EUR/USD naik karena tanda-tanda pelemahan lebih jauh dalam pasar tenaga kerja membebani dolar AS, 2 hari, #Forex Fundamental | Pound Sterling menguat saat PDB kuartal pertama Inggris memperbaiki prospek ekonomi, 2 hari, #Forex Fundamental | GBP/USD naik mendekati level 1.2540, didorong oleh PDB Inggris yang lebih tinggi, 2 hari, #Forex Teknikal | Level resistance krusial EUR/USD akan muncul di area 1.0790-1.0800, 2 hari, #Forex Teknikal | PT Hillcon Tbk (HILL) mengalokasikan dana sebesar Rp600 miliar untuk belanja modal alias capital expenditure (capex) di 2024, 2 hari, #Saham Indonesia | PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah menuntaskan divestasi 100% saham kepemilikannya di PT Paket Anak Bangsa (PAB) alias GoTo Logistics pada 7 Mei 2024. , 2 hari, #Saham Indonesia | PT Graha Mitra Asia Tbk (RELF) akan membagikan dividen final sebesar Rp1.14 miliar dari laba tahun buku 2023, 2 hari, #Saham Indonesia | PT Indika Energy Tbk (INDY) akan membagikan dividen tunai senilai $30 juta dari tahun buku 2023, 2 hari, #Saham Indonesia

Daftar Indikator Volatilitas yang Wajib Diketahui Trader

Kiki R 9 Jun 2023
Dibaca Normal 16 Menit
forex > indikator > #indikator #volatilitas
Temukan daftar indikator volatilitas yang penting bagi para trader dan cara penerapannya di artikel berikut ini.

Dalam dunia trading yang penuh tantangan dan perubahan yang cepat, pemahaman yang mendalam tentang volatilitas pasar adalah kunci untuk meraih keunggulan kompetitif. Pasar yang volatil memberikan peluang besar, tetapi juga menimbulkan risiko yang tidak dapat diabaikan.

Oleh karena itu, mempelajari dan memanfaatkan indikator volatilitas yang tepat merupakan langkah penting dalam merencanakan strategi trading yang sukses.

Dalam artikel ini, kami akan memperkenalkan Anda kepada delapan indikator volatilitas yang wajib diketahui oleh setiap trader yang ingin meningkatkan kemampuan analisa dan pengambilan keputusan mereka. Berikut adalah indikator memiliki karakteristik unik dan memberikan wawasan yang berharga tentang volatilitas pasar:

  • Bollinger Bands
  • Average True Range (ATR)
  • Volatility Index (VIX)
  • Keltner Channel
  • Donchian Channel
  • Chaikin Volatility
  • Twiggs Volatility
  • Relative Volatility Index (RVI)

Melalui 8 indikator di atas, Anda diharapkan mampu mengukur, memprediksi, dan menginterpretasikan volatilitas pasar dengan lebih baik. Yuk, bahas mereka satu per satu!

Bollinger Bands

Bollinger Bands adalah salah satu indikator teknikal populer yang digunakan dalam trading saham, forex, dan instrumen keuangan lainnya. Indikator ini diciptakan oleh John Bollinger pada tahun 1980-an.

Bollinger Bands terdiri dari tiga garis (atau biasa disebut pita) yang mengapit pergerakan harga yang sedang dianalisis. Garis-garis ini disusun di sekitar rata-rata pergerakan harga (moving average) dan mengukur volatilitas serta potensi pembalikan harga.

Bollinger Bands terdiri dari tiga komponen utama:

  • Garis/pita Tengah (Middle Band): Garis tengah adalah moving average periode tertentu. Secara umum, moving average yang digunakan adalah simple moving average periode 20, tetapi periode ini bisa disesuaikan dengan preferensi trader.
  • Garis/pita atas (upper band): Garis atas ditempatkan di atas garis tengah dan dihitung dengan menambahkan nilai deviasi standar (standard deviation) yang diinginkan ke garis tengah. Nilai deviasi standar yang umum digunakan adalah 2, tetapi bisa disesuaikan sesuai preferesi trader.
  • Garis/pita bawah (lower band): Lower Band ditempatkan di bawah garis tengah dan dihitung dengan mengurangkan nilai deviasi standar yang diinginkan dari garis tengah.

Fungsi utama Bollinger Bands adalah mengidentifikasi volatilitas pasar dan membantu trader mengenali kondisi overbought (jenuh beli) dan oversold (jenuh jual) suatu harga. Saat volatilitas tinggi, garis atas dan garis bawah akan melebar, sedangkan saat volatilitas rendah, garis-garis tersebut akan menyempit.

Cara Trading Menggunakan Bollinger Bands

Cara trading dengan menggunakan Bollinger Bands dapat bervariasi tergantung pada preferensi trader. Beberapa strategi umum yang digunakan dengan Bollinger Bands adalah sebagai berikut:

  • Bounce Trading: Saat harga mencapai pita atas atau pita bawah, terjadi kemungkinan adanya pembalikan harga. Jika harga menyentuh pita atas, ada kemungkinan harga akan kembali turun. Sebaliknya, jika harga menyentuh pita bawah, ada kemungkinan harga akan kembali naik. Trader dapat memanfaatkan peluang ini dengan membuka posisi sell atau buy saat harga reject atau tertahan di pita Bollinger bands.

  • Breakout Trading: Breakout terjadi ketika harga menembus salah satu pita, menunjukkan adanya pergerakan harga yang kuat. Jika harga menembus pita atas, bisa jadi sinyal untuk membuka posisi buy. Sebaliknya, jika harga menembus pita bawah, bisa jadi sinyal untuk membuka posisi sell.

  • Konfirmasi dengan Indikator Lain: Bollinger Bands juga dapat digunakan untuk mengkonfirmasi sinyal dari indikator teknis lainnya. Misalnya, jika ada sinyal buy dari indikator lain dan harga saat itu berada di atas garis tengah Bollinger Bands, hal ini dapat dianggap sebagai konfirmasi untuk membuka posisi buy.

Average True Range (ATR)

Average True Range (ATR) adalah indikator volatilitas yang digunakan untuk mengukur volatilitas pada periode tertentu. Indikator ini dikembangkan oleh J. Welles Wilder. ATR menghitung kisaran pergerakan harga dengan mempertimbangkan jarak antara harga tertinggi dan terendah dalam suatu periode waktu.

ATR memiliki beberapa fungsi utama:

  • Mengukur Volatilitas: ATR memberikan gambaran tentang seberapa besar pergerakan harga yang diharapkan dalam suatu periode. Jika ATR tinggi, ini menunjukkan volatilitas yang tinggi, sedangkan ATR rendah menunjukkan volatilitas yang rendah.

  • Identifikasi Pembalikan dan Breakout: ATR dapat membantu trader mengidentifikasi potensi pembalikan tren atau peluang breakout. Kenaikan tajam dalam nilai ATR dapat mengindikasikan potensi perubahan tren atau kemungkinan terjadinya pergerakan harga yang signifikan.

  • Menentukan Stop Loss dan Take Profit: Dengan menggunakan ATR, trader dapat menentukan level stop loss dan take profit yang sesuai dengan volatilitas aset. ATR dapat membantu trader menghindari menempatkan level stop loss atau take profit terlalu dekat atau terlalu jauh dari harga pasar.

Cara Trading Menggunakan ATR

Penggunaan ATR dalam trading dapat bervariasi tergantung pada strategi dan preferensi trader. Beberapa yang umum digunakan dalam trading dengan ATR adalah sebagai berikut:

  • Penempatan Stop Loss: Trader dapat menggunakan nilai ATR untuk menentukan level stop loss dengan mengalikan ATR dengan faktor risiko yang diinginkan. Misalnya, jika ATR saat ini adalah 50 pips dan trader ingin menetapkan faktor risiko 2, maka stop loss dapat ditempatkan pada jarak 100 pips dari harga masuk.

  • Penentuan Take Profit: Nilai ATR juga dapat digunakan untuk menentukan level take profit. Trader dapat mengalikan ATR dengan faktor reward yang diinginkan, seperti 2 atau 3, dan menambahkannya pada harga masuk untuk menentukan level take profit yang potensial.

Baca Juga: Mencari Peluang Kripto dengan Indikator ATR

Volatility Index (VIX)

Volatility index, atau biasa disebut juga indeks volatilitas, adalah indikator yang mengukur tingkat volatilitas di pasar keuangan. Indeks ini sering digunakan untuk mengevaluasi risiko dan ketidakpastian di pasar. Salah satu indeks volatilitas yang terkenal adalah VIX (CBOE Volatility Index), yang mengukur volatilitas pasar saham AS.

Volatility index dihitung berdasarkan harga opsi yang diperdagangkan di pasar. Opsi merupakan instrumen keuangan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual aset dasar pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu.

Volatility index mengambil informasi dari harga opsi untuk menggambarkan sejauh mana para pelaku pasar memperkirakan terjadinya pergerakan harga yang signifikan.

Fungsi utama volatility index adalah sebagai berikut:

  • Mengukur Volatilitas: Indeks volatilitas memberikan gambaran tentang tingkat volatilitas yang diharapkan di pasar. Jika nilai indeks volatilitas tinggi, ini menunjukkan tingkat volatilitas yang tinggi, sedangkan jika nilainya rendah, ini menunjukkan tingkat volatilitas yang rendah.

  • Evaluasi Risiko: Volatility index membantu para investor dan trader dalam mengevaluasi risiko pasar. Dengan memantau volatilitas, mereka dapat mengukur ketidakpastian dan risiko yang terkait dengan investasi mereka.

  • Indikator Sentimen: Perubahan dalam nilai volatility index dapat memberikan indikasi sentimen pasar. Jika indeks volatilitas meningkat, ini dapat menunjukkan kecemasan dan ketidakpastian yang lebih tinggi di pasar.

Cara Trading Menggunakan volatility Index

Trading dengan menggunakan volatility index dapat dilakukan dengan beberapa cara, termasuk:

1. Menggunakan VIX sebagai Indikator. Trader dapat menggunakan nilai VIX untuk mengkonfirmasi atau memprediksi pergerakan harga.

  • Sinyal Buy
    Jika Anda percaya bahwa volatilitas akan meningkat dan VIX akan naik, Anda akan mengambil posisi long/buy pada VIX. Mengambil posisi long pada VIX adalah posisi populer saat terjadi ketidakstabilan keuangan, ketika ada banyak tekanan dan ketidakpastian di pasar. Jika terjadi volatilitas, prediksi Anda akan benar, dan Anda dapat mengambil keuntungan. Jika Anda telah mengambil posisi long dan tidak ada volatilitas di pasar, posisi Anda akan mengalami kerugian.

  • Sinyal Sell
    Ketika Anda mengambil posisi short/sell pada VIX, pada dasarnya Anda mengharapkan nilai S&P 500 naik. Posisi sell pada volatilitas sangat populer ketika suku bunga rendah, terdapat pertumbuhan ekonomi yang wajar, dan volatilitas rendah di pasar keuangan. Jika S&P 500 naik, maka VIX kemungkinan akan bergerak ke level yang lebih rendah, dan Anda dapat mengambil keuntungan. Namun, melakukan short sell pada volatilitas memiliki risiko inheren, karena ada potensi kerugian yang tidak terbatas jika volatilitas melonjak.

2. Hedging Portofolio: Volatility index dapat digunakan sebagai instrumen untuk melindungi portofolio dari risiko pasar. Jika investor memperkirakan volatilitas akan meningkat, mereka dapat membeli opsi atau kontrak futures pada indeks volatilitas untuk melindungi nilai portofolio mereka.

3. Trading Opsi: Volatility index dapat memberikan informasi tentang harga opsi di pasar. Dengan memahami volatilitas yang diukur oleh indeks, trader dapat memilih strategi trading opsi yang sesuai dengan kondisi pasar.

Keltner Channel

Keltner Channel adalah indikator teknis yang digunakan untuk mengukur volatilitas harga dan mengidentifikasi tren di pasar keuangan. Indikator ini terdiri dari tiga garis yang mengelilingi harga, yaitu garis tengah, garis atas, dan garis bawah.

Fungsi Keltner Channel antara lain:

  • Mengukur Volatilitas: Keltner Channel mengukur volatilitas pasar dengan menghitung jarak antara garis atas dan garis bawah. Saat volatilitas meningkat, lebar saluran akan melebar, dan saat volatilitas menurun, lebar saluran akan menyempit.

