Merancang strategi trading saat pandemi memang gampang-gampang susah. Pair apa yang perlu diperhatikan dan bagaimana tipsnya supaya sukses?
Adanya pandemi COVID-19 turut berpengaruh terhadap ekonomi dunia. Menurut para pakar, konsekuensi utama dari penyebaran virus ini adalah semakin lebarnya kesenjangan antara negera berekonomi lemah dengan negara berekonomi kuat. Negara yang memiliki kondisi ekonomi kuat cenderung lebih mudah bangkit dibandingkan negara dengan ekonomi yang lemah. Lalu, apakah mungkin untuk trading saat pandemi? Bagaimana mengolah strategi trading saat pandemi?
DI
| Daftar Isi |
Melihat Kondisi Pasar Saat Pandemi
Sebelum merancang strategi trading saat pandemi, ada baiknya memperhatikan kondisi pasar global. Saat ini, banyak mata uang yang terdampak akibat ketidakpastian global. Meski demikian, ada beberapa mata uang yang memiliki performa tangguh. Hal ini menjadikan mata uang tersebut layak untuk diperdagangkan meski kondisi sedang tidak stabil.
Contohnya Dolar AS. Meskipun perekonomian Amerika Serikat sempat tergoncang pandemi, mata uangnya cenderung lebih stabil jika dibandingkan dengan mata uang negara lain. Karena itu, tidak heran jika Dolar AS masih bersinar sebagai aset Safe Haven. Bisa dibilang, Dolar AS adalah pilar stabilitas dalam pasar forex.
Memilih pair yang tepat juga menjadi aspek penting ketika merancang strategi trading saat pandemi. Salah satu instrumen yang tergolong cukup aman dalam hal ini adalah EUR/USD. Namun, Anda harus tetap memperhatikan kondisi perekonomian AS dan Zona Euro jika berminat trading EUR/USD.
Baca juga: 3 Teknik Trading EUR/USD Paling Sederhana
Lalu bagaimana nasib komoditi seperti minyak? Apakah instrumen ini masih layak diperdagangkan? Ketika awal pandemi, harga minyak terhempas akibat melambatnya permintaan global. Namun, seiring membaiknya kondisi dunia, permintaan atas emas hitam pun mulai berdatangan. Selama Anda memasuki pasar di waktu yang tepat, tidak mustahil untuk bisa mendulang cuan lewat trading minyak.
Sementara itu, aset Safe Haven lainnya seperti emas mengalami pergerakan yang liar sealama pandemi COVID-19. Pasalnya, instrumen ini terkadang bergerak berlawanan dengan berita yang keluar. Jika Anda menggunakan strategi news trading untuk menganalisa aset ini, sebaiknya lebih berhati-hati lagi. Gunakan indikator teknikal untuk melengkapi analisa Anda agar mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Baca juga: Apa Yang Dimaksud Dengan Indikator
Strategi Trading di Masa Pandemi
Ada beberapa poin penting yang harus dicatat sebelum merancang strategi trading saat pandemi. Yang pertama adalah jangan panik, dan pastikan Anda mengumpulkan informasi yang lengkap sebelum trading. Selain itu, Anda juga harus trading secara selektif dan menerapkan risk management.
Jangan lupa untuk menambah diversifikasi portofolio trading untuk melindungi aset Anda dari gejolak pasar di masa pandemi. Namun, jika Anda memutuskan untuk tidak melakukan kegiatan trading, sebaiknya gunakan waktu luang untuk mengasah kemampuan dan teknik trading Anda, misalnya dengan memanfaatkan akun demo.
Beberapa strategi trading yang bisa dicoba saat pandemi antara lain:
1. Scalping Dengan Stochastic Oscillator
Salah satu strategi trading saat pandemi yang bisa dipelajari adalah scalping dengan stochastic oscillator. Cara ini cocok untuk para penggemar short term trading atau day trader. Tujuannya adalah meraup untung dengan memanfaatkan volatilitas tinggi di pasar. Biasanya, trader jenis ini memanfaatkan stochastic oscillator sebagai alat bantu analisa.
Stochastic oscillator memiliki dua lever: lower dan upper. Upper level mengindikasikan kondisi overbought pada pasar, sedangkan lower level menunjukan sinyal oversold. Strategi ini cocok diaplikasikan pada chart dengan time frame 4 menit atau 5 menit. Oscilliator bisa membantu trader untuk mencari posisi buy dan sell. Namun, kekurangan stochastic oscillator adalah munculnya sinyal palsu yang bisa menyesatkan trader.
Baca juga: Apa Fungsi Overbought Dan Oversold Dalam Trading Forex?
Untungnya hal ini bisa diatasi dengan menggunakan indikator lain seperti Bollinger Bands. Untuk mencari konfirmasi sinyal, trader harus menunggu hingga terjadi cross. Setelah itu, trader bisa mencari posisi buy dan sell. Salah satu pair yang cocok ditradingkan dengan cara ini adalah GBP/USD yang memiliki volatilitas tinggi. Contoh penggunaan Bollinger Bands dan stochastic bisa dilihat dalam grafik berikut.
Akan tetapi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan trader saat menerapkan strategi trading di masa pandemi menggunakan stochastic oscillator. Yang pertama adalah berita fundamental, trader harus memperhatikan rilis berita ekonomi dari mata uang yang diperdagangkan. Selain itu lebih aman jika trader menggunakan leverage yang rendah. Terakhir, trader sebaiknya menggaplikasikan risk management agar menekan kerugian.
