Nilai Bitcoin yang naik turun dengan cepat memang sulit diprediksi. Namun dengan memahami 7 faktor ini, Anda bisa menganalisa harga Bitcoin dengan lebih mudah.
Salah satu sifat Bitcoin yang sangat disukai oleh investor adalah pertumbuhan nilainya yang sangat cepat sehingga memiliki potensi besar untuk meraih keuntungan. Selain itu, saat ini mencari cuan dengan Bitcoin sangatlah mudah karena berbagai macam aplikasi investasi kripto seperti Pluang, Tokocrypto, dan penyedia jasa sejenis yang telah terdaftar secara resmi.
Maka dari itu, tak heran jika mata uang kripto khususnya Bitcoin sangat diminati dan sedang naik daun. Akan tetapi, beberapa hal bisa dengan mudah mempengaruhi nilai Bitcoin meskipun uang digital ini terkenal dengan kemampuannya yang tahan terhadap gejolak politik dan kebijakan otoritas.
Jika tertarik untuk mempelajari Bitcoin dengan lebih detail, cek 6 hal di bawah ini untuk mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan harga Bitcoin naik turun.
1. Ketidakseimbangan Supply dan Demand
Dalam dunia cryptocurrency, naik dan turun harga dapat berganti dengan sangat cepat dan tajam. Dalam satu hari saja, suatu uang kripto bisa naik dari 10% hingga 15% lalu turun dengan persentase yang sama.
Prinsip klasik supply and demand berperan penting dalam pergerakan harga kripto, terutama Bitcoin. Ketika permintaan (demand) terhadap koin terus naik sementara persediaan (supply) tidak mengalami perubahan, maka harganya akan cenderung naik. Di sisi lain, penurunan permintaan atau supply berlebih biasanya mengakibatkan kemerosotan harga.
Baca juga: Panduan Analisa Kripto dengan 3 Indikator Pasar Andalan
2. Penggunaan dan Infrastruktur
Di beberapa negara seperti Rusia, Denmark, Amerika Serikat, dan lainnya, uang kripto bisa menjadi alat pembayaran yang legal. Sayangnya, hal ini belum bisa diterapkan di Indonesia dan sejumlah negara lain yang tidak mengizinkan penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran. Semakin banyak pihak yang menggunakan Bitcoin, maka semakin naik pula demand untuk koin ini. Itulah mengapa, penggunaan Bitcoin yang semakin meluas akan berdampak positif pada pergerakan harganya.
Selain skala penggunaan, permintaan pasar akan cryptocurrency juga akan naik seiring dengan adanya infrastruktur yang memadai. Misalnya saja, mesin ATM crypto memungkinkan transaksi Bitcoin dengan lebih mudah di berbagai tempat.
3. Ongkos Penambangan Bitcoin
Bagi para penambang Bitcoin, menggunakan perangkat standar saja tak akan memadai. Ada spesifikasi yang harus dipenuhi untuk bisa menjadi penambang Bitcoin yang menguntungkan, dan hal itu biasanya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Selain untuk membeli hardware, penambang Bitcoin juga perlu mempersiapkan dana ekstra untuk biaya listrik karena aktivitas tersebut membutuhkan sumber daya yang tidak kecil. Jikapun beralih menjadi penambang di komunitas cloud mining, masih ada fee yang perlu dibayarkan ke penyedia fasilitas.
4. Potensi Serangan Hacker
Salah satu contoh serangan hacker yang membuat harga Bitcoin turun sangat drastis adalah insiden Mt Gox pada tahun 2014. Sejak saat itu, beragam insiden peretasan muncul silih berganti dengan tingkat pengaruh yang bervariasi. Biasanya, pasar kripto akan sangat terdampak oleh insiden yang dialami exchange besar, mengingat banyaknya dana klien yang terlibat di dalamnya.
5. Regulasi dari Pemerintah
Regulasi yang dibuat oleh pemerintah suatu negara, baik itu melarang atau mengakui Bitcoin sebagai salah satu alat pembayaran yang sah, tentu berdampak pada naik dan turunnya harga. Misalnya saja, kebijakan Inggris untuk melarang Binance beroperasi memberikan dampak buruk pada pergerakan harga kripto karena hal itu menutup peluang salah satu exchange terbesar di dunia untuk menjangkau klien Inggris. Inggris sendiri merupakan salah satu pusat finansial dunia, sehingga akses ke pasar tersebut dianggap sangat krusial.
Baca juga: Apakah Keuntungan Bitcoin Kena Pajak di Indonesia?
6. Media dan Influencer
Berita seperti insiden hacking bisa membuat harga kripto merosot meskipun berita tersebut bisa jadi adalah palsu. Namun sebaliknya, apabila terdapat suatu berita baik seperti suatu negara yang melegalkan Bitcoin, harga di pasar kripto bisa mengalami kenaikan. Hal ini cukup wajar, mengingat pelaku pasar biasanya digerakkan oleh sentimen yang merespon perubahan kondisi tertentu. Tidak sedikit pihak yang biasanya panik dan langsung bertindak begitu sebuah berita menggemparkan meluncur. Inilah yang menyebabkan pergerakan tajam pada harga-harga kripto, termasuk Bitcoin.
Selain pemberitaan media, peran influencer juga sangat diperhitungkan dalam menakar naik turun Bitcoin. Salah satu contohnya adalah Elon Musk yang dianggap berpengaruh karena jumlah investasinya yang besar di Bitcoin. Pernyataan-pernyataan yang ia unggah di akun media sosial atau dikutip di berbagai media seringkali menjadi kontroversi karena bisa memicu aksi pelaku pasar dan menggerakkan harga Bitcoin secara signifikan.
Baca juga: Daftar Tokoh Kripto Terkaya di Dunia
7. Faktor Psikologis
Berinvestasi memang bukan tanpa risiko. Seringkali, investor dipenuhi rasa cemas dan buru-buru dalam melakukan jual beli aset. Ketika banyak investor yang terburu-buru untuk membeli uang crypto dalam jumlah banyak saat tidak ada pergerakan di pasar, investor lainnya cenderung ikut melakukan aksi beli sehingga mendorong kenaikan harga. Sebaliknya, ketika harga sudah berada di puncak dan sebagian investor melakukan profit-taking, beberapa pelaku pasar lainnya akan cenderung mengikuti aksi jual tersebut sehingga mendorong harga turun.
Nah, itu dia beberapa faktor yang membuat harga Bitcoin naik dan turun. Bisa jadi ada aspek lain yang bermain, tetapi 7 hal di atas adalah katalis paling dominan dan wajib dipelajari untuk bisa menganalisa pergerakan Bitcoin dengan tepat. Jika Anda sudah menguasainya, maka Anda bisa beralih mengeksplor faktor-faktor lain yang mungkin berperan dalam naik turun harga Bitcoin.