  • Identifikasi Tren: Keltner Channel membantu mengidentifikasi tren pasar. Saat harga berada di atas garis tengah, itu menunjukkan tren naik, sedangkan harga di bawah garis tengah menunjukkan tren turun.

  • Titik Entry dan Exit: Keltner Channel dapat digunakan untuk menentukan titik entry dan exit dalam trading. Saat harga memotong garis atas dari bawah ke atas, ini dapat dianggap sebagai sinyal beli. Sebaliknya, saat harga memotong garis bawah dari atas ke bawah, ini dapat dianggap sebagai sinyal jual. Traders juga dapat menggunakan persilangan harga terhadap garis tengah sebagai sinyal entry atau exit.

Cara Trading Menggunakan Keltner Channel

Berikut ini beberapa cara trading menggunakan Keltner channel.

  • Identifikasi Tren: Perhatikan posisi harga terhadap garis tengah Keltner Channel. Jika harga berada di atas garis tengah, ini menunjukkan tren naik, dan jika harga berada di bawah garis tengah, ini menunjukkan tren turun.

  • Sinyal Beli dan Jual: Cari sinyal beli ketika harga memotong garis atas dari bawah ke atas. Sebaliknya, cari sinyal jual ketika harga memotong garis bawah dari atas ke bawah. Gunakan konfirmasi dari indikator lain atau pola candlestick untuk mengonfirmasi sinyal ini.

  • Stop Loss dan Take Profit: Tentukan level stop loss dan take profit yang sesuai dengan manajemen risiko Anda. Stop loss dapat ditempatkan di bawah garis bawah Keltner Channel untuk posisi beli, dan di atas garis atas untuk posisi jual. Take profit dapat ditentukan berdasarkan level support dan resistance atau rasio risk/reward yang diinginkan.

  • Gunakan Indikator Tambahan: Keltner Channel dapat digunakan bersama dengan indikator teknis lainnya seperti RSI (Relative Strength Index) atau MACD (Moving Average Convergence Divergence) untuk memperkuat sinyal trading.

Donchian Channel

Donchian Channel adalah indikator yang digunakan trader untuk mengidentifikasi potensi breakout level support dan resistance serta mengukur volatilitas harga di pasar keuangan. Indikator ini terdiri dari tiga garis, yaitu garis atas, garis tengah, dan garis bawah, yang membentuk saluran berdasarkan pergerakan harga tertinggi dan terendah dalam periode waktu yang ditentukan.

Fungsi Donchian Channel:

  • Identifikasi Level Support dan Resistance: Donchian Channel membantu mengidentifikasi level support (garis bawah) dan resistance (garis atas) di pasar. Ketika harga berada di atas garis atas, itu menunjukkan tren naik dan level resistance potensial. Sebaliknya, ketika harga berada di bawah garis bawah, itu menunjukkan tren turun dan level support potensial.

  • Mengukur Volatilitas: Donchian Channel juga digunakan untuk mengukur volatilitas pasar. Lebar saluran Donchian Channel mencerminkan volatilitas harga. Ketika lebar saluran melebar, itu menunjukkan volatilitas yang tinggi, dan ketika lebar saluran menyempit, itu menunjukkan volatilitas yang rendah.

  • Identifikasi Breakout: Donchian Channel membantu mengidentifikasi breakout atau pergerakan harga yang signifikan di atas atau di bawah level support atau resistance. Breakout di atas garis atas dapat menjadi sinyal beli, sementara breakout di bawah garis bawah dapat menjadi sinyal jual.

Cara Trading Menggunakan Donchian Channel

Berikut ini cara trading menggunakan donchian channel:

  • Identifikasi Trend: Perhatikan posisi harga terhadap garis tengah Donchian Channel. Jika harga berada di atas garis tengah, itu menunjukkan tren naik, sedangkan harga di bawah garis tengah menunjukkan tren turun.

  • Sinyal Entry dan Exit: Gunakan breakout di atas garis atas sebagai sinyal beli dan breakout di bawah garis bawah sebagai sinyal jual. Konfirmasi sinyal dengan indikator lain atau pola candlestick dapat meningkatkan probabilitas keberhasilan.

  • Stop Loss dan Take Profit: Tentukan level stop loss dan take profit sesuai dengan manajemen risiko Anda. Stop loss dapat ditempatkan di atas garis atas untuk posisi jual dan di bawah garis bawah untuk posisi beli. Take profit dapat ditentukan berdasarkan level support dan resistance terdekat atau dengan menggunakan rasio risiko-untung yang diinginkan.

  • Pengaturan Periode: Sesuaikan periode Donchian Channel sesuai dengan kerangka waktu trading Anda. Untuk trading jangka pendek, periode yang lebih pendek seperti 20 hari dapat digunakan, sedangkan untuk trading jangka panjang, periode yang lebih panjang seperti 50 atau 100 hari dapat lebih relevan.

Chaikin Volatility

Indikator volatilitas Chaikin menunjukkan perbedaan antara rata-rata bergerak dari dua garis akumulasi-distribusi yang ditimbang berdasarkan volume. Volatilitas diukur sebagai perluasan rentang antara harga tertinggi dan terendah dari sekuritas dengan membandingkan jarak antara kedua harga tersebut.

Peningkatan pada indikator volatilitas selama periode singkat dapat menunjukkan bahwa posisi dasar (bottom) berada di dekatnya. Sedangkan penurunan volatilitas dalam jangka waktu yang lebih lama dapat menunjukkan adanya posisi puncak (top) yang akan datang. Indikator Chaikin sebaiknya digunakan bersama dengan sistem rata-rata bergerak atau price envelope.

Fungsi Chaikin Volatility:

  • Mengukur Volatilitas: Chaikin Volatility memberikan informasi tentang tingkat volatilitas pasar. Indikator ini menggunakan perhitungan persentase perubahan harga berdasarkan rentang tinggi dan rendah dalam jangka waktu tertentu untuk menggambarkan volatilitas yang ada.

  • Mengidentifikasi Potensi Perubahan Tren: Dengan melihat perubahan volatilitas, Chaikin Volatility dapat membantu trader mengidentifikasi potensi perubahan tren di pasar. Peningkatan volatilitas seringkali dapat mengindikasikan awal dari tren baru atau perubahan signifikan dalam tren yang sedang berlangsung.

  • Konfirmasi Sinyal Entry dan Exit: Chaikin Volatility dapat digunakan sebagai konfirmasi untuk sinyal entry dan exit dari strategi trading lainnya. Misalnya, jika terdapat sinyal pembalikan tren atau breakout, peningkatan volatilitas yang terlihat melalui Chaikin Volatility dapat memperkuat kepercayaan trader dalam mengambil tindakan.

Cara Trading Menggunakan Chaikin Volatility

Berikut ini cara trading menggunakan chaiking volatility.

  • Identifikasi Tingkat Volatilitas: Amati tingkat volatilitas yang ditunjukkan oleh Chaikin Volatility. Peningkatan volatilitas dapat menunjukkan peluang trading potensial, sedangkan penurunan volatilitas dapat menandakan kondisi pasar yang tenang atau konsolidasi.

  • Konfirmasi Sinyal Trading: Gunakan Chaikin Volatility sebagai konfirmasi untuk sinyal trading lainnya. Misalnya, jika Anda menerima sinyal beli dari indikator lain seperti moving average crossover, konfirmasikan sinyal tersebut dengan melihat apakah volatilitas juga meningkat melalui Chaikin Volatility.

  • Manajemen Risiko: Gunakan Chaikin Volatility sebagai panduan untuk mengatur tingkat risiko dalam trading Anda. Pada saat volatilitas tinggi, pergerakan harga yang besar dapat terjadi, sehingga diperlukan pengaturan stop loss yang lebih lebar. Sebaliknya, pada saat volatilitas rendah, pergerakan harga yang terbatas dapat mengharuskan pengaturan stop loss yang lebih ketat.

  • Kombinasikan dengan Indikator Lain: Untuk mendapatkan konfirmasi yang lebih kuat, gunakan Chaikin Volatility bersama dengan indikator teknis lainnya. Misalnya, kombinasikan dengan indikator momentum atau pola candlestick untuk memperoleh sinyal trading yang lebih kuat.

Twiggs Volatility

Indikator volatilitas Twiggs digunakan untuk memberikan sinyal tentang peningkatan risiko pasar. Indikator ini digunakan untuk melacak indeks pasar seperti Dow dan S&P 500, namun juga dapat berguna dalam melacak perilaku saham individu.

Twiggs volatilitas terutama digunakan untuk mengindikasikan peningkatan dan penurunan risiko pasar, di mana:

  • Trough (lembah) yang meningkat menunjukkan peningkatan risiko pasar.
  • Puncak yang menurun menunjukkan penurunan risiko pasar.

Fungsi Twiggs Volatility:

  • Mengukur Volatilitas: Twiggs Volatility menghitung perbedaan persentase antara harga penutupan saat ini dengan harga penutupan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tentang volatilitas pasar dengan melihat fluktuasi harga yang signifikan. Peningkatan volatilitas dapat mengindikasikan risiko pasar yang tinggi, sementara penurunan volatilitas dapat mengindikasikan risiko yang lebih rendah.

  • Identifikasi Risiko Pasar: Dengan menggunakan Twiggs Volatility, trader dapat mengidentifikasi risiko pasar yang sedang terjadi. Saat volatilitas meningkat, ada kemungkinan terjadi pergerakan harga yang lebih besar dan potensi risiko yang lebih tinggi. Ini dapat membantu trader untuk mempertimbangkan strategi trading yang sesuai dengan kondisi pasar yang sedang berlangsung.

  • Sinyal Perubahan Tren: Twiggs Volatility juga dapat memberikan sinyal perubahan tren yang mungkin terjadi. Peningkatan volatilitas yang diikuti oleh penurunan volatilitas dapat menunjukkan kemungkinan perubahan tren. Hal ini dapat membantu trader untuk mengambil keputusan trading yang tepat, seperti entry atau exit posisi.

Cara Trading Menggunakan Twiggs Volatility

Berikut ini cara trading menggunakan twiggs volatility:

  • Mengidentifikasi Tingkat Volatilitas: Amati tingkat volatilitas yang ditunjukkan oleh Twiggs Volatility. Peningkatan volatilitas dapat mengindikasikan peluang trading yang lebih tinggi, sementara penurunan volatilitas dapat mengindikasikan kondisi pasar yang tenang atau konsolidasi.

  • Konfirmasi Sinyal Trading: Gunakan Twiggs Volatility sebagai konfirmasi untuk sinyal trading lainnya. Misalnya, jika Anda menerima sinyal pembalikan tren dari indikator lain seperti pola candlestick atau indikator momentum, konfirmasikan sinyal tersebut dengan melihat apakah volatilitas juga mengindikasikan perubahan yang serupa.

  • Manajemen Risiko: Perhatikan tingkat volatilitas yang terjadi dan sesuaikan manajemen risiko Anda. Pada saat volatilitas tinggi, pergerakan harga yang besar dapat terjadi, sehingga penting untuk memperhitungkan stop loss yang lebih lebar. Pada saat volatilitas rendah, pergerakan harga yang terbatas dapat mempengaruhi penempatan stop loss yang lebih ketat.

  • Menggunakan dengan Indikator Lain: Untuk memperoleh konfirmasi yang lebih kuat, gunakan Twiggs Volatility bersama dengan indikator teknis lainnya. Kombinasikan dengan indikator tren seperti moving average atau indikator osilator seperti RSI untuk mendapatkan sinyal trading yang lebih terperinci.

Relative Volatility Index (RVI)

Indeks Volatilitas Relatif (RVI) dikembangkan oleh Donald Dorsey, dan menghitung arah volatilitas dari harga aset. RVI dapat berkisar dari nol hingga 100 dan berbeda dari banyak indikator yang mengukur pergerakan harga, RVI memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengukur kekuatan pasar.

