Spotter 27 Mar 2019

Trend line terkait dengan pergerakan Harga sendiri. Trendline hanya lukisan atau coretan coretan area area perkiraan harga yang didasarkan High Low open close harga sebelumnya.








Tidak ada yang bisa memastikan bahwa harga bisa menembus area area tersebut.

Thanks

Basir 30 May 2012

@gunawan: penggunaan sistem trading dengan metode trendline biasanya menggunakan time frame besar seperti Daily ke atas. Time frame H1 ke bawah memiliki noise yang banyak, sehingga sangat berpengaruh terhadap winrate dan Risk/reward yang dihasilkan.

Contoh penggunaan trendline Daily.

Terdapat area sell berdasarkan trendline Daily yang ditarik dari dua Top sebelumnya. Entry sell dapat dilakukan di time frame H4 atau H1.

Kiki R 19 Sep 2019

@ Rs:
Trend line atau garis trend bisa dibuat pada semua time frame baik M1, M5, H1 atau daily. Semakin tinggi time frame maka akan semakin akurat garis trend tersebut. Cara membuat garis trend adalah dengan menghubungkan titik-titik lembah (bottom) yang berdekatan untuk uptrend, atau menghubungkan titik-titik puncak yang berdekatan untuk downtrend. Berikut contoh garis uptrend dan garis downtrend pada time frame M5 dan daily:


M Singgih 10 Nov 2015

Untuk Reddy..

Setelah membuat dan menarig garis trend line. Arahkan Mouse ke chart tersebut. Klik Kanan. Pilih Objects List. Pilih Edit. Pilih parameter. Hilangkan centangan pada Ray.

Anda bisa memperpanjang atau memperpendek trendline dengan klik centang atau menghilangkan centang pada Trendlind di kolom Objects.

Thanks.

Basir 6 Mar 2017

Gampangnya tinggal diklik aja garis trend, terus ada tanda kotak putih kecil di ujung itu bisa diklik 2x terus didrag... digeser ke kanan atau kekiri. dari situ garis trend bisa diperpanjang/diperpendek.

Akbar 7 Mar 2017
Terima kasih Pa / Bu atas informasinya.
Salam,
Reddy
Reddy 7 Mar 2017

@ Musya:

Untuk menarik garis trend, teorinya menghubungkan minimal 2 titik terendah yang saling berdekatan (untuk uptrend), atau menghubungkan minimal 2 titik tertinggi yang saling berdekatan (untuk downtrend). Tetapi dalam prakteknya, garis trend yang akurat harus disesuaikan dengan level-level support atau resistance.

Berikut contoh garis trend (untuk downtrend) pada AUD/USD H4 hari ini (21 November 2017), dengan time separator seperti yang Anda maksud:

Titik 1 dan 2 memang titik tertinggi yang saling berdekatan, tetapi jika Anda paksakan menarik garis downtrend dari titik 1 dan 2 maka akan tidak relevan dengan kondisi pergerakan harga saat ini karena titik 2 bukan support ataupun resistance yang signifikan. Tampak bahwa titik 3 adalah level resistance yang signifikan, sehingga Anda bisa menghubungkan titik 1 dimana ada level resistance yang signifikan dengan titik 3.

Jadi penarikan garis trend harus disesuaikan dengan level-level support atau resistance yang signifikan untuk menjamin validitasnya. Waktu penarikan dan time separator tidak berpengaruh, yang penting level-level support atau resistancenya.

M Singgih 21 Nov 2017

Selamat sore Pak Martin, mhn bantu dijelaskan. Sy scalper, biasa melihat tren di time frame kecil yg sy gunakan, mentok M15. Dlm hal ini sy perlu jg kah utk menarik trendline di TF besar pak, misalnya H4, D, atau bahkan W? Terima kasih

Pranata Satya 7 Oct 2020

@ Pranata Satya:

Untuk scalping pada time frame M15, menurut saya tidak perlu mengamati arah trend pada time frame yang lebih tinggi. Pada dasarnya trading dengan cara scalping (pada time frame rendah) adalah membuka posisi begitu ada sinyal dari price action yang dikonfirmasi oleh indikator teknikal, dan cepat keluar setelah profit. Jika ternyata salah posisi dan loss, cepat di-cut loss juga.

Jadi untuk scalping tidak harus menyesuaikan arah trend, cukup memanfaatkan volatilitas dari arah pergerakan harga yang ditunjukkan oleh price action.

M Singgih 8 Oct 2020

Garis tetap hilang

Hendro Tjahjono 15 Dec 2020

Untuk membuat trend line yg paling baik dengan candlestik M1 , M5 atau apa?

Rs 6 Nov 2015

Mau bertanya, untuk menarik garis trendline berapa periode ke belakang jika menggunakan TF h4?

jika saya menggunakan separator di h4, apakah utk menarik trendline mis.uptrend dr ttk terendah periode sblmnya ke priode berikutnya?
jd brp minggu kebelakang utk tf h4?

Musya 19 Nov 2017

Saya sudah coba trading pake strategi trendline dan channel, tapi kenapa harga malah menjebol garis trend atau garis channel yg saya buat. Parahnya lagi, mereka benar-benar keluar dari garis dan membentuk trend baru.

Sodikhin K. 27 Mar 2019

Saya sudah melukis garis trendline. Ketika pindah TF garis tsb hilang. Setelah kembali ke TF semula sewaktu sya melukis trendline tsb dan garisnya pun ttep hilang. Itu gimana ya pak? Mohon pncerahannya. Trims

Muhamad Suhadi 30 Aug 2019

Mohon maaf master, mau tanya. Apakah semua TF mempunyai trend line? Kalau kita mau menggambar trendline di tf 5 menit apakah kita juga harus menghubungkan titik2 tertinggi dan terendah? Padahal klw d tf rendah kan banyak titik2 tsb. Titik2 mana yg harus kita hubungkan untuk membuat trendline? Apakah titik2 berdasarkan candle terakhir? Terima kasih master

Bayu 4 May 2020

bagaimana cara mengedit garis tren / memotong supaya nggak keliahatan terlalu panjang

Reddy 4 Mar 2017

Apakah indikator zigzag itu juga bisa dikategorikan sbg trendline pak?

Dewi Nurinah 12 Sep 2022

Tidak, zig zag adalah indikator yang menghubungkan harga tertinggi dan harga terendah melalui garis tanpa melihat trend.

Kiki R 15 Sep 2022
Mustakim | 17 Jun 2012

Lagi lagi saya ngerepoti master.Gini master saya mau menannyakan tentang Strategi overlay chart(profit tanpa mikir)karena sifatnya adalah hedging korelasi,maka HARUS open 2 posisi (apabila korelasi positive order 1 buy 1 sell,apabila korelasi negative order 1 buy 1 buy) .yang saya tanyakan untuk korelasi positive itu yang dibuy atau yang disell itu yang yang lebih dekat atau yang lebih jauh dari posisi open ?

Lihat Reply [2]

Sepertinya ini sistem basket Trading dengan Trade menggunakan beberapa mata uang

Intinya dari simple trading method / Basket trading , tidak menggunakan indicator, hanya menggunakan demo account yang ditrade di awal minggu waktu broker baru buka sebagai pengganti indicator. Trade dilakukan dengan membuka 7 pair SELL (AUDUSD, NZDJPY, GBPCHF, EURUSD, EURCHF, CHFJPY, USDJPY) dan 7 pair BUY (USDCHF, EURGBP, NZDUSD, GBPUSD, EURJPY, AUDJPY. GBPJPY).

Kemudian, sort kolom profit (pada MT4) setelah account demo dibiarkan selama 1-2 hari. Account Demo / Demo Indicator akan menunjukkan 7 pair bagian atas yang positif dan 7 pair bagian bawah yang hasilnya negatif. Hal ini tidak menjadi masalah walaupun total profitnya negatif, karena hanya merupakan demo account.

Pair yang menempati posisi paling atas (nomor 1) dan pair yang menempati posisi paling bawah adalah pair yang bagus untuk di trade. Jika SELL pair ada di slot nomor 1, maka trade SELL pair tersebut, dan sebaliknya.
Jika SELL pair menempati slot nomor 14, maka trade BUY pair tersebut, dan sebaliknya.

Begitu juga dengan pair yang lompat dari posisi 7 teratas ke bagian posisi 7 terbawah. Jika pair SELL lompat dari atas ke bawah, maka trade BUY pair tersebut, dan berlaku sebaliknya. Jika pair SELL lompat dari bawah ke atas maka trade SELL pair tersebut, dan sebaliknya.

Untuk mempelajari Simple Trading Method cukup hanya menggunakan 2 demo account. Satu untuk dijadikan demo indicator (DI), satu lagi untuk membuka trade sesuai dengan sinyal dari DI. Sampai anda sudah mendapatkan hasil yang konstan dalam 3 bulan, dimana pengertian konstan adalah 7 dari 10 trade anda profit. Jika sudah bisa mendapatkan hasil yang konstan, anda dapat mengaplikasikannya ke live account. Hati-hati dan jangan terburu-buru untuk apply ke live account. Simple dapat profit, simple juga kehilangan uang jika terburu-buru dan ceroboh. Tapi tetap berharga untuk dipelajari.

Dengan money management yang dianjurkan, maka SL adalah 40 untuk setiap pair. Sehingga jika anda trade 14 pair, maka SL total kurang lebih 40x14=560 pip.

Konon banyak trader yang sering putus di metoda ini, termasuk saya pada awalnya, karena overtrading, pasang lot terlalu besar dibandingkan dengan equity yang dimiliki. But practice makes perfect. Gpp. Karena cuma demo account, bisa buka lagi yang baru.

