CPR (Central Pivot Range) dapat membantu trader pemula untuk menentukan level-level support dan resistance di pasar. Temukan strategi CPR yang efektif dan tingkatkan keberhasilan trading Anda.
Dalam dunia trading forex, pilihan strategi trading sangat beragam dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada strategi trading yang tidak menggunakan indikator, seperti price action dan ada juga yang menggunakan indikator. Salah satu indikator intraday yang digunakan oleh para trader adalah Central Pivot Range (CPR).
Indikator ini dikenal di kalangan trader sebagai jenis indikator titik pivot yang dapat diandalkan dalam kondisi tertentu. Indikator CPR memang dirancang untuk membantu para trader mengidentifikasi potensi level support dan resistance. Level-level ini dapat digunakan untuk membuat keputusan trading, seperti menetapkan Stop Loss atau Take Profit pada titik harga tertentu. Selain itu, CPR juga bisa digunakan bersamaan dengan indikator lainnya, seperti Moving Average (MA), Relative Strength Index (RSI), Stochastic, dst.
Pada artikel ini, kita akan membahas secara detail mengenai indikator CPR, mulai dari pengertian dasar, cara penggunaannya, sampai strategi trading CPR yang bisa Anda gunakan. Tanpa perlu berlama-lama, mari kita masuk ke pembahasan.
DI
|
Daftar Isi |
Apa Itu CPR?
Indikator Central Pivot Range (CPR) adalah indikator intraday populer yang digunakan untuk mengidentifikasi titik pivot pada grafik. Indikator ini disukai oleh trader karena kesederhanaan dan kemudahan dalam penggunaannya. Dengan menggunakan indikator CPR, Anda akan mendapatkan arah pergerakan harga yang jelas dan sederhana, sehingga dapat langsung mengidentifikasi peluang trading.
Formula untuk menghitung indikator CPR menggunakan penambahan harga tertinggi, terendah, dan penutupan dari hari sebelumnya, kemudian hasilnya dibagi tiga. Nilai ini kemudian digunakan untuk menghitung tiga level support dan resistance yang membentuk indikator CPR.
Anda dapat menggunakan indikator CPR untuk mengidentifikasi titik masuk dan keluar yang potensial. Sebagai contoh, seorang trader mungkin mencari untuk entry posisi buy ketika harga mendekati level support yang ditunjukkan oleh indikator CPR. Sebaliknya, seorang trader mungkin mencari untuk exit dari posisi sell ketika harga mendekati level resistance yang ditunjukkan oleh indikator CPR. Indikator CPR juga dapat digunakan bersamaan dengan indikator lainnya, seperti MACD dan Moving Average.
Baca Juga: Bisakah Menentukan Support Resistance Akurat dengan MA?
Indikator CPR ditampilkan pada grafik sebagai tiga garis, yang mewakili tiga level support dan resistance. Titik pivot pusat atas mewakili titik tertinggi, sedangkan titik pivot pusat bawah mewakili titik terendah. Titik pivot pusat tengah mewakili titik keseimbangan antara level support dan resistance.
Secara keseluruhan, kesederhanaan dan kemudahannya membuatnya menjadi indikator yang ideal bahkan bagi pemula. Selain itu, penggunaan indikator CPR bersamaan dengan indikator atau tools lainnya, trader dapat mengembangkan strategi trading yang efektif dan membuat keputusan trading yang tepat.
Rumus CPR
Untuk menghitung level CPR, Anda harus menggunakan harga tertinggi, terendah, dan harga penutupan hari sebelumnya. Dengan menggunakan level harga hari sebelumnya, Anda dapat mengetahui kondisi pergerakan harga dan tren potensial. Dengan demikian, Anda bisa membuat keputusan yang lebih presisi tentang kapan harus membeli atau menjual serta bagaimana mengelola risikonya.