Cara Trading Menggunakan Relative Volatility Index

Dalam trading, indikator relative volatility index dapat digunakan untuk sinyal beli dan jual. Berikut adalah aturan yang dikembangkan oleh Dorsey untuk sinyal beli dan jual ketika menggunakan RVI:

  • Beli jika RVI lebih besar dari 50
  • Jual jika RVI kurang dari 50
  • Jika Anda melewatkan sinyal beli RVI pertama, beli ketika RVI lebih besar dari 60
  • Jika Anda melewatkan sinyal jual RVI pertama, jual ketika RVI kurang dari 40
  • Tutup posisi beli ketika RVI turun di bawah 40
  • Tutup posisi jual ketika RVI naik di atas 60

RVI ini tidak dimaksudkan untuk digunakan sebagai indikator tunggal dalam perdagangan dan sebaiknya digunakan bersama dengan alat perdagangan dan metodologi lainnya.

Akhir Kata

Itulah dia 8 indikator volatilitas yang wajib diketahui trader yang dapat menjadi alat yang berguna dalam menganalisis pergerakan harga dan mengambil keputusan trading yang tepat.

Tidak ada indikator tunggal yang dapat memberikan jaminan sukses dalam trading. Penting untuk menggunakan indikator dengan bijak, memadukannya dengan analisis lain, dan mengambil pendekatan yang holistik terhadap pasar. Teruslah belajar dan mengasah keterampilan trading Anda, serta terapkan manajemen risiko yang baik.

Jika Anda tertarik mencari cuan dengan memanfaatkan volatilitas, baca dulu artikel berjudul Kiat Sukses Trading Dengan Volatilitas berikut ini.

Terkait Lainnya

Forum Terkait

Yuri Wijayanto | 11 Jun 2012

Menurut master, biasanya para big player menggunakan indikator teknikal apa? di tf berapa?

Lihat Reply [21]

@ yuri wijayanto:
Dari info yang saya dapatkan, kebanyakan trader profesional dan big boys hampir tidak menggunakan indikator teknikal kecuali moving averages untuk mengetahui harga rata-rata dalam periode tertentu dan arah trend. Hal itu disebabkan karena mereka tahu bahwa hampir semua indikator teknikal selalu terlambat dalam merespons pergerakan harga pasar. Time frame trading biasanya di tf tinggi (H4, daily, weekly), dan untuk tools biasanya menggunakan Fibonacci retracement dan pivot.

M Singgih 1 May 2016

Apa trik yg dipakai steve cohen main forex bos ku ?? Dan selain moving average apa gak ada trik lain untuk mengetahui posisi sell atau buy agar terkonfirmasi ke kita untuk masuk pasar dn mengambil posisi??

Fan 2 May 2019

Mengenai strategi trading Steve Cohen, silahkan baca: Investing: What is Steve Cohens Trading Strategy?

- …. selain moving average apa gak ada trik lain untuk mengetahui posisi sell atau buy agar terkonfirmasi ke kita untuk masuk pasar dn mengambil posisi?

Yang akurat adalah dengan mengamati price action yang terbentuk, dan dikonfirmasi oleh indikator teknikal.

M Singgih 8 May 2019

Apakah trader forex kelas george soros juga menggunakan indikator teknikal pada saat trading? Apakah indikator teknikal hanya digunakan oleh trader-trader kecil saja?

Sandra 27 Sep 2022

Seperti yang sudah disebutkan di atas, trader besar dalam hedge fund seperti steve cohen juga menggunakan indikator teknikal.

Kiki R 28 Sep 2022

Apakah para big player dan market maker di forex itu sama saja? Dan apakah mereka benar-benar membuat harga yang mereka inginkan? Thanks

Marawi 17 Oct 2022

Sama saja, pada dasarnya sebutan big player, market maker, big boys, whale, dst mempunyai makna yang sama.

Sebutan ini disematkan kepada suatu institusi/organisasi/bank yang mempunyai modal sangat besar dan melakukan transaksi di pasar forex dengan volume transaksi yang sangat besar.

Contoh big player di pasar forex adalah JPmorgan, Deutche Bank, UBS, XTX Markets, Citigroup, Bank of America, Goldman Sachs, dan HSBC.

Kiki R 18 Oct 2022

Jika para market tidak bisa diprediksi. Lantas, bagaimana cara para big player ini mempengaruhi/menggerakkan harga di market?

Erlingga 21 Nov 2022

Big player mempengaruhi/menggerakkan harga di market dengan melakukan pembelian/penjualan secara besar-besaran melalui jaringan interbank.

Mekanisme pasar adalah permintaan dan penawaran. Sell dan buy.

Jika volume seller lebih besar daripada volume buyer, maka harga akan turun. Sebaliknya, jika volume buyer lebih besar daripada seller maka harga akan naik.

Semakin tinggi perbedaan seller dan buyer maka semakin kuat pergerakan harganya.

Anda bisa melihat fenomena ini saat terjadi news besar dimana terbentuk candle yang panjang dan searah.

Kiki R 21 Nov 2022

@ Marawi:

Big player adalah bank-bank besar, hedge fund manager besar, dan juga institusi keuangan besar. Mereka memang market maker dan bisa mengatur harga seperti yang diinginkan, tetapi jumlah atau ukuran lot transaksinya harus super besar dan tidak mudah dilakukan. Jika ingin mengatur harga harus dengan sindikasi dari beberapa big player seperti ketika George Soros membuat nilai tukar GBP melemah tajam.

M Singgih 15 Dec 2022

Ya, para trader forex kelas kakap itu juga menggunakan indikator teknikal. Hanya saja, ada perbedaan antara indikator teknikal yang digunakan oleh mereka dan yang dipakai trader kelas teri seperti kita.

Apa bedanya? Antara lain...

  • Umumnya mereka membuat indikator teknikal mereka sendiri yang di-copyright khusus, bukan menggunakan indikator teknikal pasaran seperti yang tersedia untuk publik seperti setting default metatrader. Indikator teknikal itu juga nggak asal bikin, melainkan hasil kerja analis teknikal, matematikawan, ahli statistik, dll yang lulusan universitas ternama dunia seperti MIT dan lain-lain.
  • Mereka bukan hanya memasang indikator teknikal sendiri, melainkan juga dilengkapi dengan algoritma canggih yang bisa memberi notifikasi atau bahkan mengeksekusi entry/exit/hedging/cut loss secara otomatis.

Salah satu contoh yang paling legendaris adalah Jim Simmons, seorang matematikawan lulusan Berkeley dan MIT. Ia menggalang tim untuk membuat sistem trading kuantitatif menggunakan model matematis dan algoritma untuk mengelola hedge funds bikinannya, sehingga mendapatkan julukan manajer hedge fund paling sukses sepanjang masa di Wall Street.

Aisha 19 Dec 2022

Kalau buat indikator itu gimana caranya kak? Apakah harus punya skill pemrogaman?

Bambang 4 Jan 2023

@Bambang:

Untuk membuat indikator, yang diperlukan bukan skill pemrograman, melainkan aneka skill seperti forecasting (salah satu cabang dalam statistika), modelling matematis (mathemathical modelling), dan seterusnya.

Indikator teknikal itu kan dibuat agar mampu membaca pola-pola pergerakan harga historis, untuk kemudian diterapkan untuk memaca kondisi pasar saat ini dan memprediksi kondisi pasar mendatang. Apakah skill pemrograman saja bisa melakukan itu? Tentu saja tidak.

Matematikawan gaek seperti Jim Simons itu malah bisa bikin formula indikator sendiri, lalu (seandainya nggak bisa programming) merekrut orang IT yang bisa membuat algoritmanya buat dia. Tapi orang IT pure seperti Mark Zuckerberg itu belum tentu bisa bikin formula sendiri. Padahal, poin paling penting dalam suatu indikator adalah formulanya.

Gambaran kasarnya begini: Yang terpenting dari pembuatan indikator Moving Averages (misalnya), bukanlah garis MA panjang yang kelihatan di monitor platform trading kita. Yang terpenting dari pembuatan indikator Moving Averages adalah formula ini:

MA = (n1 + n2 + n3 + …) / n

di mana n adalah jumlah periode, sedangkan n1 dan seterusnya adalah data harga per periode.

Setelah ada rumusan seperti itu, kita bisa langsung menggunakannya untuk analisis teknikal atas data pergerakan harga di pasar. Itulah yang dilakukan oleh para trader dunia sebelum ada komputer, internet, dan teknologi online trading.

Setelah ada teknologi online trading, rumusan-rumusan seperti itu barulah dibuatkan software-nya agar kita bisa trading otomatis tanpa perlu menghitung manual sendiri.

Aisha 4 Jan 2023

Ooo mereka bukan pakai sistem robot gt ya pak? Apa memang manual para hedge manager tersebut?

Marawi 5 Jan 2023

Apakah transaksi mereka dilakukan secara manual seperti trader retail pada umumnya?

Marawi 5 Jan 2023

@ Marawi:

Menurut saya perusahaan hedge fund dan juga para hedge fund manager tidak menggunakan robot trading. Mereka adalah bagian terbesar yang menentukan pergerakan harga. Biasanya mereka masuk pasar berdasarkan isu-isu fundamental ekonomi.

M Singgih 5 Jan 2023

Jawaban untuk Marawi:

  • Apakah transaksi mereka dilakukan secara manual seperti trader retail pada umumnya?

Tidak, para big player ini mengeksekusi posisi langsung ke jaringan interbank.

Trader retail tidak punya akses langsung ke jaringan interbank karena membutuhkan deposit yang sangat besar.

Apakah mereka menggunakan indikator teknikal?

Ya, tapi trading mereka berbeda dengan retail karena mereka trading dengan sangat besar maka mereka butuh liquidity yang besar untuk masuk ke market.

Kiki R 8 Jan 2023

Erlingga:

Cara Big Player menggerakkan harga kurang lebihnya sama dengan kita trader retail pada umumnya yaitu dengan melakukan transaksi jual beli. Yang membedakan kita dan mereka hanyalah ada pada Volume transaksi yang dapat dilakukan oleh mereka yang nilainya mungkin sangat jauh dari kemampuan trader retail. Namun karena banyaknya dana ini bukan berarti mereka juga bisa seenaknya. Dalam transaksi forex secara umum, jika ingin membeli maka harus ada penjual terlebih dahulu.

Begitu pula sebaliknya, harus ada pembeli terlebih dahulu sebelum mereka dapat menjual. Karena transaksi mereka besar, maka pertukaran ini juga memerlukan nilai yang besar di sisi lainnya. Anggap saja mereka ingin membeli dengan jumlah yang besar, maka harus ada penjual dengan jumlah yang besar pula yang tersedia. Di sinilah kesulitan yang muncul saat bapak menjadi Big Player.

Nur Salim 26 Jan 2023

Apakah mungkin para Big Player ini juga menggunakan robot untuk transaksi trading mereka pak atau justru mereka murni manual ya?

Moch Amri 29 Jan 2023

Moch Amri:

Seperti halnya ritel, para Big Player bisa trading manual maupun dengan menggunakan robot. Lembaga keuangan multinasional besar bisa punya beberapa desk sekaligus dengan tanggung jawab berbeda-beda: ada desk algo-trading, desk fundamental, desk teknikal, dst.

Aisha 1 Feb 2023

Jawaban untuk Moch Amri:

Big player saat ini sudah banyak menggunakan Algo dalam trading. Algo ini bukan seperti robot atau EA yang biasa digunakan sama trader retail.

Algo lebih kompleks dengan menggunakan analisa kuatitatif. Trading algo saat ini banyak digunakan di low time frame yang biasa disebut HFT (high frequency trading).

Namun bukan berarti mereka semua pakai algo, masih ada di trading desk mereka trader manual yang mereka latih untuk trading big money.

Kiki R 4 Feb 2023
Asep Wawan | 29 Jul 2012

Salam master! saya baru trading $8 loss. saya pake indicator yang dari custum itu psar 0.02 dan 0.2 dan bolinger band 20 dan 2,dan rsi dan stoc dan ma 14 dan ma100?

apa indicator itu tidak mngdukung dalam setingan m1? apa baik nya buat pemula pake m1 atau h1? trus kalo kita pertama pake m1 terus kedua op h1 , pergerakan setiap menitnya yang ikut bergerak gak

Lihat Reply [23]

indikator adalah hanya alat bantu. pengggunaan TF tidak akan banyak berfungsi jika kita tidak paham bagaimana penggunaannya. jika kita menggunakan M1, berarti 1 candle mewakili 1 menit, jika kita mennggunakan H1, bearti dalam 1 hari ada 24 candle. jika kita menggunakan H4 berarti 1 candle mewakili pergerakan selama 4 jam. Dan dalam 1 hari ada 6 candle. dan seterusnya.Open sebaiknya di sesuaikan dengan TF yang digunakan. kalau awalnya kita menggunakan M1 dan Menjadikan H1 sebagai konfirmasi, maka 1 candle H1 = 1 jam. dan M1 akan menunjukan 1 candle bergerak selama 1 menit, dan akan ada 60 candle selama 1 jam.