Jadi berapa lot yang dianjurkan dibuka ? Dengan risk 5%, equity $300, maka $300 x 5% = $15. $15 adalah angka SL nya. Cara menghitung lot nya : SL $15 / 560 pip = 0.026 Lot. Kalau pecahan biasanya dibulatkan ke bawah, jadi 0.02. Dan adjust kembali SL nya menjadi 0.02 x 560 = $11.2 saja. Lebih aman.

Asumsi dengan risk 5% anda perlu mengalami mengenai SL sebanyak 20 x baru equitynya habis (tentu harus memperhitungkan margin nantinya).

reward nya tidak sebanding, dalam arti yang positif. Kalau SL nya 560 pip, sedangkan profitnya bisa mulai dari 200 pip sampai dengan 4.000 pip. Begitu maksudnya. Nggak sebanding kan ?

Kalau statistik nya rugi 3 x dan profit 7 kali, itu sudah bagus sekali performanya. Namanya trading, sekali-sekali wajar kalau rugi.
Mari kita lihat :
Trade 1 : -560 pip
Trade 2 : +1000 pip
Trade 3 : +2000 pip
Trade 4 : -560 pip
Trade 5 : +100 pip
Trade 6 : +1000 pip
Trade 7 : -560 pip
Trade 8 : +200 pip
Trade 9 : +500 pip
Trade 10 : +500 pip
Total ===== 3.600 pip

Meskipun rugi 6 x dan profit 4 kali, mungkin masih profit, atau BE (break event). O ya, kita coba selalu gunakan ukuran pip aja ya, karena kalau nominal $ nya tinggal tergantung lot yang dibuka, risk level yang dipakai, dan equity yang dimiliki.

strategi kedua,

yaitu basket 14 pair, setelah DI dibuka dengan 7 pair SELL dan 7 pair BUY, menurut Trader101, seperti memisahkan minyak dan air, dimana minyak akan berada dilapisan atas dan air akan berada dilapisan bawah. Dalam hal ini semua pair SELL akan berada diatas (posisi 1-7) dan semua pair BUY akan berada di dibawah (posisi 8-14). Jika posisi ideal ini tercapai, maka anda dapat membuka trade 14 pair SELL semua. Untuk awalnya target adalah 1.000 pip secara total. Tidak ada salahnya untuk membuka account demo ke 3, dengan mengambil posisi yang sama, tapi biarkan trade pada account demo ke 3 sampai hari Jumat, untuk mempelajari pergerakan dan korelasi antar 14 pair diatas.


System ini dapat menggunakan broker apa saja, selama mereka memiliki pasangan pair yang diperlukan. Walaupun platformnya bukan MT4, tidak menjadi masalah. DI dan account trading (baik demo maupun live, bahkan account demo ke 3) sebaiknya dari broker yang sama.

thanks

Basir 17 Jun 2012

@ Mustakim:

- yang saya tanyakan untuk korelasi positive itu yang dibuy atau yang disell itu yang yang lebih dekat atau yang lebih jauh dari posisi open ?

Maksudnya lebih dekat atau jauh dari posisi open? Bisa diberi contoh?

Untuk strategi seperti yang Anda maksud, order untuk kedua pair yang di-hedging tsb harus pada saat yang hampir bersamaan, berapapun harga pada saat itu. Misal pada saat yang hampir bersamaan Anda bisa buy EUR/USD dan sell GBP/USD. Tetapi cara ini tidak selalu profit, dan kalau tanpa analisa sama sekali, bisa dikatakan bersifat untung-untungan.

M Singgih 2 Oct 2019
Sammi Lk | 3 Dec 2014

apa saja analisa trading yg perlu dilakukan untuk menjadi countertrend trader???

Lihat Reply [21]

@ Arta:
Mungkin yang Anda maksud adalah sell di area resistance pada kondisi uptrend, dan buy di area support pada kondisi downtrend, seperti contoh berikut ini:



Kalau memang demikian maka cara trading Anda adalah ‘buy the dip, sell the rally’. Dalam hal ini Anda mengambil keuntungan pada saat koreksi atau retracement. Robot atau EA (Expert Advisor) untuk sistem trading tersebut bisa dibuat asal Anda tentukan kriteria level resistance dan support-nya dengan jelas.

M Singgih 26 Jul 2016

Counter memiliki arti "melawan". Melawan bisa diartikan sebagai membalas, menjawab, maupun membantah. Namun dari itu semua counter trend sering dimanfaatkan trader dalam menanggapi pembalikan market. Terlepas dari penyebab terjadinya pembalikan, biasanya trader yang sudah profesional dalam melakukan counter sangat menyukai sideway dengan ciri pending limit sebagai order.

Hedging, averaging, m singgihgale tampaknya akan menjadi analisa yang bisa dipakai bagi yang ingin melawan market.

Thanks.

Basir 3 Dec 2014

@Ratih Dewi:

Betul sekali bu, ada banyak sekali buku yang mereferensikan penggunaan strategi trading berbasis Trend Following jika dibandingkan dengan Countertrend. Hal ini juga diikuti dengan statistik umum bahwa strategi Trend Following ini juga lebih banyak digunakan secara umum pada kalangan trader jika dibandingkan dengan yang lain.

Namun, kalau mengenai pertanyaan apakah strategi berbasis Trend Following jauh lebih baik dari Countertrend itu masih banyak menjadi perdebatan. Secara umum kedua jenis strategi ini sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun kalau kita bicara statistik dan pengukuran dasar hasil performa trading, maka kira-kira hasilnya seperti berikut:

1. Winrate

Kalau menggunakan salah satu strategi paling simple di Trend Following yaitu Breakout Moving Average atau nilai High/Low maka rata-rata Winrate yang dihasilkan strategi tersebut hanya akan ada di kisaran 35-45%. Jauh berbeda dari strategi Countertrend paling sederhana seperti penggunaan Stochastics yang rata-rata menghasilkan Winrate di kisaran 55-65%.

2. Risk:Reward Ratio

Dari sisi perbandingan dari Risk:Reward Ratio-nya sendiri hasil yang didapatkan akan berbalik jika dibandingkan dengan Winrate. Rata-rata strategi trading yang menggunakan Countertrend hanya mencetak angka perbandingan di kisaran 0.7-1.5 Reward dari setiap 1 Risk yang digunakan. Jauh di atas itu, strategi sederhana Trend Following rata-rata mampu mencetak 2-5 Reward dari setiap 1 Risk yang digunakan.

*Catatan: Perlu diingat, data statistik di atas hanya hasil dari sebuah pengaplikasian strategi simpel dari Trend Following dan Countertrend. Hasil ini bisa lebih bervariatif bergantung dari tingkat kesulitan atau kompleksnya strategi yang digunakan.

Jadi mana yang lebih baik strategi berbasis Trend Following vs Countertrend? Kalau menurut hemat saya, keduanya sama baiknya jika dibandingkan dari sisi hasil statistik yang diperoleh menggunakan 2 parameter pengukuran di atas. Namun kalau bingung ingin memilih, saya sarankan untuk memilih sesuai dengan tipe kepribadian yang ibu miliki. Contohnya jika ibu percaya dengan konsep jual saat harga sedang tinggi, dan beli saat harga sedang rendah maka Countertrend tentunya akan jauh lebih cocok untuk ibu.

Kalau untuk trader professional sendiri biasanya akan menggabungkan kedua jenis strategi tersebut sebagai langkah diversifikasi portofolio yang mereka susun. Secara statistik sendiri, penggunan keduanya dalam waktu yang bersamaan akan menurunkan tingkat Drawdown dan menaikkan Net Profit yang dihasilkan strategi.

Terima kasih, semoga membantu.

Nur Salim 2 Feb 2022

@Sagita Muslimat:

Tentu saja bisa pak. Ada banyak sekali jenis strategi teknikal dengan memanfaatkan prinsip Countertrend pada time frame besar seperti H4 dan Daily. Namun umumnya strategi Counter ini berbasiskan Mean Reversion ataupun Divergensi dan sangat sulit dilakukan untuk jenis strategi Counter Fade In Move.

Contoh Mean Reversion yang paling terkenal dan banyak digunakan adalah penggunaan EMA periode 21 dan 8 dan dipadukan dengan pola Candlestick Reversal pada time frame Daily.

Singkatnya, posisi akan dibuka berlawanan dari arah Trend jika pola Candlestick Reversal sudah terbentuk dengan titik pengambilan keuntungan ada pada Moving Average.

Strategi Counter trend lain yang cukup populer adalah memanfaatkan terbentuknya Divergence pada Oscillator seperti RSI, MACD, Stoch sebagai dasar penbukaan posisi.

Kedua jenis strategi ini sangat banyak digunakan baik dari trader retail ataupun professional dan telah banyak diajarkan di berbagai buku ataupun artikel di internet. Namun, selalu ingat untuk terlebih dahulu melakukan pengujian Backtest dan Forward Test sebelum menggunakan strategi ini secara langsung.

Terima kasih, semoga bisa sedikit membantu.

Nur Salim 22 Apr 2022

apakah menerapkan analisa counter trend pada time frame h4 bahkan daily bisa profitable? terima kasih

Sagita Muslimat 21 Apr 2022

Di banyak buku atau artikel trading selalu dijelaskan kalau selalulah trading dengan mengikuti trend yang ada. Apakah ini brarti strategi follow trend pasti lebih baik dari countertrend?

Ratih Dewi 2 Feb 2022

Saya punya gaya trading sendiri ketika buka posisi berlawanan dengan tren. di garis resisten dan support mendalam, dengan tp beberapa point. Bisa dibilang melawan trend.
Alhasil profit lumayan juga. Setahu anda trading seperti ini mengarah sistem trading apa ia.... Scalperkah atau yang lain atau adakah sistem robot yang seperti ini.....?