2. Manfaatkan Volatilitas Pasar USD/JPY
Selain memanfaatkan volatilitas pergerakan di pasar GBP/USD, trader juga bisa meraup profit dari pasar USD/JPY. Hingga kini, Dolar masih menjadi idola untuk diperjualbelikan. Jika digabungkan dengan Yen Jepang, pair ini bisa menjadi investasi Safe Haven yang menarik. Trader bisa menggunakan time frame 15 menit untuk trading jangka pendek di pair ini. Beberapa indikator yang bisa dipakai adalah:
- Bollinger Bands dengan setting 20 dan 2.0
- Momentum Oscillator dengan periode 12
- Keltner Channels dengan setting 20 dan 1.5
Inti dari strategi trading saat pandemi ini adalah menunggu hingga Bollinger Bands berada di dalam Keltner Channel. Jika pada saat ini Momentum Oscillator berada di atas nol, trader bisa membuka posisi beli. Namun jika Oscillator berada di bawah nol, maka trader bisa memasang posisi jual. Strategi ini lebih baik jika dipakai saat pergantian sesi Asia dan London, karena volatilitas pasar sangat tinggi. Contoh penggunaannya dapat dilihat dalam grafik berikut.
3. Manfaatkan V-Shaped Recovery yang Tertunda
Beberapa teori menyebutkan bahwa pasar akan mengalami resesi sehingga beberapa aset akan jatuh harganya. Saat hal ini terjadi, para investor akan melindungi aset mereka agar tak mengalami kerugian. Skenario terbaik menurut para analis adalah adanya V-shape recovery yang tertunda.
Lalu apa yang harus dilakukan untuk trading di saat seperti ini? Yang pertama adalah membuka posisi jual di pair yang memiliki volatilitas tinggi seperti USD/JPY. Yang kedua, trading Dolar AS terhadap beberapa mata uang lain, lakukan ketika sentimen pasar mulai positif. Untuk diversifikasi aset, pastikan Anda memiliki setidaknya 20% posisi beli di beberapa logam mulia seperti emas.
4. Libur Trading
Meski ada banyak orang yang melakukan kegiatan trading di masa pandemi, Anda tidak perlu memaksakan diri jika merasa khawatir dengan risikonya. Memilih untuk tidak memasuki pasar juga merupakan salah satu strategi trading yang baik. Namun, bukan berarti Anda tidak melakukan apapun sama sekali. Gunakan waktu libur ini untuk mempertajam kemampuan menganalisa pasar. Misalnya dengan belajar mengoptimasi robot forex.
Anda juga bisa mempelajari strategi EA dan indikator melalui MT4 dan MT5 dengan menggunakan akun demo dari broker. Jika belum cukup, cobalah untuk menganalisa hasil trading Anda sebelumnya. Gunakan data historis dan tools pelengkap lainnya untuk mengetahui apakah trading Anda sebelumnya sudah sempurna. Selain itu, Anda juga bisa mempelajari dasar-dasar pasar finansial dan laporan ekonomi.
Tips Trading Aman di Masa Pandemi
Meski pasar terlihat dipenuhi ketidakpastian, trading di masa pandemi masih bisa menjadi opsi menarik untuk . Akan tetapi, tak bisa dipungkiri bahwa risiko yang mengintai lebih besar dari biasanya. Ada beberapa trik agar tetap aman trading ketika situasi tak menentu seperti ini. Apa saja?
Pelajari Jenis Analisa Lain
Inilah waktunya belajar analisa fundamental untuk melengkapi analisa teknikal Anda. Jangan lupa untuk melakukan analisa intermarket untuk memperkuat analisa Anda. Salah satu caranya adalah dengan memperhatikan pasar finansial lainnya, seperti saham dan obligasi. Dengan melakukan analisa intermarket, Anda bisa merancang strategi trading yang solid.
Cari Strategi yang Tepat
Mencari strategi trading saat pandemi bisa menjadi hal yang membingungkan untuk trader pemula maupun profesional. Kondisi pasar yang serba tidak pasti, membuat siapapun harus berhati-hati saat membuat keputusan.
Jika Anda adalah seorang scalper, wajib hukumnya untuk menjaga kondisi agar selalu prima. Scalping membutuhkan daya konsentrasi tinggi dan pengambilan keputusan yang tepat. Selain itu, hindari masuk pasar ketika ada rilis berita fundamental yang berpotensi memicu reaksi ekstrem.
Perhatikan Money Management
Money management sangat penting dalam kegiatan trading, terutama jika Anda memasuki pasar dalam kondisi seperti ini. Jangan sampai modal Anda yang berharga ludes karena tidak bijaksana dalam mengolah modal. Selalu berhati-hati dan jangan sampai Anda gelap mata karena ingin mengejar profit. Percuma saja mendapat profit tinggi jika akhirnya keuntungan itu ditelan habis oleh kerugian.
Tinjau ulang money management Anda. Jika perlu, Anda bisa berhitung menggunakan kalkulator money management. Mengatur risk dan reward ratio juga tak kalah pentingnya. Aturan ini merupakan salah satu dasar dalam merencanakan strategi trading dan berlaku ketika trading di pasar manapun.
Siapkah Anda Trading di Masa Pandemi?
Tak bisa dipungkiri, ketika pasar sedang tidak pasti, risiko tentu jadi berlipat ganda. Namun, bukan berarti Anda tidak bisa mencari profit sama sekali. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin cuan di tengah serangan virus COVID-19. Yang pasti, Anda harus memiliki analisa yang baik, tidak terburu-buru membuka posisi, memperhatikan berita fundamental, dan menjaga kesehatan. Jadi, siapkah Anda trading di masa Pandemi?
Selain forex, aset lain yang layak diperdagangkan saat pandemi adalah kripto. Terlepas dari potensinya sebagai aset investasi, kripto ternyata juga berkontribusi dalam melawan penyebaran virus Corona.