60 candle di M1 sama dengan 1 candle di H1. demikian kesimpulannya

Jadi open itu sebaiknya ketika candle baru muncul. kalau M1 kayak nya kita akan sedikit pusing karena tiap 1 menit candle berubah. sebaiknya M15 dan H1 saja.

ketahui juga di pasar mana kita melakukan trade. perhatikan range harian. Jika kita membuat rumusan sehari GBP/USD 125 pips. dan saat kita melihat MT4 bergerak sudah 75 pips , maka sisanya tinggal 50 pips lagi ( HIGH - LOW ). harga bisa saja 50 lagi menembus HIGH dan Menembus low kebawah.

Thanks.

Basir 29 Jul 2012

@Asep Wawan: Untuk menghindari akun loss lebih banyak lagi sebaiknya berlatih di akun demo terlebih dahulu. Kembali ke akun real ketika hasil trading telah menunjukkan profit yang konsisten minimal 3 bulan.

Untuk indikator, pahami terlebih dahulu jenis dan fungsinya masing-masing. Ada 3 jenis indikator, yaitu indikator trend, oscillator dan volume. Fungsi indikator trend adalah untuk membaca trend, indikator oscillator untuk membaca area oversold dan overbought, sedangkan indikator volume untuk membaca ritme volume di market.

Jangan menggunakan indikator ini di time frame kecil (di bawah H1) karena time frame tersebut terlalu banyak signal palsu (fake signal). Saya pribadi menyarankan memulai dari time frame Daily karena grafiknya lebih sedikit signal palsu dan trend yang terbentuk lebih jelas.

Terima Kasih

Kiki R 10 Oct 2019

@Asep Wawan indikator mendukung untuk TF 1 menit, banyak para trader dengan teknik scalping gunakan M1, kunci scalping ini adalah kemampuan trader untuk melihat perubahan dari buy ke sell atau sebaliknya dan melakukan entry. Saya juga trading pakai M1, karena awalnya dulu saya pakai teknik scalping dengan M1, walaupun sekarang udah jadi trading jam-jaman tapi karena udah terbiasa dengan TF M1 sampai sekarang pun masih pakai M1.

Pak kuncinya pakailah indikator, teknik dan TF yg sesuai dengan gaya kita, kalau kita nyaman pakai M1 silahkan, mau pakai H4 silahkan, trading forex ini tidak kaku, ada 1000 jalan ke roma, ada 1000 jalan untuk profit, kita para trader punya banyak jalan yg mungkin hanya cocok buat kita saja, orang lain belum tentu cocok. benar kata Master @Rizky kembali ke akun demo, belajar lagi dengan tekun, jangan paksakan kalau loss-loss beruntun. 8 dollar itu jika dirupiahkan 100ribuan cukup buat beli beras 9kg, kalau 9kg itu disumbangkan ke panti asuhan pasti anak-anak yg kurang beruntung itu pasti sangat berterima kasih.

Kita trading bukan untuk loss, kalau kita loss artinya ada yg salah dengan teknik dan sistem trading kita. Perbaiki dulu di akun demo, jika sudah mantap baru masuk ke akun sebenarnya.

Joni Harianto S 14 Oct 2019

Untuk Deni,

Jika anda ingin Scalping di TF1, anda bisa menggunakan Stochastic Osilator. Langsung bawaan dari Mt4.

Sell jika ada diarea 80. Buy Jika ada di area 20.

Terima kasih.

Basir 16 Oct 2018

Admin mau tanya dong saya deposit 20$ di akun BTC dana beli 0.01 di TRX/USDT naiknya lemot saya gabung akun demo lebih cepat akun demo dari pada yg rill,minta penjelasanya, makasih

Ahmad 26 Sep 2021

Untuk Liam Tan,

Tidak. Bertrading dengan metode apapaun jika menggunakan timeframe rendah tidak akan menjanjikan akurasi yang maksimal. Bertrading di timeframe rendah beresiko fake sinyal dan noise yang sangat tinggi. Apalagi di timeframe 1 menit, yang mana bentuk dan pola candle yang terbentuk biasanya sangat tidak beraturan dan sulit untuk dibaca. Kesimpulannya, karena banyaknya noise tersebut maka timeframe 1 menit tidak disarankan untuk digunakan bertrading price action.

Argo Gold Spotter 19 Jan 2022

Jika trading pada timeframe 1 menit dan menggunakan analisa price action, apakah candlesticknya bisa menghasilkan sinyal yang akurat?

Liam Tan 12 Jan 2022

Indikator apa yang harus saya gunakan jika trading di time frame 1menit ?

Deni 13 Oct 2018

Bagaimana membuka banyak posisi secara otomatis di level tertentu pada TF M1?

Subandi 22 Aug 2022

@Subandi: Anda bisa menggunakan pending order seperti limit order atau stop order. Jadi ketika harga menyentuh harga yang diinginkan, posisi sell/buy bisa langsung tereksekusi.

Atau Anda bisa menggunakan fitur one-click trading yang sudah tersedia secara default di MT4 Anda.

Saat harga sudah di level yang Anda inginkan, Anda tinggal klik sell/buy dan posisi langsung masuk ke market.

Kiki R 23 Aug 2022

Di chart trading ga muncul timeframe M1, itu kenapa ya kak?

Barny 10 Oct 2022

Pertama cek kondisi sambungan internet di perangkat Anda, kalau ada sambungan berarti bukan masalah internet.

Selanjutnya, cek akun di MT4 Anda, apakah terhubung atau tidak.

Apabila kedua hal diatas sudah dicek dan terhubung namun grafik tetap tidak muncul, silakan tanyakan ke customer services (CS) broker Anda.

Kiki R 10 Oct 2022

Jawaban untuk Liam Tan: Tidak. Trading price action di M1 menghasilkan banyak signal palsu sehingga akurasi akan menjadi sangat buruk jika tidak memahami detail secara mendalam.

Meskipun candlestick bisa memberikan sinyal yang akurat pada timeframe yang lebih tinggi, tetapi pada timeframe 1 menit, kemungkinan terjadinya kesalahan dalam memberikan sinyal menjadi lebih tinggi.

Kiki R 16 Feb 2023

@ Subandi:

Bisa menggunakan pending order, tergantung harga saat ini ada di mana. Kalau harga saat ini di bawah level yang Anda inginkan, Anda bisa buka dengan order Buy Stop (untuk posisi buy) atau Sell Limit (untuk posisi sell). Kalau harga saat ini di atas level yang Anda inginkan, Anda bisa buka dengan order Buy Limit (untuk posisi buy) atau Sell Stop (untuk posisi sell).

M Singgih 16 Feb 2023

Basir:

Apa bedanya antara TF M1 & tickchart? Mana yang lebih baik buat nubi?

Samawa 27 Feb 2023

@ Barny:

Silahkan tanya langsung ke brokernya.

M Singgih 5 Mar 2023

Jawaban untuk Samawa:

Timeframe M1 (1 menit) dan tick chart adalah dua jenis chart yang berbeda dalam representasi data harga pada pasar keuangan.

Chart M1 menampilkan data harga pada setiap periode waktu 1 menit. Ini berarti setiap candle pada chart M1 menunjukkan pergerakan harga dalam jangka waktu 1 menit. Sementara itu, tick chart menampilkan data harga pada setiap pergerakan harga (tick) pada pasar. Dalam tick chart, setiap bar terbentuk setelah sejumlah tick tertentu terjadi pada pasar.

Karena keduanya memiliki cara yang berbeda dalam merepresentasikan pergerakan harga, maka penggunaannya pun berbeda. Chart M1 lebih umum digunakan oleh trader jangka pendek seperti scalper, karena memberikan gambaran yang lebih terstruktur dan berkesinambungan mengenai pergerakan harga dalam jangka waktu 1 menit. Sementara itu, tick chart lebih sesuai digunakan oleh trader yang ingin melihat pergerakan harga secara detail, atau dalam situasi pasar yang volatile dan cepat berubah.

Namun, untuk pemula atau nubi, sebaiknya memulai dengan chart M1 terlebih dahulu karena lebih mudah dipahami dan memiliki pola pergerakan harga yang lebih terstruktur. Selain itu, chart M1 juga lebih umum digunakan dan memiliki dukungan dari banyak platform trading.

Kiki R 6 Mar 2023

Ahmad:

Mohon maaf akun demo yang dimaksudkan apakah dibuka pada Exchange yang sama dengan deposit akun BTC-nya? Jika sama maka besar kemungkinan tidak akan ada perbedaan antara pergerakan keduanya. Selain itu boleh diperjelas dengan naiknya lemot maksudkan? apakah pergerakan harganya atau keuntungannya yang lama naik?

Nur Salim 7 Mar 2023

Jawaban untuk Deni:

Berikut beberapa indikator yang biasanya digunakan dalam trading time frame 1 menit:

  • Moving Average: Indikator ini dapat membantu mengidentifikasi tren dan level support/resistance pada time frame 1 menit. Moving average yang paling umum digunakan adalah Simple Moving Average (SMA) dan Exponential Moving Average (EMA).
  • RSI (Relative Strength Index): Indikator RSI dapat membantu Anda mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold pada time frame 1 menit, yang dapat memberikan sinyal untuk pembalikan tren atau koreksi harga.
  • MACD (Moving Average Convergence Divergence): Indikator MACD dapat membantu mengidentifikasi tren dan momentum pada time frame 1 menit, serta memberikan sinyal pembalikan tren dan peluang trading.
  • Bollinger Bands: Indikator ini dapat membantu mengidentifikasi level support/resistance dan volatilitas pada time frame 1 menit, yang dapat memberikan sinyal untuk entry atau exit posisi trading.

Namun, penting untuk diingat bahwa tidak ada indikator yang sempurna dalam trading. Indikator harus selalu digunakan sebagai alat bantu untuk membantu Anda mengambil keputusan trading. Selalu lakukan uji coba indikator terlebih dahulu di akun demo sebelum digunakan dalam trading riil, dan selalu gunakan indikator yang sesuai dengan gaya trading dan strategi Anda.

Kiki R 12 Mar 2023

Numpang tanya. Dari pemaparan dari suhu2 diatas, kyknya M1 itu lebih ke scalping yaa. Nah, saya ingin bertanya apakah ada kegunaan lain dari M1 selain utk scalping? setau saya kan klu timeframe yg makin kecil itu berarti pergerakan harga pasar yg ditampilkan itu bisa sangat2 detail. Cma emang akibatnya, perubahan harganya dan grafiknya yg ditampilkan itu agak berbeda dngn timeframe lain.

Tpi menilik dari kelebihan timeframe M1 itu, makanya akan sangat disayangkan klu aku ga gunain itu. Jadi, ada ga ya kegunaan yg mngkn ada selain utk melihat harga minimum dan melakukan scalping disana?? Mohn bntuannyaa, makasih bnyk

Hendra 17 Jun 2023

@ Hendra:

- Numpang tanya. Dari pemaparan dari suhu2 diatas, kyknya M1 itu lebih ke scalping yaa. Nah, saya ingin bertanya apakah ada kegunaan lain dari M1 selain utk scalping?

Ya, tentu saja untuk trading dengan cara scalping. Tidak bisa untuk day trading apalagi jangka panjang.

- …. setau saya kan klu timeframe yg makin kecil itu berarti pergerakan harga pasar yg ditampilkan itu bisa sangat2 detail.

Maksudnya detail itu yang bagaimana? Semakin rendah time frame maka akan semakin banyak juga noise atau kesalahan pergerakan harga. Jadi hati-hati jika trading dengan time frame yang sangat rendah.

- …. Jadi, ada ga ya kegunaan yg mngkn ada selain utk melihat harga minimum dan melakukan scalping disana??

Tidak ada. Kegunaannya ya untuk trading dengan cara scalping.

M Singgih 20 Jun 2023

Jawaban untuk Hendra: Timeframe M1 (1 menit) sering digunakan untuk scalping karena memberikan gambaran yang sangat detail tentang pergerakan harga.