Arta 22 Jul 2016

Saran pair yang bagus untuk strategi counter trend bang? Selain forex juga gpp...makasih

Pamungkas 6 Sep 2022

@Pamungkas: Sebaiknya gunakan strategi counter trend pada pair forex. Alasannya, karena pergerakan forex lebih banyak sideways daripada instrumen lainnya seperti saham, futures, dst.

Untuk counter trend, sebaiknya gunakan major pair karena spread lebih kecil dan pergerakan juga tidak terlalu besar.

Anda bisa mengatur risiko dengan lebih presisi jika menggunakan major pair.

Major pair ini seperti EURUSD, GBPUSD, USDJPY, dst.

Kiki R 7 Sep 2022

Apakah counter trend berisiko bila digunakan pada market sideways? Bagaimana cara menerapkan counter trend pada trend sideways?

Basuki Rahmat 19 Sep 2022

"Apakah counter trend berisiko bila digunakan pada market sideways?"

Ya, karena ketika tren di time frame yang lebih besar berlanjut, maka posisi Anda bisa terkena floating yang besar.

"Bagaimana cara menerapkan counter trend pada trend sideways?"

Cara menerapkan counter tren pada keadaan market sideways adalah entry pada level support/resisten ujung bukan pada tengah area sideways/ranging.

Sebagai contoh, pair EUR/USD sedang sideways/ranging di harga 1.1100 sampai 1.1200 dan pada time frame yang lebih tinggi arah tren turun.

Artinya ketika Anda entry buy, pada dasarnya Anda sedang counter tren.

Cara entry buy adalah masuk pada level support ujung yaiut 1.1100. Jangan masuk buy di tengah area ranging seperti 1.1150.

Kalaupun support 1.1100 break, artinya harga melanjutkan tren turun.

Kiki R 20 Sep 2022

@Basuki Rahmat:

Secara umum strategi trading berbasis counter trend sangat berisiko. Tidak peduli jenis marketnya baik Sideways maupun trending semuanya tetap berisiko. Berbeda dengan Trend Following yang bisa bertahan lama saat posisi dalam keadaan profit, dalam Counter Trend justru posisi yang sedang mengalami kerugian dapat terbuka dengan waktu yang lama. Ungkapan simpelnya, jika dalam Trend Following terdapat kemungkinan untuk memperoleh keuntungan tanpa batas, maka pada Counter Trend terdapat kemungkinan memperoleh kerugian tanpa batas.

Perbedaan antara masuk saat Sideways dan Trending ada pada Win Rate yang akan dihasilkan pada strategi Counter Trend tersebut. Dalam market Sideways, Win Rate yang dihasilkan akan sedikit lebih besar dibandingkan masuk saat market sedang trending.

Strategi yang paling cukup terkenal adalah dengan memanfaatkan Bollinger Bands. Saat kondisi sedang Sideways, ketiga garis pembentuk Bollinger Bands akan berada dalam keadaan sejajar satu sama lain. Dalam keadaan ini, saat harga berhasil ditutup di atas Top BB yang menandakan bahwa terdapat Momentum ke atas, Anda bisa masuk dengan membuka posisi berlawanan arah (Sell). Begitupula sebaliknya, saat harga ditutup di bawah Low BB (momentum ke bawah), Anda bisa membuka posisi Sell.

Nur Salim 16 Jan 2023

Saat trading melawan trend dan berjalan sesuai keinginan, apakah posisi terus ditahan hingga terbentuk trend baru lagi?

Novita Sari 25 Jan 2023

Jawaban untuk Novita Sari:

Tidak. Market forex bergerak seperti faktal dan saat ada reversal di suatu TF, belum tentu reversal di TF yang lain.

Contoh, Anda entry sell melawan tren di TF H1 dan berhasil sehingga Anda sedang floating profit.

Harga turun belum tentu tren di Daily berubah, bisa jadi tren turun di H1 tersebut adalah koreksi dari tren naik Daily.

Jadi, saat trading melawan tren lebih baik dipertimbangkan penggunakan SL dan TP yang tepat.

Kiki R 27 Jan 2023

Pamungkas:

Nggak sependapat deh dengan bank Kiki. Counter trend malah sebaiknya dalam saham. Justru strategi counter trend itu dulu asalnya dari saham, trus baru nyebar ke yang lain-lain.

Hanya saja, counter trend saham itu mesti menggabungkan teknikal dan fundamental. Harus ngerti kriteria saham yang harga pasar dan valuasi murah.

Belajarnya susah & lama. Tapi kalau udah bisa, itu nantinya kayak Warren Buffet, bisa borong saham murah dan langsung cuan melimpah pas harganya naik.

Kalau counter trend forex itu riskan bgt. Biasanya trader pakai divergent RSI atau stochastic, bisa pair apa aja. Tapi berdasar pengalaman sih nggak begitu akurat. atau mungkin aku aja yang ngga bisa...

Sofiyan 20 Feb 2023

Novita Sari:

Ada kata pepatah, "cut your losses short, and let your profits run". Artinya apa? Kalau loss, buruan di-cut setelah sampai SL. Kalau profit, biarkan jalan terus.

Biar profit jalan terus sampai kapan? Nah, ada beberapa pendapat diantara trader:

  • Pertama: Tetap eksekusi TP sesuai rencana awal.
  • Kedua: Nggak pakai TP, tapi close posisi sesuai perkembangan pasar. Pantau indikator teknikal/pattern harga yang dipakai acuan open posisi sebelumnya, lalu baru close posisi setelah sinyal tadi mengalami kelelahan (exhaustion).
  • Ketiga: Nggak pakai TP, tapi pakai close posisi parsial secara manual. Saat sudah sampai TP, langsung close posisi pada sebagian lot. Sebagian sisanya dibiarkan jalan terus sampai tren-nya selesai.
  • Keempat: Nggak pakai TP & SL, tapi pakai Trailing Stop.

Mana yang lebih baik? Nah, keputusannya bisa beda-beda untuk tiap orang. Coba demo dulu kalau ragu-ragu, baru terapkan riil kalau sudah mahir.

Aisha 27 Feb 2023

Perihal resiko yang bakal terjadi saat menggunakan stratetegi counter trend ini apakah akan lebih besar dripada follow the trend? Kalau tidak salah, saya pernah membaca di beberapa forum trading dmana kebanyakan pembahasan trading adalh mngikuti trend krna kita sebagai trader ga mngkn melawan arus dari pasar itu sendiri. (mohon dijawab master, apakah pernyataan itu benar).

Kmudian klu counter trend itu apakah coock untuk pemula,? dan dari segi potensi profit, mana yg mnkn memberikan kemungkinan profit yg lbh besar? Mohon penjelasannya, terima kasih bnyk!

Rendra 7 May 2023

Jawaban untuk Sagita Muslimat:

Bisa., trading counter trend pada time frame H4 atau daily bisa menjadi strategi yang menguntungkan, tetapi juga dapat lebih menantang daripada mengikuti arah tren utama. Di bawah ini adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

  • Keakuratan Analisis: Trading counter trend membutuhkan keterampilan yang baik dalam mengidentifikasi titik balik atau pembalikan harga. Anda perlu menguasai pola pembalikan harga seperti pola candlestick, divergensi, atau pola grafik lainnya. Pastikan Anda melakukan analisis yang cermat dan validasi sinyal dengan indikator teknis atau alat analisis lainnya.
  • Peluang dan Risiko: Trading counter trend dapat memberikan peluang yang menarik saat harga memantul dari level support atau resistance signifikan. Namun, Anda perlu menyadari bahwa ada risiko yang lebih tinggi terkait dengan trading melawan arah tren utama. Pastikan Anda memiliki manajemen risiko yang baik dan menggunakan stop loss untuk melindungi modal Anda.
  • Konfirmasi Sinyal: Penting untuk mencari konfirmasi tambahan sebelum memasuki market. Konfirmasi ini dapat membantu meningkatkan keakuratan sinyal Anda.
  • Kecepatan dan Kesabaran: Trading counter trend pada time frame H4 atau daily mungkin membutuhkan kesabaran ekstra karena pembalikan harga mungkin memakan waktu lebih lama untuk terjadi. Anda mungkin perlu menunggu setup yang lebih jelas dan terkonfirmasi sebelum memasuki perdagangan.
Kiki R 22 May 2023

@ Rendra:

- Perihal resiko yang bakal terjadi saat menggunakan stratetegi counter trend ini apakah akan lebih besar dripada follow the trend?

Tidak. Entry akan berisiko salah jika tidak berdasarkan sinyal. Biasanya trader melihat sinyal dari terbentuknya price action. Jika ada sinyal yang valid, counter trend maupun follow trend peluangnya sama.


- Kalau tidak salah, saya pernah membaca di beberapa forum trading dmana kebanyakan pembahasan trading

adalh mngikuti trend krna kita sebagai trader ga mngkn melawan arus dari pasar itu sendiri. (mohon dijawab master, apakah pernyataan itu benar).

Untuk trader jangka menengah panjang, kebanyakan memang follow trend. Tetapi untuk trader jangka pendek dan scalper, tidak harus selalu mengikuti trend. Ketika terjadi koreksi bisa saja entry asalkan ada sinyal yang valid.


- Kmudian klu counter trend itu apakah coock untuk pemula,? dan dari segi potensi profit, mana yg mnkn memberikan kemungkinan profit yg lbh besar?

Bisa saja trader pemula menggunakan cara counter trend jika trading di time frame rendah. Mengenai peluang profit itu tergantung dari sistem trading yang digunakan, apakah punya win rate yang profitable (di atas 50%) atau tidak. Sistem trading terdiri dari metode entry dan exit, strategi entry dan money management.