Tiga level CPR dan formula untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:
- Pivot point = (High + Low + Close) / 3
- Top Central Pivot Point (TC) = (High + Low) / 2
- Bottom Central Pivot Point (TC) = (Pivot – BC) + Pivot
Dengan mengamati ketiga level ini pada grafik, Anda dapat memperoleh gambaran tentang pivot point dan pergerakan harga potensial. Kemudian Anda bisa menggunakan informasi ini untuk mengembangkan strategi trading yang efektif dan membuat keputusan kapan harus membeli atau menjual yang tepat.
Cara Menggunakan CPR
Indikator CPR dapat membantu Anda mengidentifikasi peluang beli dan jual di pasar. Ketika harga sedang dalam tren bullish, dan harga akan tetap di atas level Top Central Pivot Point (TC). Dalam hal ini, level TC berfungsi sebagai garis support, dan Anda mencari peluang buy.
Baca Juga: 5 Hal Yang Wajib Diketahui Tentang Level Support-Resistance
Sebaliknya, ketika harga pasar turun di bawah level Bottom Central Pivot Point (BC), Anda dapat mempertimbangkan peluang sell. Level BC berperan sebagai garis resistance dalam skenario ini dan Anda mencari peluang sell potensial.
Menggunakan indikator CPR dapat memberikan keuntungan bagi trader dalam memprediksi tren potensial dan mengambil transaksi yang akurat. Ketika harga tetap berada dalam kisaran pivot point, peluang trading masih memungkinkan. Trader dapat menggunakan level TC sebagai tujuan potensial dan mempertimbangkan posisi buy di level BC.
Dengan demikian, memahami cara menggunakan indikator CPR sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi level support dan resistance potensial serta membuat keputusan yang lebih akurat untuk kapan harus entry atau exit dari pasar.
Strategi Trading CPR
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan oleh trader saat menggunakan indikator CPR dalam perdagangan intraday, yaitu:
1. Virgin CPR
Pertama-tama, strategi Virgin CPR dapat digunakan saat harga tidak menyeberangi garis CPR. Ini berarti bahwa jika harga tidak menyentuh rentang hari sebelumnya, ada kemungkinan 40% bahwa harga saham akan gagal menembus rentang CPR. Penting untuk dicatat bahwa CPR yang belum tersentuh dapat menjadi level support atau resistance yang kuat tergantung pada situasi pasar saat ini.
2. Harga dibawah atau di atas level CPR
Strategi lain melibatkan harga di atas atau di bawah level CPR. Saat harga saat ini lebih tinggi dari Top Central Pivot Point (TC), ini menunjukkan tren bullish di mana Anda bersedia membeli bahkan jika harga rata-rata lebih tinggi. Dalam skenario seperti ini, CPR akan berperan support.
Sebaliknya, kondisi tren bearish ditunjukkan dengan harga saat ini lebih rendah dari Bottom Central Pivot Point (BC). Ini menunjukkan pasar bearish dengan banyak peluang sell. Dalam situasi ini, CPR akan bertindak sebagai resistance.
3. Harga dalam garis CPR
Saat harga saat ini bergerak di antara garis CPR, ini mengindikasikan bahwa pasar sedang dalam fase akumulasi dan bergerak sideways. Anda bisa melihat volume untuk menunggu breakout CPR di atas TC. Dalam keadaan CPR yang lebar, cara lain yang bisa digunakan adalah membeli di BC sambil mempertimbangkan target TC.
Kelebihan dan Kekurangan CPR
Salah satu kelebihan dari menggunakan CPR dalam trading adalah mendapatkan informasi yang berguna tentang level support dan resistance. Dengan mengetahui level-level ini, Anda dapat membuat keputusan trading yang lebih baik dan mengambil posisi yang lebih tepat.
CPR juga dapat membantu Anda dalam mengidentifikasi tren pasar yang sedang terjadi. Dengan mengetahui arah tren pasar, trader dapat memilih strategi trading yang sesuai dan mengoptimalkan keuntungan yang diperoleh. Karena CPR merupakan indikator teknikal yang sederhana dan mudah digunakan, maka ini cocok bagi trader pemula yang ingin belajar trading dan menggunakan analisis teknikal dalam aktivitas trading mereka.