Kegunaan M1 memang untuk trading scalping, daytrader apalagi swing trader tidak menggunakan M1. Terlalu banyak noise atau sinyal palsu yang terbentuk.

Kiki R 22 Jun 2023

Hendra:

Setauku juga nggak ada yang pake M1 selain scalper.

Soalnya kayak dibilang master Singgih, banyak noise, kelewat ruwet, jadinya malah bikin salah sinyal kalau pakai M1 buat strategi lain.

Sofiyan 2 Jul 2023
Ardi Hanif | 24 Nov 2015

Lebih baik mana trading dengan volatilitas tinggi atau volatilitas rendah ?

Lihat Reply [10]

Untuk Ardi hanif..

Keduanya bisa menguntungkan dan bisa memiliki resiko. Volatilitas tinggi biasa terjadi pada sesi Eropa, karena sesi ini adalah waktu paling sibuk dan ramai.

Bagi Anda dengan tipe agresif, pasar Asia menjadi kurang mengasikkan karena volatilitas dan likuiditas yang rendah.

Menurut saya hal ini tergantung sistem trading yang anda gunakan. Sebagai contoh, scalping kurang cocok diterapkan disesi Eropa.

Thanks.

Basir 25 Nov 2015

@ Ardi Hanif:
Lebih baik trading pada volatilitas sedang, tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Biasanya trader menghindari keadaan dimana volatilitas sangat tinggi atau rendah sekali. Volatilitas bisa sangat tinggi ketika ada rilis data fundamental penting atau reaksi atas pernyataan pejabat bank sentral, sedang volatilitas sangat rendah biasanya terjadi ketika sebagian besar pasar uang Eropa, AS Australia dan Selandia Baru tutup misalnya ketika liburan Natal dan tahun baru.

Pada umumnya trader mengharapkan volatilitas pasar yang tinggi, tetapi tidak terlalu tinggi, karena:
- Lebih banyak kesempatan entry dibandingkan ketika volatilitas rendah. Pada volatilitas rendah atau kondisi choppy kita sulit menemukan peluang entry.
- Dengan volatilitas tinggi kita bisa menentukan risk/reward ratio yang lebih besar karena range trading yang makin besar, dengan demikian profit yang diperoleh akan lebih besar juga.
Jadi kami sarankan agar trading ketika volatilitas sedang tinggi, tetapi tidak terlalu tinggi, dan hindari ketika pasar sedang slow (choppy) atau volatilitas sedang rendah sekali.

M Singgih 2 Dec 2015

Master, apa bedanya volatilitas dan fluktuasi dalam trading?

Andi 18 Jul 2022

@ Andi:

Fluktuasi adalah istilah untuk pergerakan naik turunnya harga. Yang diamati terutama adalah kecepatan dan range-nya. Volatilitas adalah besarnya jarak antara fluktuasi pada periode waktu tertentu. Misal selama satu jam ini volatilitas dari pair X tinggi, maksudnya harga dari pair X berfluktuasi dengan kecepatan dan range yang tinggi selama satu jam ini.

Mengenai hal ini, silahkan baca: Apa Yang Dimaksud Volatilitas Harga Valas

M Singgih 18 Jul 2022

Mengapa pair mayor lebih volatile dibanding pair cross atau eksotic?

Rivan 26 Jul 2022

@Rivan: Pair cross dan exotic lebih volatil dibandingkan pair major.

Hal ini karena kapitalisasi pasar pair major dan exotic jauh lebih sedikit dibandingkan daripada pair major.

Sebagai contoh, volatilitas pair EUR/USD dalam 1 hari sebesar 142.4 pips, sedangkan volatilitas pair EUR/JPY dalam 1 hari sebesar 170.5.

Kiki R 27 Jul 2022

Hemm begitu...kalau untuk perbadingan spread antara pair mayor, cross, dan eksotik mana yang lebih kecil ya kak?

Gerry 2 Aug 2022

@Gerrya: Spread yang paling kecil ada pada pair mayor, lalu disusul cross, terakhir exotic.

Sebagai contoh, spread major pair seperti GBP/USD rata-rata berkisar 1-3 pips.

Spread cross pair seperti GBP/AUD sebesar 3-7 pips.

Sedangkan exotic pair seperti GBP/SGD sebesar 15-40 pips.

Jadi, volatilitas yang tinggi pada pair exotic berimbang dengan spread yang besar.

Pair major memang memiliki volatilitas harian yang lebih kecil namun spreadnya juga lebih kecil.

Kiki R 3 Aug 2022

Apa saja ya indikator yang cocok untuk mengukur volatilitas harga? Cara pengaplikasiannya bagaimana?

Firdy 25 Nov 2022

Beberapa indikator yang bisa digunakan untuk mengukur volatilitas harga adalah average true range (ATR), bollinger bands (BB), keltner channel, parabolic SAR, dan rate of change (RoC).

Dari beberapa indikator di atas, yang paling sering digunakan untuk mengukur volatilitas adalah ATR.

Cara menggunakannya cukup sederhana. Pertama masukkan indikator ATR ke grafik harga MT4.

Yang perlu Anda perhatikan adalah 2 hal, nilai range rata-rata yang tertampil pada bagian kiri atas di jendela indikator dan garis ATR naik atau turun.

Pada contoh di atas, time frame yang digunakan adalah Daily artinya ATR menunjukkan range rata-rata harian. Settingan periode default adalah 14 sehingga ATR 14 di atas merupakan perhitungan range harian rata-rata selama 14 hari terakhir.

Garis ATR yang naik artinya range rata-ratanya semakin besar dan sebaliknya jika garis ATR turun artinya range rata-ratanya semakin kecil.

Kiki R 30 Nov 2022
Eko Setiawan | 19 Apr 2016

Dear para senior,

Saya ingin menjadi seorang day trader forex dimana saya dapat mendapatkan profit disetiap harinya, permasalahan saya saat ini adalah saya belum bisa menemukan setup indikator yang pas untuk saya.
Pertanyaan saya,
1. kira kira indikator apa yang dapat saya gunakan ?
2. pada time frame berapa seharusnya yang digunakan
atas bantuannya saya ucapkan terima kasih banyak

Lihat Reply [16]

@ Agus cahyono:

Bisa menggunakan ema 21, 34 atau 55, parabolic SAR (default), stochastic (5,3,3), dan MACD & OSMA (default).
Ketika trending, amati:
- posisi harga terhadap kurva ema
- posisi titik parabolic SAR
- perpotongan %K dan %D indikator stochastic
- posisi kurva MACD dan kurva sinyal, dan posisi garis histogram OSMA.

Ketika pergerakan harga sideways, amati overbought dan oversold pada indikator stochastic, dan level resistance / support kunci.
Untuk level resistance / support, kalau kurang jelas bisa dibantu dengan Fibonacci retracement.

Berikut contoh pada EUR/USD H1:

M Singgih 28 Aug 2018

@ Eko Setiawan:
Sebelum terjun ke akun riil, Anda harus membuat sebuah sistem trading yang terdiri dari rencana trading, metode trading, strategi dan money management. Langkah pertama cari metode yang profitable dengan analisa teknikal atau price action atau kombinasi dari keduanya, kemudian tentukan strategi kapan Anda bisa entry, menghindari news berdampak tinggi atau malah akan trade by news.

Setelah itu tentukan range besarnya resiko setiap kali entry, dengan risk/reward ratio usahakan lebih besar dari 1:1. Langkah berikutnya lakukan backtest dan atau forward test pada akun demo. Setelah diketahui winning rate (persentase profit) dan angka harapan profit baru Anda bisa gunakan pada akun riil.

1. Indikator yang bisa Anda gunakan minimal 2 macam, yaitu yang berhubungan dengan arah trend dan kekuatan trend (moving averages, MACD atau ADX), dan yang bisa menentukan momentum untuk entry yaitu indikator oscillator seperti RSI atau stochastics. Selain itu indikator oscillator juga untuk mengetahui terjadinya divergensi.

2. Untuk trading harian (day trading, bukan scalping) Anda bisa menggunakan time frame 30 menit (M30) atau 1 jam (H1), dengan time frame daily (D1) untuk konfirmasi arah trend (maksudnya untuk entry sebaiknya disesuaikan dengan arah trend pada time frame yang lebih tinggi).

M Singgih 21 Apr 2016

@ Sapto:
Mengenai indikator untuk Metatrader, Anda bisa download berbagai jenis indikator lengkap dengan penjelasannya di sini. Kami juga sudah mengulas beberapa indikator dan strategi di bagian Bank Indikator.

Untuk metode entry dan exit, strategi dan pengaturan money management, selain web yang Anda sebutkan, bisa juga Anda baca di:
- Forum diskusi earnforex mengenai metode dan strategi trading
- Authentic FX
- Dolphin trader

Sebagai catatan, menurut saya strategi yang Anda gunakan sebaiknya disesuaikan dengan type kepribadian Anda. Misal jika Anda cenderung agresif maka sebaiknya memilih strategi breakout, bukan strategi Buy The Dip Dan Sell The Rally.

M Singgih 12 Dec 2016

@ Munawarman:

Tidak ada ketentuan baku mengenai jumlah indikator teknikal yang digunakan dalam trading. Pada umumnya trader minimal menggunakan 2 macam indikator dengan jenis yang berbeda, yaitu menggunakan kombinasi indikator trend dan momentum. Indikator trend digunakan untuk mengetahui arah pergerakan harga sementara indikator momentum digunakan untuk menentukan waktu entry yang tepat.

Indikator trend yang sering digunakan adalah moving averages, MACD, Bollinger Bands, parabolic SAR, dan juga ADX, sementara indikator momentum biasanya berupa oscillator seperti RSI, stochasctic dan CCI.

M Singgih 16 Mar 2022

Master, mau tanya. Referensi website penyedia indikator & sistem selain forexwinner dan fxprosystems. Saya newbie, masih mencari sistem yang nyaman. Terimakasih.

Sapto 8 Dec 2016

Indikator apakah yang cocok untuk trading di tf H1

Agus Cahyono 24 Aug 2018

Berapakah jumlah indikator forex yang ideal dalam trading?

Munawarman 15 Mar 2022

Indikator untuk pair indeks seperti us100 atau wti apa yang bagus?

Rahmat 2 Jun 2022

Pilihan indikator itu sangat privat, tergantung pada gaya trading masing-masing. Tidak ada istilah indikator bagus atau jelek, karena indikator yang jelek untuk seorang trader justru mungkin bagus untuk trader lain.

Kalau kamu masih pemula dan ingin coba-coba, beberapa pilihan ini bisa dijajal:

  • Moving Averages 50-day dan 200-day
  • MACD (setup default)
  • RSI (setup default)

Coba dulu pada akun demo sampai mahir. Jika kurang cocok dengan gaya tradingmu, bisa mengombinasikan satu sama lain atau memilih indikator yang lain lagi.

Aisha 8 Jun 2022

Berapa banyak indikator trading yang diperlukan untuk pengguna strategi swing?

Wayan Putra 10 Oct 2022

Indikator bukanlah patokan, tapi lebih ke tujuan indikator itu sendiri.

Ada 3 hal penting yang Anda analisis sebelum entry.

1. Arah (trend)

2. Level entry (level)

3. Trigger entry (signal)

3 hal ini yang menjadi landasan indikator yang akan Anda gunakan.

Sebagai contoh, satu buah indikator ichimoku sudah cukup memenuhi 3 hal tersebut. Ada arah, level dan signal.

Namun, kalau Anda hanya menggunakan stochastic saja, tentu tidak bisa. Stochastic tidak bisa membaca arah.

Berikut contoh kombinasi indikator yang memenuhi 3 hal di atas:

1. Trend = indikator MA

2. Level = indikator pivot point atau fibonacci retracement

3. Signal = indikator stochastic

Kiki R 10 Oct 2022

Kiki R: Klo diliat2 rata2 analisis teknikal yg bisa digunakan oleh pemula itu sepertinya berkutat di MA terus terkadang ditambah analisa tmbhan utk ngeliat oversold dan overbought seperti RSI. Selain itu kita jga harus menambhkan beberpa mcm garis kyk garis trend di chart yaa? Kmudian dari pemaparan yng bp Kiki sebutin tadi itu, berarti bsa saya simpulkan bahwa dalam menggunakan indikator teknikal ini, haruslah kita memperhatikan 3 hal tsb dan penggunaan analisis teknikal tools ini minimal adalah 3 tools dong ya?