M Singgih 22 May 2023

Rendra:

Secara umum, memang benar bahwa Counter Trend resikonya jauh lebih besar daripada Follow Trend. Alasan utamanya tentu saja karena tidak ada yang tahu kapan trend tersebut akan benar-benar berakhir atau berbalik. Sehingga jika tidak digunakan pengaman seperti Stop Loss, maka posisi bisa terseret hingga kerugian tanpa batas.

Banyaknya buku maupun artikel yang merekomendasikan Follow Trend tentu saja karena metode tersebut dianggap yang paling aman untuk digunakan terutama pemula. Selain itu metode ini juga dapat digunakan pada hampir semua instrumen pasar serta dapat digunakan baik time frame kecil maupun besar.

Untuk pemula sendiri, saya pribadi merasa Counter Trend kurang cocok. Alasan utamanya karena sinyal Counter Trend biasanya tidak sesimpel sinyal yang dihasilkan oleh Follow Trend, sehingga dibutuhkan tingkat disiplin dan kesabaran yang tinggi. Padahal disiplin dan kesabaran inilah yang justru biasanya kurang dan tidak ada pada pemula.

Mengenai potensi profit sendiri harus diukur berdasarkan patokan tertentu. Apakah itu sekedar dari Net Profit saja, atau dari Net Profit / Drawdown, atau dari Average Profit per Trade. Umumnya jika menggunakan patokan Net Profit Per Drawdrown maka Trend Following masih unggul jika dibandingkan dengan Counter.

Nur Salim 4 Jun 2023

Jawaban untuk Rendra: Pernyataan tersebut benar dan memang sebaiknya kita trading mengikuti trend (follow the trend).

Alasannya karena strategi follow the trend menawarkan rasio risk/reward yang lebih bagus daripada strategi counter trend. Apalagi untuk pemula disarankan menggunakan follow the trend, nanti setelah mulai mahir baru menggunakan counter trend.

Kiki R 9 Jun 2023
Jerry P90 | 24 Jan 2019

Bagaimana cara membaca suatu trend secara keseluruhan? Saat di zoom in dan zoom out, trend terbentuk bagai gunung2 yg banyak jumlahnya.

Lihat Reply [28]

Jika anda menggunakan M15, maka 1 candle bergerak selama 15 menit. Untuk hal ini anda perlu perhatikan juga TF selan jut. Jika kita menggunakan TF M15, maka seteh 15 menit candle akan close dan candle bergerak. Namun saat kita lihat H1 candle belum close karena masih ada kekuatan buyer / sell dalam beberapa menit kedepan ( dalam 1 jam ). Ketika kita Open di M15 perhatikan pula M30, H1 , H4 . Ketika anda menggunakan TF m15 maka sebaiknya Open di awal menit jangan di pertengahan menit. jika kita open di H1 maka sebaiknya diawal awal jangan di pertengahan jam. semisal sekarang jam 5. maka open yang bagus di h1 adalaj jam 5 :00 atau yang mendekati 05:03. jangan di pertengahan semisal 05: 30 atau 05: 4O. jika menggunakan M30 sebaiknya open di 5:30 an. dan anda bisa melihat H1 dan H4 sebagai konfirmasi perkiraan di 1 dan 4 jam kedepan.

thanks

Basir 20 Apr 2020

Untuk Dhika,

Anda dapat menggunakan timeframe berapapun untuk memperkirakan pergerakan selanjutnya. Jika Anda ingin mendapatkan gambaran pergerakan selanjutnya untuk jangka waktu pendek, Anda dapat menggunakan timeframe yang kecil. Begitu pula jika Anda ingin mendapatkan gambaran pergerakan selanjutnya untuk jangka waktu yang panjang, maka gunakanlah timeframe yang besar.

Anda dapat memilih menggunakan timeframe yang sesuai dengan strategi dan gaya trading milik Anda. Jika Anda mengalami kesulitan menganalisa pasar dengan menggunakan candlestick, maka Anda bisa mencoba jenis chart lain yang lebih mudah seperti line chart, heikin ashi, renko chart, dll.

Semoga bisa membantu.

Argo Gold Spotter 24 Jul 2020

Untuk Jerry P90,

Mengamati tren secara keseluruhan dapat menggunakan bantuan dari indikator teknikal maupun mengamati pola-pola harga (price action).

Jika menggunakan indikator teknikal, indikator seperti ADX dan Moving Average adalah indikator yang umumnya digunakan untuk mengetahui tren yang sedang berlangsung.

Tren juga dapat dideteksi dari pengamatan price action. Suatu uptrend dapat dengan mudah diketahui jika susunan candlestick selalu menunjukkan lembah yang meninggi (higher low). Sedangkan untuk downtrend, puncak yang semakin rendah (lower high) adalah ciri khas dari downtrend itu sendiri. Anda dapat dengan mudah mengidentifikasi trend tersebut dengan cara melakukan zoom-out lalu menarik chart kebelakang. Sedangkan untuk terbentuknya puncak (bagai gunung-gunung) pada chart adalah penggambaran dari teori Elliot Wave, dimana wave tersebut merupakan bagian dari trend yang ada dan dapat sebagai indikasi awal pembalikan trend (reversal).

Semoga bisa membantu.

Argo Gold Spotter 24 Jan 2019

@Syaiful Ansor: Tidak bisa dipastikan 100% namun ada ciri-ciri apabila trend akan berakhir. Dari segi price action, berikut ini ciri-ciri trend akan berakhir:

1. Pullback (pergerakan harga yang melawan trend) semakin panjang

2. Impuls makin pendek

3. Harga mulai sideways/ranging pada suatu range tertentu

Harga kemungkinan besar sudah balik apabila terbentuk lower low baru setelah trend naik. Sebaliknya, pada trend turun terbentuk higher high yang baru.

Kiki R 17 Mar 2022

@Sulaeman Iman: Berdasarkan teori Dow:

  • Primary trend (major trend) pada suatu pasar (market) bisa lebih dari satu tahun atau bahkan bcberapa tahun.
  • Secondary trend yang terjadi akibat koreksi sesaat, dianggap penurunan wajar atau sementara pada primary trend, dan mempunyai batasan waktu antara tiga minggu sampai dengan tiga bulan.
  • Sedangkan minor trend yang memiliki batasan waktu terpendek, umumnya berlangsung kurang dari tiga minggu. Minor trend ini merupakan fluktuasi harga yang terjadi dalam secondary trend.

Jadi dalam teori Dow, perbedaan dari ketiganya adalah berdasarkan waktunya.

Kiki R 30 Apr 2022

@Aji Bramasta: Cara paling mudahnya adalah melihat harga tertinggi (high) dan harga terendah (low) yang terakhir terbentuk.

Trend naik yang berubah menjadi turun ditandai dengan adanya lower low dan lower high yang baru terbentuk.

Sedangkan trend turun yang berubah menjadi trend naik ditandai dengan adanya higher high dan higher low yang baru terbentuk.

Namun, ada banyak cara lain untuk mengidentifikasi perubahan trend. Berikut beberapa caranya:

1. Break garis trendline bawah pada trend naik atau break garis trendline atas pada trend turun.

2. Terjadi persilangan garis MA periode kecil terhadap MA periode besar

3. Terbentuk pola grafik pembalikan yang valid seperti double top/bottom atau Head and shoulders

Kiki R 11 May 2022

@Kiki R: "2. Terjadi persilangan garis MA periode kecil terhadap MA periode besar"

Periode berapa saja yang dipakai (untuk periode kecil dan besar)? Dan time frame berapa yang bisa saya pakai? Adakah cara mengantisipasi false signal yang mungkin terjadi dari persilangan kedua garis MA tersebut?

Aji Bramasta 20 May 2022

saya pemula, master bisa dijelaskan apa itu trend mayor dan trend minor dalam trading? Terima kasih

Ai Kusmanah 23 May 2022

@Ai Kusmanah: Pada dasarnya, teori mengenai pembagian trend mengacu pada teori Dow.

Salah satu poin dalam 6 poin teori Dow adalah bahwa market terdiri dari 3 pergerakan yaitu primary movement, secondary movement, dan minor movement.

Primary movement inilah yang disebut major trend dan minor movement adalah minor trend.

Tren Jangka Panjang/Major Trend (Primary Movement)

Tren jangka panjang biasanya timeframe dari pergerakannya adalah beberapa bulan sampai 1 tahun. Dalam forex, anda dapat melihatnya lewat chart dengan TF Weekly atau Monthly.

Tren Jangka Menengah (Secondary Movement)

Gerakan yang melawan tren jangka panjang atau biasa disebut sebagai koreksi. Biasanya ini nampak pada chart dengan TF Weekly dan Daily.

Tren Jangka Pendek/Minor Trend (Daily Movement)

Tren jangka pendek ini adalah pergerakan secara harian. Kita bisa melihatnya pada TF H4 sampai M5.

Untuk lebih memahami, silakan petakan sebuah trend yang sedang terjadi di time frame Monthly/Weekly untuk melihat kondisi major trend.

Lalu masuk ke time frame Daily untuk melihat secondary movement. Terakhir, masuk ke H4/H1 untuk melihat minor trend.

Kiki R 23 May 2022

@Aji Bramasta:

1. Periode berapa saja yang dipakai (untuk periode kecil dan besar)

Banyak kombinasi time frame yang sering digunakan oleh para trader, contohnya SMA 20 dan 50, SMA 20 dan 100, SMA 20 dan 200, dan yang populer adalah SMA 50 dan 200 yang sering disebut juga dengan "death cross dan golden cross".

2. Dan time frame berapa yang bisa saya pakai?

Periode-periode tersebut bisa diterapkan pada semua time frame trading.

3. Adakah cara mengantisipasi false signal yang mungkin terjadi dari persilangan kedua garis MA?

Salah satu cara menghindari false signal adalah dengan hanya masuk pada market trending dan menghindari masuk pada market sideways/ranging.