Namun, ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan dalam menggunakan CPR. Salah satunya adalah tidak selalu akurat dalam mengidentifikasi level support dan resistance ataupun tren pasar. Seperti halnya dengan semua indikator teknikal, CPR hanya memberikan sinyal yang mengindikasikan kemungkinan terjadinya pergerakan harga tertentu, dan tidak dapat memberikan kepastian. Oleh karena itu, Anda perlu memperhitungkan faktor-faktor lain dan menggunakan analisis teknikal yang lebih luas dalam membuat keputusan trading.
Selain itu, CPR juga tidak cocok untuk semua jenis pasar. Indikator ini lebih efektif dalam pasar yang cenderung bergerak dalam rentang yang jelas, dan mungkin kurang efektif dalam pasar yang sangat volatile atau tidak stabil. Dengan demikian, Anda perlu menggunakan CPR bersamaan dengan indikator dan tools lainnya untuk mengoptimalkan keuntungan dalam aktivitas trading mereka.
Tips dan Saran Untuk Trader Pemula
Berikut ini adalah beberapa saran dan tips bagi trader pemula yang ingin menggunakan indikator CPR:
- Penting untuk memahami konsep dasar dari indikator CPR sebelum mulai menggunakannya dalam trading. Sebagai trader, Anda harus memahami dengan jelas bagaimana indikator ini bekerja, bagaimana cara menghitung titik pivot, dan bagaimana cara menafsirkan sinyal yang diberikan. Ini akan membantu Anda dalam mengambil keputusan trading yang tepat dan menghindari kesalahan dalam trading.
- Menguji indikator CPR pada akun demo sebelum menggunakan pada akun trading yang sebenarnya adalah ide yang baik untuk trader pemula. Dalam melakukan ini, Anda dapat menguji dan memahami cara mengaplikasikan indikator CPR pada kondisi pasar yang berbeda-beda. Ini akan membantu Anda untuk memperoleh pengalaman trading tanpa harus menghadapi risiko kerugian besar.
- Konsisten dalam mengikuti strategi yang telah Anda pilih ketika menggunakan indikator CPR. Jangan terlalu sering mengubah strategi karena hal ini dapat mengganggu fokus dan memperburuk hasil trading. Sebagai trader, Anda harus memiliki rencana trading yang jelas dan disiplin dalam mengikutinya.
- Tetap sabar dan jangan terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan trading. Tetap tenang dan tunggu sampai harga benar-benar menguji level CPR agar Anda dapat mengambil keputusan trading yang optimal. Dalam trading, kesabaran sangatlah penting, terutama dalam menghadapi kondisi pasar yang tidak stabil.
Dengan menerapkan saran dan tips ini, trader pemula dapat meningkatkan kemampuan trading mereka dengan menggunakan indikator CPR. Penting untuk selalu memperbarui pengetahuan dan keterampilan trading Anda agar Anda dapat mengikuti perubahan pasar dan membuat keputusan trading yang tepat.
Akhir Kata
Indikator CPR dapat digunakan untuk mengidentifikasi tren bullish dan bearish pasar dan mengambil posisi trading yang sesuai. Saat harga berada di atas TC, ini adalah indikator kuat dari tren bullish. Jika harga secara konsisten lebih rendah dari garis BC, ini adalah indikator kuat dari tren bearish.
Selain itu, jangan lupa juga untuk mempertimbangkan penggunaan Stop Loss saat trading, terutama bagi trader pemula yang memiliki risiko kerugian yang lebih tinggi. Dengan menggunakan Stop Loss, trader dapat membatasi potensi kerugian mereka atau keluar dari pasar dengan keuntungan minimum yang dijamin. Ini adalah salah satu strategi manajemen risiko yang penting dalam trading yang dapat membantu trader pemula meminimalkan kerugian mereka dan meningkatkan kesuksesan trading mereka.
Selain strategi CPR di atas, Anda juga bisa mempelajari strategi pivot point lainnya yang dikombinasikan dengan price action. Strategi ini dianggap cukup sederhana untuk dipahami, bahkan oleh pemula sekalipun. Seperti apa strateginya? Simak selengkapnya di artikel berjudul, "Strategi Pivot Point Dengan Price Action."