DAn apakah penggunaan 3 tools ini dapat diteruskan terus menerus hingga kita mencapai level pro? Serta apakah setup ini bisa kita pakai di strategi trading lainnya seperti day trading?

Anna 28 Jun 2023

Saat trading, maksimal pake berapa indikator?

Kelvin 28 Jun 2023

Kelvin: Ngomongin trading, mnrt gue sndiri, nggak ada batasan pasti berapa banyak indikator yg boleh dipake. Itu tergantung selera dan strategi trading masing2 orang. Ada yg mungkin cuma pake satu atau dua indikator yg mereka anggep penting, tapi ada juga yg lebih suka pakai banyak indikator buat dapetin konfirmasi sinyal yg lebih banyak.

Tapi, yg penting diinget, jangan terlalu banyak indikator sampe grafik jd kebanyakan garis2 yg bikin pusing. Lebih penting lagi daripada jumlahnya, gue rasa yang paling penting itu lu ngerti banget cara kerja indikator yang lu pake. Pilihlah indikator yang cocok sama strategi lu dan ngasih informasi yang bener-bener berguna buat ngambil keputusan.

Lu bisa coba-coba kombinasi indikator yang berbeda dan liat mana yang paling efektif buat gaya dan strategi trading lu. Jangan takut buat eksperimen dan mencoba indikator baru sesuai kebutuhan lu. Intinya, lu harus adaptif dan temuin apa yang paling cocok buat lu.

Alex 30 Jun 2023

Jawaban untuk Anna: 3 poin TLS itu adalah panduannya, mengenai indikator yang digunakan bebas kepada masing-masing trader.

Dalam penggunaannya, Anda harus memperhatikan 3 hal di atas dalam menggunakan indikator. Namun bukan berarti harus ada 3 indikator.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, jika ada 1 indikator yang sudah mencakup 3 poin diatas sehingga tidak perlu indikator tambahan.

Sebagai contoh, jika Anda menggunakan indikator ichimoku, sebenarnya indikator ini sudah bisa mencakup TLS (tren, level, signal) sehingga Anda tidak perlu indikator yang lain.

Yang mau saya tekankan adalah tujuan penggunaan indikatornya. Gunakan indikator sesuai fungsinya.

Terakhir, Anda bisa menerapkan indikator tersebut terus menerus (indikator pilihan Anda) dan bisa juga digunakan untuk strategi trading lainnya seperti day trading atau swing trading.

Kiki R 1 Jul 2023

@ Kelvin:

Biasanya trader menggunakan minimal 2 indikator teknikal dan maksimal 6 indikator teknikal. Indikator teknikal terdsri dari indikator trend untuk mengetahui arah pergerakan harga misalnya moving average, parabolic SAR, ADX dan juga MACD, untuk mengetahui volatilitas pergerakan harga seperti Bollinger Bands, dan indikator momentum untuk menentukan waktu entry yang tepat. Untuk indikator momentum biasanya yang digunakan adalah indikator oscillator seperti RSI, stochastic atau CCI.

M Singgih 1 Jul 2023
Ardian Syah | 20 Jul 2016

Min bisa di jelaskan nggak awan ichimoku kan terbentuk lbh dulu, nah bagaimana mmbaca arah harga kdepan dari indikator ichimoku yg sudah terbentuk lebih dulu dari harga terakhir.

Lihat Reply [22]

yang paling utama anda mengerti dan paham penggunakan indikator tersebut. TF yang digunakan terkait dengan perubahan candle, jadi coba anda pelajari pola candle. Thanks

Basir 16 May 2017

Min bisa di jelaskan nggak awan ichimoku kan terbentuk lbh dulu, nah bagaimana mmbaca arah harga kdepan dari indikator ichimoku yg sudah terbentuk lebih dulu dari harga terakhir.

Ardian Syah 20 Oct 2016

Bagaimana mengaplikasikan indicator kijun sen H1, H4 Dan kijun sen Daily dalam 1 layar..

Best 3 Oct 2018

@Best:

Mungkin maksud Anda bisa dilihat dalam 1 layar.
Kalau itu yang dimaksud, di Metatrader 4 bisa dengan fasilitas Tile Windows.
Caranya buka untuk H1, H4 dan Daily, kemudian masuk ke Windows - Tile Horizontally atau Tile Vertically.

Berikut contoh GBP/USD H1, H4 dan Daily dengan indikator Ichimoku yang tampil dalam 1 layar dengan Tile Verically:

M Singgih 5 Oct 2018

@ Ardian syah:

Awan (senkou span) terbentuk lebih dahulu karena perhitungannya diajukan 26 periode kedepan. Awan adalah komponen terpenting indikator ini. Cara membaca arah harga dari harga terakhir adalah seperti pada contoh AUD/USD H4 berikut ini:


- Pergerakan harga akan cenderung bullish jika harga telah menembus awan dari arah bawah dan harga terakhir ditutup diatas awan (closing price diatas awan) yaitu pada candle A. Anda bisa entry buy pada candle berikutnya setelah candle A. Chinkou span (kurva warna hijau) sebagai resistance dan Tekan sen (kurva warna merah) sebagai support.

- Pergerakan harga akan cenderung bearish jika harga telah menembus awan dari arah atas dan harga terakhir ditutup dibawah awan (closing price dibawah awan) yaitu pada candle B. Anda bisa entry sell pada candle berikutnya setelah candle B. Tekan sen (kurva warna merah) sebagai resistance dan Chinkou span (kurva warna hijau) sebagai support.

M Singgih 24 Jul 2016

Maaf klo saya lihat gambar di atas yg berfungsi sebagai support ketika trend naik dan resistance ketika trend turun apakah kurva warna biru? karena kurva warna merah seringkali tertembus?

Fauzi 20 Feb 2020

@ Fauzi:

Tenkan sen (warna merah) digunakan sebagai support atau resistance minor, sementara kijun sen (warna biru) yang mempunyai periode lebih panjang digunakan sebagai support atau resistance mayor.
Level support atau resistance minor memang lebih sering tertembus dibandingkan dengan support atau resistance mayor.

M Singgih 24 Feb 2020

Bagaimana dengan multi time frame nya ?

Rizki 28 May 2021

@ Rizki:

Maaf, kami kurang mengerti maksud pertanyaannya. Bisa Anda jelaskan lebih detail?

M Singgih 1 Jun 2021

Pagi master... saya ingin menanyakan tentang indikator ichimoku, time frame berapakah yang paling pas/cocok bila kita memakai indikator ichimoku...terima kasih

Zulvan 16 May 2017

Ichimoku Cloud dan Ichimoku Cloud kinko hyo apakah sama? Apa bedanya ya kak?

Subagyo 19 Oct 2022

Sama, ichimoku kinko hyo sama dengan ichimoku cloud.

Ichimoku kinko hyo adalah nama original dari negara asalnya yaitu Jepang. Sedangkan ichimoku cloud adalah sebutan dalam bahasa Inggris.

Kiki R 19 Oct 2022

Apakah indikator ichimoku ini memang cuma cocok untuk pair-pair yang ada unsur Yen-nya ya pak? saya coba di pair lain akurasinya jadi jelek sekali

Nur Eiwa 2 Nov 2022

Benar, karakter pair-pair Yen (AUD/JPY, EUR/JPY, GBP/JPY, dst) yang sering trending cocok dengan indikator ichimoku.

Indikator ichimoku berjenis tren dan lebih optimal digunakan pada pair yang sedang dalam kondisi trending.

Kiki R 3 Nov 2022

@ Nur Eiwa:

Saya pribadi tidak menggunakan indikator tsebut. Tetapi setahu saya tidak begitu. Indikator ini dibuat tidak hanya untuk pair tertentu, tetapi berlaku umum karena ada perhitungan moving average-nya.

M Singgih 3 Jan 2023

@Subagyo:

Ichimoku Kinko Hyo adalah nama indikator versi Jepang sedangkan Ichimoku Cloud merupakan nama indikator versi internasional dari ichimoku Kinko Hyo. Untuk Ichimoku Cloud Kinko Hyo sendiri seperti yang tertera dipertanyaan kemungkinan besar merujuk hanya pada Cloud yang merupakan salah satu bagian dari indikator Ichimoku Kinko Hyo

Nur Salim 20 Jan 2023

Apakah indikator Ichimoku bisa digunakan oleh scalper? Kalao tidak, kira2 strategi sperti apa yang cocok pake Ichimoku? Lalu paling efektif pada pair apa? Mungkin master yang sudah pernah coba bisa kasih contohnya yy

Khamim 25 Jan 2023

Salam, apakah ichimoku ini termasuk leading indikator karena letaknya yang muncul jauh mendahului harga?

Syauqi Ahmad 25 Jan 2023

@ Khamim:

- Apakah indikator Ichimoku bisa digunakan oleh scalper?

Menurut saya indikator Ichimoku Kinko Hyo kurang cocok digunakan untuk trading dengan cara scalping karena responnya cenderung lambat. Scalping perlu indikator yang bersifat leading seperti price action.

- Kalao ttidak, kira2 strategi sperti apa yang cocok pake Ichimoku? Lalu paling efektif pada pair apa? Mungkin master yang sudah pernah coba bisa kasih contohnya yy

Indikator Ichimoku Kinko Hyo cocok digunakan untuk trading jangka menengah panjang, dengan menggunakan time frame daily (D1). Bisa diterapkan pada semua pair. Untuk selengkapnya, silahkan baca:
Mengenal Indikator Ichimoku Kinko Hyo

M Singgih 26 Jan 2023

Jawaban untuk Syauqi Ahmad:

Ichimoku Cloud bukanlah leading indicator, karena Ichimoku Cloud menggunakan harga yang sudah terjadi dalam periode waktu tertentu untuk menghitung garis-garis yang ditampilkan pada grafik.

Leading indicator adalah indicator yang memberikan sinyal sebelum harga bergerak.

Ichimoku cloud menggunakan harga yang sudah terjadi dalam periode waktu tertentu sehingga tidak dapat digolongkan sebagai leading indicator.

Kiki R 27 Jan 2023

@ Syauqi Ahmad:

Tidak. Indikator Ichimoku Kinko Hyo termasuk indikator yang lagging atau terlambat dalam merespon pergerakan harga karena dibuat berdasarkan perhitungan moving average.

M Singgih 30 Jan 2023

Khamim:

Saya setuju dengan pak M Singgih bahwa Ichimoku tidak cocok jika digunakan dengan Scalper pada time frame kecil. Untuk efektifitas sendiri, sepengalaman saya Ichimoku baik digunakan pada time frame 4-jam ke atas dengan melakukan open posisi dengan basis Trend Following. Untuk pair sendiri hampir semua pair bisa digunakan.

Nur Salim 11 Feb 2023

Komentar @inbizia

Erika: mau nambah saran utk kakak mdh2n berkenan..

Jd gini kak emang bnr sih volatilitas bs manmbah profit atau keuntungan pr investor terutama saat volatilitas tinggi, krna hrg akan bergerak jauh dr penutupan hrg sblmnya.

Tapi kakak juga hrs ingat jika hal itu juga bs meningkatkan risiko kakak, krn tidak ada org yg bs memprediksi atau menahan pergerakan pasar, soalnya fluktuasi pasar emang satu hal yg tdk bs dikendalikan oleh siapapun.

utk mngurangi risiko itu sbnrnya kakak bs mnggunakan cara stop loss, kakak bs mnempatkan posisi stop loss yg lbh kecil dibandingkan dg level target provit yg ingin kakak capai.

Selain itu kakak juga hrs paham, ketika volatilitas lg tinggi2nya lbh baik kakak jg mempertimbangkan besaran lot utk bs menentukan take profit.

Dua hal itu sngat penting kakak ketahui dan pahami agar nantinya kakak bs mndapatkan provit yg tinggi pd saat volatilitas pasar tinggi. Mgkin itu aja saran dr sy kak, mdh2an bermanfaat.

Baca Juga:

Desi | 25 Aug 2023
Halaman: Tips Simpel Menggunakan Sentiment Analysis Dari Mifx

Heru: Bantu jawab yeee! Kyknya sihh yg gue baca dari penjelasan elo yaa, sepertinya elo ibarat salah entry ato entry di waktu ga tepat gan. Misalkan gini, dalam grafik harga, ambil contoh trading dngn situasi bullish. Nah tiap kali bullish itu pergerakannya ga selalu naik terus, bakal ada koreksi kemudian naik. Dan di titik tertentu terkadang koreksi harganya bsa jadi pembalikan harga. Dan mngkn yaa agan sndiri entry diwaktu yg kyk gitu dmana harga udah overbought ato jenuh beli, ato udah ngecapai harga titik tertinggi.