Selain itu, pada market trending hanya entry posisi yang searah dengan trend (impulse) dan jangan masuk berlawanan trend (koreksi).

Sebagai contoh, pada time frame besar (misalnya Daily) sedang trend turun. Maka untuk mengurangi false signal, lebih baik hanya entry sell (memanfaatkan impulse) dan tidak entry buy (memanfaatkan koreksi) pada time frame entry.

Apabila market sedang sideways, lebih baik Anda keluar dari market dan menunggu sampai market trending kembali.

Kiki R 23 May 2022

bagaimanakah cara mudah mengenali perubahan trend dalam trading?

Aji Bramasta 10 May 2022

Cara mudah memahami major trend dan minor trend?

Sulaeman Iman 29 Apr 2022

Bagaimana cara mengetahui trend forex berakhir? Mohon info, Tq

Syaiful Ansor 17 Mar 2022

Apakah saat kondisi uptrend kemudian ada berita fundamental buruk, apakah konsisi uptrend tersebut akan bertahan atau justru terkoreksi?

Syakila 28 Jun 2022

@Syakila: Kemungkinan besar akan koreksi, terutama kalau fundamental buruknya berdampak besar seperti suku bunga, kebijakan moneter bank sentral, dst.

Meskipun demikian, tetap tidak bisa dipastikan 100% harganya tetap bertahan atau terkoreksi karena yang menentukan hal tersebut adalah seller dan buyer dalam market tersebut.

Kiki R 28 Jun 2022

Mengapa bank sentral sangat mudah mempengaruhi trend pasar forex?

Wahid 2 Sep 2022

@Wahid: Karena mereka mempunyai volume transaksi yang sangat besar sehingga ketika mereka masuk market akan sangat mempengaruhi pergerakan harga.

Semakin besar volume transaksinya, semakin besar dampaknya terhadap pergerakan harga.

Kiki R 3 Sep 2022

Master periode yang manakah yang biasanya menetukan pergerakan pasar selanjutnya... karena sulit sekali utk menebaknya walau dengan mengunakan candlestick

Dhika 20 Apr 2020

@Syakila:

Apakah uptrend akan terjungkal jika ada berita fundamental buruk? Hal itu tergantung pada dampak dari berita fundamental itu sendiri.

Umpamanya, ada berita bahwa Rusia mendadak mengirim rudal ke Jerman. Nah, ini jelas sekali berita berdampak besar dan bakal mempengaruhi pasar. Kalau euro saat itu sedang uptrend, pasti bakal langsung terjungkal.

Tapi, bagaimana kalau beritanya itu adalah pengumuman presiden Uni Eropa akan memerangi terorisme? Tidak akan berdampak apa-apa. Apabila euro sedang uptrend, maka uptrend itu akan terus berlanjut.

Aisha 20 Jan 2023

@Syaiful Ansor:

Jika hanya melihat pada satu time frame maka trend forex bisa dinyatakan berakhir jika kondisinya berubah ke arah Sideways atau terbentuknya trend baru ke arah yang berlawanan dari trend awal yang terbentuk. Untuk tanda-tandanya sendiri banyak jenisnya bergantung dari bagaimana cara Anda menentukan trend.

Nur Salim 23 Jan 2023

@ Sulaeman Iman:

Trend mayor adalah trend yang tampak pada time frame tinggi terutama pada time frame daily (D1) dan weekly (W1). Sementara trend minor adalah trend yang tampak pada time frame rendah seperti 15 menit (M15), 30 menit (M30) dan juga 1 jam (H1).

M Singgih 23 Jan 2023

Aji Bramasta:

Tambah beberapa tips lagi ya buat mencegah kena false signal saat menggunakan Moving Average:

  • MA memang bisa dipakai pada semua timeframe, tapi MA pada timeframe lebih tinggi biasanya lebih akurat daripada timeframe rendah. Jadi, ada baiknya jangan menggunakan timeframe yang terlalu kecil di bawah H1.
  • Kita juga bisa mengombinasikan MA dengan indikator lain sebagai konfirmator. Contohnya kombinasi RSI dan MA: Jika ada sinyal sell pada RSI dan MA, maka valid. Jika ada sinyal buy pada RSI dan EMA, maka valid. Tapi kalau sinyal RSI dan EMA berlawanan, maka tidak valid.

Semoga bermanfaat :)

Aisha 30 Jan 2023

Halo, saya jujur masih agak bngung dngn cara2 yng disampaikan serta dlm menentukan uptrend downtrend msh ga gitu ngerti kak. Trkdang saya sdh memperikarakn uptrend trnyta malah jadi downtrend gitu. apa ada yg salah dngn cara trading saya ya? Terus, ada ga cara lain utk menentukan apakah lagi uptrend ato downtrend selain memperhatikan chart. Soalnya, mneurut saya sndiri, terkadang membaca trend dngn memperhatikan chart scara alngsung itu terkadang meleset.

Misalkan chart sperti ini :

itukan agak ngedatar gitu, kira2 ada ga gitu indikator yg mngkn bsa digunakan ato gmana gitu. Mohon maaf ya klu agak belet2, saya agak bngug jga soalnya. Maksih bnyk ya

Angel 22 May 2023

Jawaban untuk Angel:

Hal pertama yang harus Anda sadari adalah Anda tidak akan bisa 100% memprediksi tren dengan tepat. Siapapun pada dasarnya tidak ada yang bisa menebak arah harga secara pasti 100% akan kemana. Sebelum Anda lebih jauh mencari cara menentukan tren yang pasti selalu benar, Anda harus memahami ini dulu.

Trader pro juga sering salah menentukan tren, apalagi saat ada news penting yang baru keluar. Arah harga yang sedang berlangsung bisa langsung berubah dengan cepat.

Yang kedua, Anda tidak harus tepat 100% menentukan tren untuk profit dalam trading. Bahkan dengan 50% benar saja masih bisa profit, kenapa?

Karena Anda bisa mengatur hasil trading terhadap risiko menjadi 1/2. Stoploss jaraknya setengah dari jarak take profit Anda.

Jadi, Anda jangan punya pikiran harus tidak boleh meleset, ini pemikiran yang keliru.

Terakhir, Anda bisa gunakan indikator berjenis tren seperti moving average untuk melihat tren.

  • Tren naik = harga di atas garis MA
  • Tren turun = harga di bawah garis MA
  • Sideways = harga menyilang terus menerus dengan garis MA

Saran saya, kalau harga sedang mendatar seperti gambar di atas, lebih baik cari pair lain yang sedang jelas-jelas trending.

Ini lebih baik daripada memaksakan harus entry di pair yang sedang sideways padahal strategi trading Anda cocok di kondisi trending.

Kiki R 23 May 2023

@ Angel:

- … Terus, ada ga cara lain utk menentukan apakah lagi uptrend ato downtrend selain memperhatikan chart.

Tanpa mengamati chart, bagaimana Anda tahu pergerakan harga? Ini pertanyaan aneh dan tidak masuk akal.

Untuk diketahui, pergerakan uptrend jika terbentuk level-level higher high dan higher low, sementara pergerakan downtrend jika terbentuk level-level lower high dan lower low.

- … itukan agak ngedatar gitu,

Kalau pergerakan harganya datar berarti sideways, bukan trending.

- … kira2 ada ga gitu indikator yg mngkn bsa digunakan ato gmana gitu.

Untuk mengetahui pergerakan harga sedang trending atau sideways, dan juga untuk mengetahui kekuatan suatu trend, bisa diamati dengan menggunakan indikator ADX.

M Singgih 30 May 2023

@ Dhika:

Maksudnya pada time frame berapa kita bisa menentukan pergerakan harga berikutnya?
Tidak ada. Semakin tinggi time frame memang pergerakan harga akan lebih akurat, tetapi pada time frame berapapun kita tidak akan bisa memastikan arah pergerakan harga berikutnya.

Indikator teknikal dan price action hanya menunjukkan probabilitas atau kemungkinan arah pergerakan harga, tetapi tidak menunjukkan kepastian arah peregerakan harganya.

M Singgih 13 Oct 2023

Jawaban untuk Dhika: Pergerakan harga secara detail memang rumit karena seperti fraktal. Ini artinya satu candlestick di time frame yang besar itu bisa berbentuk trend di time frame yang kecil.

Oleh karena itu pada dasarnya menentukan harga tidaklah 100% akan selalu tepat.

Lantas time frame berapa yang Anda harus ikuti?

Di sinilah Anda harus menentukan gaya trading Anda.

Kalau anda seorang day trader, Anda bisa mengikuti arah trend di daily atau di h4. Lalu setelah mengetahui arah, Anda bisa melihat peluang entry di time frame yang lebih kecil misalnya m30 atau m15.

Jadi anda harus mengerti konsepnya dan mencari di time frame mana Anda cocok untuk menentukan arah trend.

Kiki R 23 Oct 2023

@ Ai Kusmanah:

- saya pemula, master bisa dijelaskan apa itu trend mayor dan trend minor dalam trading? Terima kasih

Trend mayor adalah trend peregerakan harga yang terjadi pada time frame tinggi. Misal pada time frame daily (D1) harga bergerak uptrend, maka trend mayor adalah uptrend.

Pada time frame yang lebih rendah mungkin saja terjadi downtrend, tetapi itu adalah trend minor yang mana merupakan koreksi dari arah trend secara keseluruhan pada time frame tinggi, sesuai dengan teori Elliot Wave.

Jadi trend mayor adalah trend yang terjadi pada time frame tinggi, sedangkan trend minor adalah trend yang terjadi pada time frame yang lebih rendah, yang mana jika arahnya berlawanan, trend pada time frame yang lebih rendah merupakan koreksi dari trend secara keseluruhan pada time frame tinggi.

M Singgih 26 Oct 2023

Komentar @inbizia

Bntu jawab yaa! Untuk melihat grafik atau chart pada platform Monex, biasanya tampilannya cukup jelas dan mudah dipahami. Grafik biasanya menampilkan pergerakan harga dalam bentuk candlestick atau garis, dan Anda bisa mengatur interval waktu untuk melihat pergerakan harga dalam berbagai time frame. Dan perlu diingat bahwa Monex menggunakaan chart dari Trading View di aplikasi nyaa sehingga tampilan chartnya akan seperti tampilan di Trading View dan ini sangat2 jelas dan clear yaa

Tentu saja, menentukan tren yang sedang terjadi memang tidak selalu mudah, terutama untuk trader pemula. Tren bisa berubah-ubah dengan cepat, dan ada berbagai faktor yang mempengaruhi pergerakan harga. Ada beberapa tools dan indikator yang dapat membantu Anda mengidentifikasi tren, seperti moving average, MACD, dan trend line. Dan karena chart dari Trading View, maka tools seperti yang saya sebutkan diatas juga tersedia di MIFX Mobile!

Sammy | 31 Jul 2023
Halaman: Kiat Belajar Trading Gratis Di Broker Monex

Baiq: gw ijn bnt jwb ya min

Ada yg blg klau day trading ini emang krg cocok bg pr pemula, soalnya emang bener sih day trading ini sangat butuh konsentrasi tingkt dewa dan butuh keputusan yg cepat dan tepat.

Tp bukan berarti pr pemula tdk bs melakukan day trading, ada beberapa strategi day trading yg cocok utk pemula. Salah satunya adalah strategi break out. Strategi ini biasa digunakan di trading forex.

Ketika hrg suatu pasangan mata uang bergerak di atas garis Resistance atau di bawah garis Support, kondisi ini disebut breakout. Setelah breakout terjadi, biasanya volatilitas akn meningkat, shg pergerakan hrg diperkirakan brlnjut.

Apbl muncul volume tinggi menembus Resistance, mk trend naik akn trjadi scr brkpnjangan tp apbl hrg justru kembali ke kisaran posisi sblmnya, maka hal itu menandakan adanya breakout palsu.

Jika hrg menembus level Resistance, disarankan agar kamu mengambil posisi long atau buy, tp jk hrg trun dibwh level Support, manfaatkanlah posisi short atau sell.

Nabila | 22 Aug 2023
Halaman: Pilih Maxco Atau Asiatrade Futures Untuk Day Trading

Mengapa sh ketika kita trading gitu, misalkan nih lgi uptrend, dan gue nyari low nyaa trus entry disana, malah tba2 downtrend trus harganya ga bsa nembus level yg gue entry tadi. Jadi berkutat naik turun di bawah harga yg gue entry. Dan akibatnya gue ini floating loss meski ga gede tpi tetap terperangkap dsana. Krna gue day trader, jdi gue akhirnya sering cut loss gitu.

Sedangkan utk deteksi trendline yg dimaksudkan di artikel itu klu gue bsa ambil ksimpulan itu make analisis manual. Jd kita yg tetntuin titik tinggi rendah trus kita ambil garis gitu. Permalsahannya gue jg udah ngelakuin hal itu, tetapi bnnrn msh tetap hasilnya sering floating loss. Klu bsa, tolong bntuannya dong dlm ngatsin hasil trading gue yg selalu minus akibat kasus ini

Heru | 24 Aug 2023
Halaman: Cara Deteksi Peluang Trading Dengan Trendline Ala Mifx

Heru: Bantu jawab yeee! Kyknya sihh yg gue baca dari penjelasan elo yaa, sepertinya elo ibarat salah entry ato entry di waktu ga tepat gan. Misalkan gini, dalam grafik harga, ambil contoh trading dngn situasi bullish. Nah tiap kali bullish itu pergerakannya ga selalu naik terus, bakal ada koreksi kemudian naik. Dan di titik tertentu terkadang koreksi harganya bsa jadi pembalikan harga. Dan mngkn yaa agan sndiri entry diwaktu yg kyk gitu dmana harga udah overbought ato jenuh beli, ato udah ngecapai harga titik tertinggi.

Cara ngatasinnya sihh klu gue sndiri pake Stochastic dmana di grafik stochastic kita ngeliat apakah dua garis saling bersilangan trus nembus ke diatas angka 80 ga. KLu misalkan iyaa, berarti itu petanda dari overbought dmana harga kyknya udah ngecapai titik tertinggi. Off course kita jngn lagi entry dngn posisi buy tetapi kita ngeliat lagi di grafik chart apakah ada sinyal lain yg jadi pertanda harga akan turun shngga mngkn kita lbh fokus ke posisi sell. Contoh, liat grafik dibawah ini :

Baca Juga: Cara Membaca Indikator Stochastic Menurut 3 Macam Fungsinya

Dion | 28 Aug 2023
Halaman: Cara Deteksi Peluang Trading Dengan Trendline Ala Mifx

Dilansir dari The Lazy Trader, pin bar merupakan salah satu pola price action yang paling populer. Pasalnya, bentuk candlestick yang satu ini cukup effisien dijadikan acuan mencari posisi dengan probabilitas menjanjikan. Selain itu, pin bar juga bisa diandalkan untuk mengidentifikasi kemana market akan bergerak.

Pin bar memiliki bentuk body kecil dan shadow yang panjang di salah satu sisinya. Arah shadow tersebut diyakini menandakan penolakan. Karena itulah, terbentuknya pin bar sering kali dianggap sebagai pertanda bahwa harga akan bergerak ke arah sebaliknya.

Hal terpenting untuk menggunakan pin bar sebagai sinyal reversal adalah memastikan banyak candlestick tersebut hanya memiliki shadow panjang di satu sisi. Kemudian, jangan lupa pastikan juga posisi terbentuknya pin bar terhadap tren yang sedang berlangsung. Cermati apakah pin bar terbentuk di area support atau resitance kunci. Terakhir perhatikan bagaimana kekuatan trend yang tengah terbentuk.

Baca Juga: Kupas Tuntas Strategi Trading Reversal Dengan Pin Bar

Haris | 6 Aug 2023
Halaman: Tips Trading Mifx Cara Temukan Potensi Profit Dengan Pin Bar

Celine: Sebagai seorang pemula, punya trading plan yang bagus itu wajib, Bro/Sis! Trading plan ini penting banget buat ngatur target, manajemen risiko, dan biar nggak asal-asalan trading. Berikut beberapa alasan kenapa rencana trading itu penting:

  • Tujuan dan Fokus: Dengan trading plan, kita bisa tentuin tujuan trading kita. Entah itu buat jangka pendek atau panjang. Dengan tujuan yang jelas, kita bisa stay fokus sama strategi kita dan ngecek apakah kita mencapai tujuan itu.

  • Manajemen Risiko: Dalam trading plan, kita bisa atur berapa risiko yang siap kita hadapin di tiap transaksi. Termasuk nentuin berapa modal yang kita rela untuk kita risikoin dalam setiap trade dan sampai mana kita bakal cut loss kalau trading kita lagi minus.

  • Strategi Trading: Kita harus punya strategi trading yang jelas di trading plan. Ini termasuk masuk dan keluar dari pasar, strategi manajemen posisi, sama indikator yang bakal kita gunain. Trading plan membantu kita buat nggak trading cuma berdasarkan emosi doang.

  • Disiplin dan Konsistensi: Trading plan juga bantu kita buat tetep disiplin dan konsisten. Kita bisa ngikutin aturan dan strategi kita tanpa diganggu sama emosi yang bikin kita nggak jelas.

  • Evaluasi dan Pembelajaran: Trading plan juga ngejelasin gimana kita bakal ngevaluasi kinerja kita. Dengan memantau dan ngecek tiap trade, kita bisa belajar dari kesalahan dan perbaiki strategi kita seiring waktu.

Liam | 20 Oct 2023
Halaman: Penyebab Eksekusi Trading Plan Gagal Menurut Mifx

Kamus Forex

Downtrend

Suatu kondisi yang menunjukkan penurunan harga secara terus menerus dalam suatu periode tertentu. Kondisi Downtrend disebabkan oleh sentimen Bearish.

Uptrend

Kondisi dimana harga mengalami trend naik atau bullish, dan ditandai dengan serangkaian Higher High (HH) dan Higher Low (HL).

Uptrend seringkali dimanfaatkan untuk mencari peluang Buy bagi mereka yang mengikuti trend (trend follower). Sementara trader yang menerapkan strategi reversal biasanya menunggu momen tepat untuk Sell dari Uptrend yang akan berakhir.

Trendline

Garis yang menghubungkan titik-titik level terendah harga yang naik (Higher Low) secara berurutan, atau titik-titik level tertinggi yang turun secara beruntun (Lower High). Trendline membantu trader mengenali dan mengkonfirmasi trend naik atau turun. Dari penembusan atau pengujian harga di trendline, trader juga bisa menentukan peluang entry maupun exit.

Trend

Pergerakan harga di suatu arah, bisa berupa kenaikan ataupun penurunan. Trend naik (uptrend) ditandai oleh serangkaian Higher High dan Higher Low, sementara trend turun (downtrend) muncul dari beberapa Lower High dan Lower Low.

Komentar[10]
Andra | 30 May 2023

Apa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing strategi trend following di atas?

Kiki R | 30 May 2023

Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari masing-masing strategi tren following yang Anda sebutkan:

1. Tren Following dengan Bollinger Bands:

Kelebihan:

  • Bollinger Bands memberikan informasi visual tentang volatilitas pasar.
  • Memungkinkan trader untuk mengidentifikasi tren dan kondisi jenuh beli/jual.
  • Dapat memberikan sinyal beli atau jual saat harga keluar dari pita Bollinger.