Cara ngatasinnya sihh klu gue sndiri pake Stochastic dmana di grafik stochastic kita ngeliat apakah dua garis saling bersilangan trus nembus ke diatas angka 80 ga. KLu misalkan iyaa, berarti itu petanda dari overbought dmana harga kyknya udah ngecapai titik tertinggi. Off course kita jngn lagi entry dngn posisi buy tetapi kita ngeliat lagi di grafik chart apakah ada sinyal lain yg jadi pertanda harga akan turun shngga mngkn kita lbh fokus ke posisi sell. Contoh, liat grafik dibawah ini :

Baca Juga: Cara Membaca Indikator Stochastic Menurut 3 Macam Fungsinya

Dion | 28 Aug 2023
Halaman: Cara Deteksi Peluang Trading Dengan Trendline Ala Mifx

Shiren: hai kak gw cb bantu ngejawab yee

Di pasar modal Indonesia, saat ini ada 5 indeks shm syariah yaitu Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), IDX-MES BUMN 17, Jakarta Islamic Index (JII), IDX Sharia Growth (IDXSHAGROW), dan Jakarta Islamic Index 70 (JII70).

semua indeks saham syariah tsb mrpkan indikator pergrakan hrga saham2 syariah sesuai dg ketentuan yg berlaku dan dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggunakan Daftar Efek Syariah (DES) sbg acuan dlm menyeleksi shm2 tsb.

Utk jenis shm syariah ada beberapa yg trmsk dlm ktgori shm syariah di thn 2023 yg dilihat brdsarkan indeks ISSI, ada shm Astra Argo Lestari Tbk (AALI), Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), Aces Hadware Indonesia Tbk (ACES), Bank Aladin Syariah (BANK), Aneka Tambang (ANTM), Berkah Beton Sadaya (BEBS), Bumi Resources Minerals (BRMS), Elnusa (ELSA), Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) dan msh banyak perusahaan lainnya yg menawarkan shm syariah, kakak tinggal searching aja.

Untuk batas minimal shm yg bs kakak beli biasanya sih minimal 1 lot atau setara dg 100 lembar shm per transaksi, untuk hrganya tergantung dr shm mana yg mau kakak beli dan modal menyesuaikan dg hrga shm. Utk saran sj jika kakak br mau memulai investasi saham, mending jgn mengeluarkan modal terlalu bnyak dl, sambil kakak bljar ttg dunia saham atau pasar modal.

Wida | 12 Sep 2023
Halaman: Cara Cerdas Investasi Saham Syariah Untuk Pemula

Menurut aku, fitur negative balance protection itu diciptakan guna melindungi akun nasabah ketika di pasar sedang terjadi volalitas tinggi dan dinilai akan membahayakan pelanggan atau klien. Fitur ini dapat memastikan bahwa ketika perdagangan berada pada posisi kalah maka tidak akan berakhir pada sado negatif. Perlindungan saldo negatif ini juga akan membantu dalam pengelolaan volalitas dan memanfaatkan perdagangan pada volume tinggi tanpa khawatir terlilit hutang.

Namun, kita tidak bisa mengatakan broker tersebut tidak aman hanya karena tidak menawarkan fitur itu. memang, Dilema juga ya kalau terjadi situasi pasar dengan tingkat volatilitas tinggi. Dimana serba salah juga sih bagi broker, kalau tidak memberikan perlindungan saldo negatif broker ya bisa dibilang cuannya dikit. Kalau tidak diberikan broker yang kena minusnya. Kemana lagi mau tagih uangnya sedangkan tradernya aja rasanya sih dah tekor banget. Apalagi kalau tingkat fluktuatif tinggi, stop loss juga ga berfungsi dengan semestinya.

Tapi kurasa kita ga perlu sih pusingin hal-hal yang aku sebutin diatas. Asalkan kita bisa mengetahui risk kita, ga serakah, trading sesuai kemampuan modal dan leverage diusahakan ga tinggi. Mungkin kita bisa terhindar dari resiko saldo negatif dan tentunya kita pilih broker yang ada jaminan anti saldo negatif supaya ya kita gak terjebak dengan utang.

Daniel | 15 Sep 2023
Halaman: Tips Memilih Finex Vs Asiapro Untuk Day Trading

sinyal yang terbentuk dari candlestick pada chart maka jawabnya adalah Anda harus konfirmasikan sinyal tsb dengan indikator teknikal. Jika memang konform (terkonfirmasi), maka sinyal tsb adalah valid dan bulan fake signal atau false signal.
Tapi beda lagi jiga anda membukan akun denga mengcopy salah satu provider dalam broker, sinyal yang false dari provider, mungkin saya tidak bisa memberikan solusi.
Pola sinyal palsu dibedakan menjadi dua, yaitu pola bearish dan bullish. Keduanya terdiri dari satu atau lebih Pin Bar yang menunjukkan false breakout. Jadi, candle pertama akan menunjukkan harga yang menembus level tertinggi atau terendah di Mother Bar, sementara candle kedua bergerak berlawanan dengan candle pertama.


Terkadang fake signal tidak hanya terdiri atas satu Inside Bar; bisa juga 2, 3, atau bahkan lebih. Untuk itu, Anda harus jeli membaca keadaan sebelum menentukan arah pergerakan harga selanjutnya. Ini merupakan salah satu kunci sukses yang perlu diperhatikan jika Anda ingin mulai mendapatkan keuntungan di pasar forex.

Mengenai false signal, semua jenis MA baik itu SMA, EMA ataupun WMA bisa menimbulkan false signal karena MA didasarkan atas perhitungan matematika, yaitu harga rata-rata dalam periode tertentu, sehingga harga bergerak dulu baru nilai rata-ratanya keluar. Dengan demikian indikator jenis MA ini termasuk indikator yang lagging atau selalu terlambat dalam merespon pergerakan harga. Semua lagging indicator bisa menghasilkan false signal.

Gallileo | 25 Sep 2023
Halaman: Kiat Sukses Memahami Breakout Ala Broker Finex

Thor, seblumnya ane ucpain terima ksh krna udah memcahkan keraguan ane utk ngecoba trading pair cross. Sblmnya ane kan emang pemain one pair only, yakni USD/JPY, dan jujur setelah kira2 setahun gitulah ane ngecoba trading riil dngn pair tsb, ane ngerasa bosan aja dngn pair USD/JPY krna ya gitu2 aja. Selain krna pendapatan ane yg ga nge up, terkadang naik dan turun itu ngebuat ane utk ambil ancang2 utk ngecba trading dngn pair lain dan pair cross di artikel dituulis klu volatilitas tinggi shngga ksmpatan utk mndpatkan keuntungn jga cukup tinggi.

Nah, lanjut ke pertanyaan stlh ane nge curhat yee thor. Kira2 utk sesorang yg sprti ane yg masuk kategori pemula tetapi udh ngenal dngn baik dunia trading dan mempraktekkan trading dngn baik. Kira2 ada rekomendasi trading pair yg bagus dn ada sinkronisasi (ada hub) dngn pair yg saat ini ane trading-in yakni EUR/JPY. Trima kasih!

Siregar | 17 Oct 2023
Halaman: Kiat Sukses Trading Pair Cross Ala Broker Hsb

Kamus Forex

Volatilitas

Jarak antara naik turunnya harga suatu aset, yang mengindikasikan besar perubahan harga pada suatu periode tertentu.

Indikator Teknikal

Alat yang dibuat berdasarkan perhitungan matematis atas histori harga, volume, atau minat pasar terhadap sebuah instrumen investasi atau kontrak keuangan. Penggunaan indikator teknikal bertujuan untuk memprediksi pergerakan harga di masa depan.

Indikator Ekonomi

Data statistik yang digunakan oleh analis dan pelaku pasar untuk mengetahui kondisi ekonomi terkini maupun memproyeksikan peluang ekonomi di masa depan. Indikator ekonomi juga dapat digunakan untuk menentukan sehat-tidaknya perekonomian suatu negara.

Komentar[10]
Budi Angga | 9 Jun 2023

Halo pak, kebetulan saya tradingnya suka pakai indikator bollinger bands jadi saya mau tanya tentang bollinger bands. Yang saya mau tanyakan kenapa saya sering kena false breakout ya? Suka kesel aja gitu, kejadiannya berulang-ulang dan bikin saldo akun saya habis. Kadang kalau lagi bagus-bagusnya saya beberapa kali profit berturut-turut, tapi ada satu waktu saya entry malah kena false breakout terus padahal saya sudah ikuti dengan hati-hati prosesnya.

Saya entry pas break sesuai arah break bollinger bands tapi harga malah balik sampai stop loss saya kena. Kira-kira apa yang saya harus lakukan biar tidka kena false breakout lagi?

Kiki R | 9 Jun 2023

Jawaban untuk Budi Angga:

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya. Saya bisa memahami kekhawatiran Anda karena saya pun sering mengalami false breakout.

Yang paling dasar dan hal pertama yang harus Anda pahami adalah bahwa sinyal yang dihasilkan oleh indikator apapun termasuk bollinger bands tidak ada yang bisa akurat 100% atau pasti profit. Itu artinya peluang berhasil akan berdasarkan probabilitas, bisa 50%, 60%, dst. Mindset indikator selalu tepat atau pasti selalu profit adalah mindset yang keliru karena sampai kapanpun Anda tidak akan mendapatkan indikator yang pasti 100% tepat.

Nah, yang kedua kalau Anda sudah ikuti seluruh prosesnya dengan benar tapi tetap kena false breakout juga itu artinya loss yang Anda alami adalah loss yang wajar.

Untuk mengurangi kemungkinan false breakout, ada beberapa strategi dan pendekatan yang bisa Anda coba:

  • Konfirmasi dengan indikator lain: Selain Bollinger Bands, Anda dapat menggunakan indikator teknikal lainnya sebagai konfirmasi sebelum mengambil posisi entry. Misalnya, Anda bisa menggunakan indikator momentum seperti RSI (Relative Strength Index) atau MACD (Moving Average Convergence Divergence) untuk memastikan level harga atau waktu yang tepat sebelum entry.
  • Gunakan time frame yang lebih tinggi.
    False breakout lebih sering terjadi di time frame yang lebih rendah dan hal ini sering disebut dengan banyak noise (gangguan). Anda bisa menggunakan time frame yang lebih tinggi, seperti 4 jam (H4) atau harian (D1), untuk mengurangi kemungkinan false breakout.
  • Perhatikan volatilitas pasar.
    Ketika pasar sedang dalam kondisi yang sangat volatil atau saat terjadi berita penting yang dapat mempengaruhi pergerakan harga, kemungkinan terjadinya false breakout menjadi lebih tinggi. Dalam kondisi seperti ini, lebih baik Anda menahan diri untuk tidak mengambil posisi entry atau kalaupun entry masuk dengan risiko yang lebih rendah daripada biasanya.
  • Gunakan stop loss yang lebih lebar.
    False breakout sering terjadi karena pergerakan harga yang sangat singkat dan volatil. Dengan menggunakan stop loss yang lebih lebar, Anda akan mempunyai ruang yang lebih besar bagi pergerakan harga dan tidak terkena stop loss sebelum akhirnya harga benar-benar membentuk false breakout.
  • Perhatikan pola harga dan konfirmasi candlestick.
    Selain indikator teknikal, perhatikan juga pola harga dan konfirmasi candlestick sebelum entry. Misalnya, Anda dapat mencari formasi candlestick seperti engulfing pattern atau pin bar yang mengindikasikan potensi pembalikan tren.
  • Selain strategi di atas, penting juga untuk terus meningkatkan pemahaman Anda tentang pasar dan indikator yang Anda gunakan. Latihan, pengamatan, dan evaluasi terhadap setiap trading yang Anda lakukan dapat membantu Anda mengidentifikasi pola-pola tertentu atau kelemahan dalam strategi Anda.

    Ingatlah bahwa trading melibatkan risiko, dan tidak ada metode yang dapat menjamin keberhasilan 100%. Selalu pertimbangkan faktor risiko dan kelola modal dengan bijak.