Kekurangan:
Sinyal yang dihasilkan oleh Bollinger Bands mungkin tidak selalu akurat dan dapat menghasilkan sinyal palsu.
Dalam pasar yang sedang trending kuat, harga dapat tetap berada di luar pita Bollinger untuk waktu yang lama, sehingga trader dapat melewatkan peluang.

2. Tren Following dengan Moving Average:

Kelebihan:

  • Moving Average dapat memberikan gambaran tren yang jelas dan membantu menghilangkan "noise" pasar.
  • Dapat digunakan untuk mengidentifikasi perubahan tren saat perpotongan antara dua moving average terjadi.
  • Sederhana dan mudah dipahami oleh trader pemula.

Kekurangan:

  • Moving Average bisa terlambat memberikan sinyal saat perubahan tren terjadi.
  • Dalam kondisi pasar yang sideway atau ranging, Moving Average dapat menghasilkan sinyal palsu yang mengakibatkan kerugian.

3. Tren Following dengan MACD:

Kelebihan:

  • MACD (Moving Average Convergence Divergence) dapat membantu mengidentifikasi perubahan tren dan momentum pasar.
  • Menggabungkan indikator tren dan momentum dalam satu grafik, yang dapat memberikan sinyal yang kuat.
  • Dapat digunakan untuk menghasilkan sinyal beli atau jual saat garis MACD dan garis sinyal bersilangan.

Kekurangan:

  • MACD cenderung menghasilkan sinyal yang terlambat, sehingga trader dapat melewatkan peluang awal dalam tren baru.
  • Dalam pasar yang choppy atau ranging, sinyal yang dihasilkan oleh MACD dapat tidak akurat.

4. Tren Following dengan RSI:

Kelebihan:

  • RSI (Relative Strength Index) dapat membantu mengidentifikasi kondisi pasar overbought (jenuh beli) dan oversold (jenuh jual).
  • Dapat memberikan sinyal pembalikan tren saat RSI melewati level 70 (jenuh beli) atau level 30 (jenuh jual).
  • Relatif sederhana dan mudah digunakan.

Kekurangan:

  • RSI cenderung menghasilkan sinyal palsu di pasar yang trending kuat.
  • Pada kondisi pasar yang sideway, RSI dapat memberikan sinyal yang tidak akurat.

5. Tren Following dengan Pola Head and Shoulders:

Kelebihan:

  • Pola Head and Shoulders dapat memberikan indikasi perubahan tren yang signifikan.
  • Memungkinkan trader untuk mengidentifikasi titik entry dan exit yang jelas.

Kekurangan:

  • Pola Head and Shoulders tidak selalu terbentuk dengan jelas di pasar, sehingga dapat sulit untuk mengidentifikasinya.
  • Dalam beberapa kasus, pola ini dapat memberikan sinyal palsu, terutama jika tidak ada konfirmasi dari indikator teknikal lainnya.

6. Tren Following dengan Pola Channel:

Kelebihan:

  • Pola Channel memungkinkan trader untuk mengidentifikasi tren yang kuat dan level support dan resistance yang jelas.
  • Dapat digunakan untuk menghasilkan sinyal beli saat harga memantul dari level support dan sinyal jual saat harga mencapai level resistance.

Kekurangan:

  • Pola Channel hanya efektif dalam kondisi pasar yang sedang trending.
  • Pola ini tidak memberikan sinyal pembalikan tren, sehingga tidak cocok untuk mengidentifikasi perubahan tren.

7. Tren Following dengan Double Top/Bottom:

Kelebihan:

  • Pola Double Top/Bottom dapat memberikan indikasi kuat tentang pembalikan tren.
  • Memungkinkan trader untuk mengidentifikasi level resistance dan support yang penting.

Kekurangan:

  • Pola Double Top/Bottom tidak selalu terbentuk secara jelas, sehingga dapat sulit untuk mengidentifikasinya.
  • Sinyal yang dihasilkan oleh pola ini tidak selalu akurat dan dapat memberikan sinyal palsu.

Penting untuk diingat bahwa tidak ada strategi tren following yang sempurna dan semua strategi ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebaiknya, trader harus menggabungkan beberapa strategi dan menggunakan konfirmasi dari indikator teknikal lainnya untuk membuat keputusan perdagangan yang lebih baik.

Bima | 30 May 2023

Bagaimana cara mengurangi sinyal palsu (false signal) dari masing-masing strategi tradingnya?

Kiki R | 30 May 2023

Mengurangi sinyal palsu (false signal) dalam strategi trading adalah tujuan yang penting bagi setiap trader. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda pertimbangkan untuk mengurangi sinyal palsu dari masing-masing strategi trading yang Anda sebutkan:

1. Tren Following dengan Bollinger Bands:
- Gunakan konfirmasi dari indikator teknikal lain. Misalnya, tunggu hingga harga keluar dari pita Bollinger dan juga mengonfirmasi dengan indikator momentum seperti RSI atau MACD.
- Gunakan periode yang lebih panjang untuk pita Bollinger Bands, seperti periode 20 atau 50, untuk mengurangi sinyal palsu yang dihasilkan oleh periode yang lebih pendek.
- Pertimbangkan untuk menggunakan pita Bollinger yang lebih lebar dengan deviasi standar yang lebih tinggi untuk mengurangi jumlah sinyal palsu.

2. Tren Following dengan Moving Average:
- Gunakan dua jenis moving average dengan periode yang berbeda untuk mengonfirmasi perpotongan. Misalnya, gunakan moving average eksponensial (EMA) dengan periode 20 dan 50. Tunggu hingga kedua moving average tersebut saling berpotongan sebelum masuk atau keluar dari perdagangan.
- Gunakan konfirmasi dari indikator momentum, seperti MACD atau RSI, untuk mengonfirmasi perubahan tren yang diidentifikasi oleh moving average.

3. Tren Following dengan MACD:
- Gunakan konfirmasi dari indikator lain, seperti RSI atau stochastic oscillator, untuk mengonfirmasi sinyal beli atau jual yang dihasilkan oleh MACD.
- Gunakan histogram MACD untuk mengidentifikasi perbedaan antara garis MACD dan garis sinyal. Hanya masuk ke perdagangan jika histogram memperlihatkan divergensi yang kuat.

4. Tren Following dengan RSI:
- Gunakan level oversold (jenuh jual) dan overbought (jenuh beli) sebagai konfirmasi tambahan. Misalnya, hanya masuk ke perdagangan jika RSI berada di bawah 30 dan mulai naik, atau jika RSI berada di atas 70 dan mulai turun.
- Gunakan divergensi antara RSI dan pergerakan harga sebagai sinyal tambahan. Jika harga membuat higher high namun RSI membuat lower high, atau sebaliknya, itu bisa menjadi indikasi pembalikan tren yang lebih kuat.

5. Tren Following dengan Pola Head and Shoulders:
- Tunggu hingga pola Head and Shoulders benar-benar terbentuk dengan jelas sebelum memasuki perdagangan. Pastikan ada pergerakan harga yang cukup kuat dan volume yang meningkat saat pola terbentuk.
- Gunakan konfirmasi dari indikator momentum, seperti MACD atau RSI, untuk memvalidasi sinyal yang dihasilkan oleh pola Head and Shoulders.

6. Tren Following dengan Pola Channel:
- Gunakan konfirmasi dari indikator lain, seperti MACD atau stochastic oscillator, untuk memverifikasi bahwa harga memantul dari level support atau resistance sebelum memasuki perdagangan.
- Pertimbangkan untuk menggunakan channel yang lebih lebar atau menyesuaikan parameter channel berdasarkan volatilitas pasar untuk mengurangi sinyal palsu di pasar yang choppy.

7. Tren Following dengan Double Top/Bottom:
- Tunggu hingga pola Double Top/Bottom benar-benar terbentuk dengan jelas sebelum memasuki perdagangan. Pastikan ada pergerakan harga yang cukup kuat dan volume yang meningkat saat pola terbentuk.
- Gunakan konfirmasi dari indikator lain, seperti MACD atau RSI, untuk memvalidasi sinyal yang dihasilkan oleh pola Double Top/Bottom.

Selain langkah-langkah di atas, penting juga untuk menguji dan mengoptimalkan parameter strategi Anda menggunakan data historis. Setiap strategi mungkin akan memiliki parameter yang lebih baik untuk mengurangi sinyal palsu di pasar yang berbeda. Selain itu, penggunaan manajemen risiko yang disiplin, seperti penggunaan stop loss dan target keuntungan yang realistis, juga dapat membantu mengurangi dampak dari sinyal palsu. Terakhir, disiplin dalam mengikuti aturan dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan perdagangan juga merupakan faktor penting untuk mengurangi sinyal palsu.

Marliana | 31 May 2023

Yang paling susah tuh bukan cara nerapinnya tapi gimana cara mengurangi signal palsunya. Saya pakai strategi trend following menggunakan MA di time frame M5 banyak banget loss karena false signalnya. Gimana caranya ya biar tidak banyak false signal ang muncul?

Kiki R | 31 May 2023

Jika Anda mengalami banyak false signal (sinyal palsu) saat menggunakan strategi tren following dengan MA pada time frame M5, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda pertimbangkan untuk mengurangi jumlah sinyal palsu:
1. Gunakan kombinasi MA dengan periode yang berbeda: Pertimbangkan untuk menggunakan dua atau lebih jenis MA dengan periode yang berbeda. Misalnya, Anda dapat menggunakan MA dengan periode 10 dan MA dengan periode 50. Masuklah ke perdagangan hanya ketika kedua MA tersebut saling berpotongan, sehingga menghasilkan sinyal yang lebih kuat.
2. Konfirmasi dengan indikator teknikal lain: Gunakan indikator teknikal lain sebagai konfirmasi untuk mengurangi sinyal palsu. Contohnya, Anda bisa menggunakan indikator osilator seperti RSI atau stochastic oscillator untuk mencari konfirmasi momentum sebelum masuk ke perdagangan. Hanya masuk ke perdagangan ketika sinyal dari MA dan indikator lainnya sejalan.
3. Gunakan MA eksponensial (EMA) daripada MA sederhana (SMA): EMA memberikan bobot yang lebih besar pada harga terbaru, sehingga dapat memberikan sinyal yang lebih cepat dan responsif terhadap perubahan tren. Menggunakan EMA dalam kombinasi dengan SMA dapat membantu mengurangi sinyal palsu.
4. Tambahkan filter volatilitas: Sinyal palsu seringkali muncul di pasar yang memiliki volatilitas rendah atau choppy. Anda dapat menambahkan filter volatilitas seperti Average True Range (ATR) untuk menghindari entry saat volatilitas pasar rendah. Hanya masuk ke perdagangan jika harga bergerak dengan cukup kuat sesuai dengan kondisi volatilitas yang ditentukan.
5. Pertimbangkan penggunaan Multiple Time Frame Analysis: Gunakan analisis multiple time frame untuk mendapatkan konfirmasi dari time frame yang lebih tinggi. Misalnya, jika Anda menggunakan MA pada time frame M5, periksa juga grafik pada time frame M15 atau H1 untuk melihat apakah trennya sejalan. Hanya masuk ke perdagangan jika ada konfirmasi dari time frame yang lebih tinggi.
6. Filter sinyal dengan pola candlestick: Gunakan pola candlestick untuk membantu mengkonfirmasi sinyal dari MA. Misalnya, jika MA menghasilkan sinyal beli, tunggulah hingga muncul pola candlestick seperti bullish engulfing atau hammer sebagai konfirmasi. Ini dapat membantu mengurangi sinyal palsu.
7. Lakukan uji coba dan optimasi: Uji coba dan optimalkan parameter MA yang Anda gunakan. Cobalah berbagai periode MA dan lihat mana yang memberikan sinyal yang lebih akurat dalam kondisi pasar yang berbeda. Gunakan data historis untuk menguji strategi Anda dan temukan kombinasi parameter yang paling cocok untuk mengurangi sinyal palsu.

Ingatlah bahwa tidak ada strategi yang sempurna dan sinyal palsu bisa tetap muncul meski Anda telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi. Penting untuk menggunakan manajemen risiko yang baik dan memiliki harapan yang realistis terhadap sistem trading Anda. Selalu evaluasi dan analisis kinerja Anda secara konsisten untuk meningkatkan strategi Anda seiring berjalannya waktu.

Andira Ramos | 31 May 2023

Strategi ini cocoknya di time frame berapa dan gimana biar bisa disiplin terapinnya. Saya sering banget entry karena ngk sabar.

Kiki R | 31 May 2023

Setiap strategi tren following yang disebutkan di atas dapat diterapkan pada berbagai time frame, tergantung pada preferensi dan gaya trading Anda. Namun, beberapa trader mungkin menemukan bahwa strategi ini lebih cocok untuk time frame yang lebih tinggi (misalnya, H4, Daily, atau Weekly) karena sinyalnya cenderung lebih kuat dan dapat mengurangi kebisingan (noise) pasar yang terjadi pada time frame yang lebih rendah.

Untuk menjadi lebih disiplin dalam menerapkan strategi trading, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ambil:
1. Buatlah rencana perdagangan: Sebelum memulai setiap perdagangan, buatlah rencana perdagangan yang jelas yang mencakup aturan entri, aturan keluar, dan manajemen risiko. Tuliskan rencana Anda secara tertulis dan patuhi aturan yang telah Anda tetapkan.
2. Gunakan checklist perdagangan: Buatlah checklist atau daftar poin yang harus Anda periksa sebelum masuk ke setiap perdagangan. Ini dapat mencakup konfirmasi sinyal dari indikator, analisis tren secara keseluruhan, dan pengelolaan risiko yang tepat. Pastikan Anda memeriksa setiap poin secara sistematis sebelum masuk ke perdagangan.
3. Latih disiplin: Disiplin adalah kunci untuk berhasil dalam trading. Latihlah disiplin dengan mengikuti rencana perdagangan Anda secara konsisten, menghindari entry yang impulsive diluar rencana, dan menghindari emosi yang dapat mempengaruhi keputusan trading Anda. Ingatlah bahwa kesabaran dan konsistensi adalah kualitas penting dalam trading yang sukses.
4. Gunakan stop loss: Tentukan tingkat stop loss yang tepat untuk setiap perdagangan. Ini akan membantu melindungi modal Anda dan membantu menghindari kerugian besar. Patuhi tingkat stop loss yang telah ditetapkan, dan jangan merubahnya secara emosional saat perdagangan sedang berlangsung.
5. Evaluasi dan catat setiap perdagangan: Setelah keluar dari setiap perdagangan, luangkan waktu untuk mengevaluasi kinerja Anda. Tinjau apakah Anda telah mengikuti rencana perdagangan dengan disiplin, pelajari dari kesalahan, dan catat apa yang telah Anda pelajari. Dengan mencatat dan mengevaluasi setiap perdagangan, Anda dapat terus meningkatkan kualitas trading Anda dan mengurangi kesalahan yang sama di masa depan.
6. Latihan kesabaran: Kesabaran adalah kualitas yang sangat penting dalam trading. Sadari bahwa tidak setiap kondisi pasar akan menghasilkan peluang trading yang baik. Terkadang, menunggu dan tidak melakukan apa-apa adalah keputusan yang terbaik. Latih kesabaran Anda dengan menghindari entry yang terburu-buru dan hanya masuk ke perdagangan saat sinyalnya sesuai dengan rencana Anda.
7. Gunakan teknik manajemen risiko yang tepat: Tentukan ukuran posisi yang sesuai dan batasan risiko yang dapat Anda terima sebelum memasuki perdagangan. Pastikan Anda memahami dan mematuhi rasio risiko-untung yang telah Anda tetapkan.

Ingatlah bahwa menjadi disiplin dalam trading membutuhkan waktu, latihan, dan ketekunan. Teruslah berlatih, pantau dan evaluasi kinerja trading Anda.

Madin | 31 May 2023

Penasaran aja pak. Kan yang di atas pakai indikator sama pola grafik. Bisa pakai pola candlestick untuk tren following ngk? Seperti apa penerapannya?

Kiki R | 31 May 2023

Ya, Anda benar. Pola candlestick juga dapat digunakan dalam strategi tren following untuk mengidentifikasi potensi perubahan tren atau kelanjutan tren. Pola candlestick dapat memberikan sinyal yang kuat saat digunakan dengan benar dalam konteks tren following. Berikut adalah beberapa pola candlestick yang sering digunakan dalam tren following:
1. Pola Bullish Engulfing: Pola ini terbentuk ketika candlestick bullish (berwarna hijau) yang lebih besar sepenuhnya menelan (menutup di atas dan di bawah) candlestick bearish (berwarna merah) sebelumnya. Pola ini dapat mengindikasikan pembalikan bullish dan memberikan sinyal untuk memasuki posisi beli.
2. Pola Bearish Engulfing: Pola ini terbentuk ketika candlestick bearish yang lebih besar sepenuhnya menelan (menutup di atas dan di bawah) candlestick bullish sebelumnya. Pola ini dapat mengindikasikan pembalikan bearish dan memberikan sinyal untuk memasuki posisi jual.
3. Pola Hammer dan Hanging Man: Pola Hammer terbentuk ketika harga jatuh dalam tren turun dan kemudian mengalami pemulihan signifikan sebelum penutupan. Pola Hanging Man terbentuk ketika harga naik dalam tren naik dan kemudian mengalami penurunan sebelum penutupan. Kedua pola ini dapat mengindikasikan pembalikan tren dan memberikan sinyal untuk memasuki posisi beli (untuk Hammer) atau posisi jual (untuk Hanging Man).
4. Pola Shooting Star dan Inverted Hammer: Pola Shooting Star terbentuk ketika harga naik dalam tren naik dan kemudian mengalami penurunan signifikan sebelum penutupan. Pola Inverted Hammer terbentuk ketika harga jatuh dalam tren turun dan kemudian mengalami pemulihan sebelum penutupan. Kedua pola ini dapat mengindikasikan pembalikan tren dan memberikan sinyal untuk memasuki posisi jual (untuk Shooting Star) atau posisi beli (untuk Inverted Hammer).
5. Pola Doji: Pola Doji terbentuk ketika harga pembukaan dan penutupan hampir sama atau sama, sehingga menghasilkan bentuk candlestick dengan tubuh yang sangat kecil atau tidak ada tubuh sama sekali. Pola Doji dapat mengindikasikan keragu-raguan pasar dan kemungkinan pembalikan tren atau kelanjutan tren. Jika pola ini terbentuk di level support/resisten yang kuat atau penting, maka ada peluang besar harga akan berbalik arah.

Penerapan pola candlestick dalam tren following melibatkan mengamati pola-pola ini dalam konteks tren yang sedang berlangsung. Idealnya, Anda ingin melihat pola-pola ini terbentuk di dekat level support atau resistance yang signifikan atau dalam harmoni dengan arah tren yang dominan. Anda dapat menggunakan pola candlestick ini sebagai konfirmasi tambahan untuk sinyal tren following yang Anda gunakan, seperti konfirmasi dari indikator teknikal atau pola grafik lainnya. Indikator yang bisa Anda gunakan sebagai konfirmasi tambahan contohnya moving average (persilangan 2 garis MA), RSI (divergensi di area ovebought/oversold), stochastic (persilangan di area overbought/oversold), dst.