    Gery | 9 Jun 2023

    Gua perhatikan keltner channel kok mirip banget sama bollinger bands. Ada 3 garis, garis tengah, atas dan bawah. Terus apa yang bikin beda sama bollinger bands?

    Kiki R | 9 Jun 2023

    Jawaban untuk Gery:

    Meskipun Keltner Channel dan Bollinger Bands memiliki tampilan visual yang serupa dengan menggunakan tiga garis - garis tengah, garis atas, dan garis bawah - terdapat perbedaan utama dalam perhitungan volatilitas yang digunakan oleh kedua indikator ini.

    Keltner Channel menggunakan Average True Range (ATR) untuk mengukur volatilitas pasar. ATR adalah indikator yang mengukur pergerakan harga aktual dengan memperhitungkan jarak antara harga tertinggi dan terendah dalam periode waktu tertentu. Dalam perhitungan Keltner Channel, nilai ATR digunakan untuk menentukan lebar saluran. Garis tengah Keltner Channel dihitung berdasarkan rata-rata pergerakan harga, sementara garis atas dan bawah ditentukan dengan menambahkan atau mengurangi beberapa kali ATR dari garis tengah.

    Di sisi lain, Bollinger Bands menggunakan deviasi standar untuk mengukur volatilitas pasar. Deviasi standar adalah ukuran sejauh mana harga bergerak dari rata-rata pergerakan harga dalam periode waktu tertentu. Dalam perhitungan Bollinger Bands, deviasi standar digunakan untuk menentukan lebar pita atas dan bawah. Garis tengah Bollinger Bands adalah rata-rata pergerakan harga, sementara garis atas dan bawah ditentukan dengan menambahkan atau mengurangi beberapa kali deviasi standar dari garis tengah.

    Perbedaan dalam perhitungan volatilitas ini berdampak pada sensitifitas kedua indikator terhadap perubahan harga yang terjadi. Keltner Channel cenderung lebih responsif terhadap fluktuasi volatilitas pasar. Ketika terjadi peningkatan volatilitas, lebar saluran Keltner Channel akan melebar, memberikan lebih banyak ruang bagi harga untuk bergerak. Sebaliknya, ketika volatilitas menurun, lebar saluran Keltner Channel akan menyempit. Hal ini memungkinkan Keltner Channel untuk memberikan sinyal yang lebih cepat terhadap perubahan volatilitas pasar.

    Sementara itu, Bollinger Bands cenderung beradaptasi lebih lambat terhadap perubahan harga dan volatilitas. Karena Bollinger Bands menggunakan deviasi standar yang memperhitungkan harga historis dalam perhitungannya, perubahan harga yang cepat dan signifikan diperlukan agar Bollinger Bands dapat mengikuti dengan cepat. Ketika volatilitas meningkat, lebar pita atas dan bawah Bollinger Bands juga akan melebar, memberikan lebih banyak ruang bagi harga untuk bergerak.

    Selain itu, dalam penggunaannya kedua indikator ini mempunyai perbedaan dalam hal menentukan arah trend. Keltner channel umumnya juga digunakan untuk menentukan arah tren harga yang sedang terjadi dengan melihat posisi harga terhadap garis tengah keltner channel.

    Dalam tren naik, harga cenderung bergerak di atas garis tengah Keltner Channel dan garis tengah tersebut cenderung naik. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan kenaikan harga secara keseluruhan dan ini memberikan sinyal bahwa tren naik yang kuat mungkin sedang berlangsung. Sebaliknya, dalam tren turun, harga cenderung bergerak di bawah garis tengah Keltner Channel dan garis tengah tersebut cenderung turun. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan penurunan harga secara keseluruhan dan memberikan indikasi bahwa tren turun yang kuat mungkin sedang terjadi.

    Risna | 10 Jun 2023

    Selamat siang. Saya penasaran di artikelnya tertulis indikator relative volatility index atau RVI tidak sebagai indikator tunggal atau lebih baik digunakan digunakan bersama dengan indikator atau tools lainnya. Nah indikator apa yang cocok dengan RVI ini ? seperti apa caranya?

    Kiki R | 10 Jun 2023

    Jawaban untuk Risna:

    Benar, Relative Volatility Index (RVI) lebih baik digunakan bersama dengan indikator atau tools lainnya untuk mengonfirmasi sinyal dan meningkatkan akurasi. Berikut ini Beberapa indikator yang cocok untuk digunakan bersama dengan RVI.

  • Moving Average (MA).
    Kombinasi RVI dengan Moving Average dapat memberikan konfirmasi tren dan sinyal pembalikan (reversal). Anda dapat menggunakan dua garis MA dengan periode yang berbeda yaitu periode yang tinggi dan periode yang rendah untuk mengetahui perubahan momentum yang terjadi. Sebagai contoh, Anda dapat menggunakan Moving Average periode 50 sebagai moving average periode tinggi dan garis moving average periode 21 untuk periode rendah.
    Cara menggunakan MA dan RVI adalah dengan memperhatikan angka garis RVI dan persilangan garis MA. Jika angka RVI lebih besar dari 50 dan garis moving average periode pendek menyilang garis moving average periode tinggi dari bawah ke atas, maka hal ini menunjukkan sinyal pembalikan harga ke arah naik. Sebaliknya, jika angka RVI kurang dari 50 dan garis moving average periode rendah menyilang garis MA periode rendah dari atas ke bawah, hal ini merupakan sinyal pembalikan harga ke arah turun.
  • Oscillator
    Indikator oscillator yang bisa Anda kombinasikan dengan RVI adalah seperti Relative Strength Index (RSI) atau Stochastic Oscillator. Indikator oscillator digunakan untuk membantu Anda mengidentifikasi kondisi overbought atau oversold.
    Cara tradingnya adalah dengan melihat angka RVI dan oscillator Misalnya pada contoh ini kita menggunakan indikator RSI.
    Jika angka RVI berada di atas 50 dan angka RSI berada di atas 80 (kondisi overbought), hal ini menunjukkan sinyal yang lebih kuat untuk pembalikan harga ke arah turun (reversal bearish). Sebaliknya, angka RVI berada di bawah 50 dan angka RSI berada di bawah 20 (kondisi oversold), hal ini memberikan sinyal yang lebih kuat untuk pembalikan harga ke arah naik (reversal bullish).
  • Pola chart dan pola candlestick
    Pola chart atau pola candlestick tertentu dapat memberikan konfirmasi tambahan terhadap sinyal RVI. Pola chart dan pola candlestick yang digunakan adalah yang spesifik dan mempunyai peluang besar harga akan reversal, contohnya pola head and shoulders, pola double top/bottom, pola candlestick engulfing, pola candlestick pin bar, dan pola candlestick inside bar.
    Cara menggunakannya cukup sederhana. Jika RVI menunjukkan penurunan volatilitas (angka RVI di bawah 50) dan pada saat yang sama terbentuk pola chart bullish seperti bullish pin bar (shadow bawah panjang), bullish engulfing, atau pola double bottom, maka hal ini menunjukkan sinyal pembalikan harga ke arah naik. Sebaliknya, jika RVI menunjukkan peningkatan volatilitas (angka RVI di atas 50) dan terbentuk pola chart/candlestick bearish seperti bearish pin bar (shadow atas panjang) atau bearish engulfing, maka terdapat sinyal pembalikan harga ke arah turun.
  • Fitri Kurnia | 10 Jun 2023

    Min, dari 8 indikator di atas cuma ada 2 yang saya lihat ada di MT4, sisanya ngk ada. Indikator yang lainnya itu berarti didownload dari luar yang baru dimasukkan ke MT4?

    Kiki R | 10 Jun 2023

    Jawaban untuk Fitri Kurnia:

    Benar, dari beberapa indikator yang disebutkan di atas cuma ada 2 yang secara default tersedia di platform MetaTrader 4 (MT4) yaitu bollinger bands dan average true range (ATR). Namun, MT4 menyediakan opsi untuk mengunduh dan menginstal indikator tambahan yang dikembangkan oleh pihak ketiga. Berikut ini situs yang bisa Anda kunjungi untuk mendownload indikator di atas.

    - Volatility Index (VIX): Anda dapat mengunduh indikator Volatility Index (VIX) dari situs ini. Situs ini menyediakan indikator VIX yang dapat diinstal ke dalam platform MT4.

    - Keltner Channel: Anda dapat mengunduh indikator Keltner Channel dari situs ini tau dari pasar MetaTrader disini. Kedua situs tersebut menyediakan indikator Keltner Channel yang dapat diinstal di MT4.

    - Donchian Channel: Anda dapat mengunduh indikator Donchian Channel dari situs ini atau dari situs ini. Kedua situs tersebut menyediakan indikator Donchian Channel yang dapat diinstal di MT4.

    - Chaikin Volatility: Anda dapat mengunduh indikator Chaikin Volatility dari situs ini atau dari situs ini. Kedua situs tersebut menyediakan indikator Chaikin Volatility yang dapat diinstal di MT4.

    - Twiggs Volatility: Sayangnya, saya tidak menemukan sumber yang menyediakan indikator Twiggs Volatility untuk diunduh secara gratis. Namun, Anda dapat melakukan pencarian lebih lanjut di mesin pencari atau melalui komunitas trader untuk menemukan sumber yang mungkin menyediakan indikator ini.

    - Relative Volatility Index (RVI): Anda dapat mengunduh indikator Relative Volatility Index (RVI) dari situs ini. Situs ini menyediakan indikator RVI yang dapat diinstal ke dalam platform MT4.

    Setelah Anda mengunduh indikator-indikator tersebut, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut untuk menginstalnya di platform MT4:

    1. Buka platform MetaTrader 4 (MT4) di komputer Anda.

  • Di bagian atas jendela platform, cari menu "File" dan klik pada opsi tersebut.
  • Dalam menu dropdown yang muncul, pilih opsi "Open Data Folder". Ini akan membuka folder instalasi MT4 di komputer Anda.
  • Setelah folder instalasi terbuka, Anda akan melihat berbagai folder yang berkaitan dengan platform MT4. Cari folder yang bernama "MQL4" dan buka folder tersebut.
  • Di dalam folder "MQL4", Anda akan menemukan beberapa folder lainnya. Cari dan buka folder yang bernama "Indicators".
  • Sekarang, buka folder tempat Anda menyimpan indikator yang telah diunduh. Salin file indikator dengan ekstensi .ex4 atau .mq4 ke dalam folder "Indicators" di dalam folder "MQL4".
  • Setelah Anda menyalin file indikator ke folder "Indicators", tutup folder tersebut.
  • Selanjutnya, tutup platform MT4 jika masih terbuka, kemudian buka kembali platform tersebut.
  • Setelah platform MT4 terbuka kembali, periksa daftar indikator yang tersedia. Untuk melihat indikator yang telah diinstal, Anda dapat membuka jendela "Navigator" di sisi kiri platform atau menggunakan menu "Insert" di bagian atas platform MT4.
  • Di jendela Navigator atau menu Insert, cari bagian "Custom Indicators" atau "Custom" dan cari indikator yang baru diinstal. Anda harus dapat melihat indikator yang Anda unduh dan salin ke folder "Indicators" di langkah sebelumnya.
  • Untuk menggunakan indikator, cukup seret indikator yang diinginkan ke chart yang sedang aktif atau klik kanan pada chart, pilih "Indicators list" atau "List of Custom Indicators", lalu pilih indikator yang ingin Anda terapkan pada chart.
  • Saat menggunakan indikator dari sumber pihak ketiga, jangan lupa selalu memeriksa keaslian dan keandalan indikator tersebut. Anda bisa melihat review atau ulasan pengguna sebelum menginstal indikator yang tidak dikenal atau tidak terverifikasi ke dalam platform MT4 Anda. Selain itu, sebelum dicoba pada akun riil Anda, sebaiknya uji terlebih dahulu indikatornya pada akun demo.

    Ardi | 10 Jun 2023

    Gw sering gunain Bollinger band, tapi malah banyak kena SL. Wkwkwk

    Udah kelihatan break ke salah satu garis luar eh malah harganya masuk kembali dan balik arah.

    Gimana sih biar enggak kena false signal???

    Kiki R | 10 Jun 2023

    Jawaban untuk Ardi:

    Sebelum masuk ke cara atau tips mengurangi risiko false signal (false breakout), terlebih dahulu Anda harus memahami bahwa kita tidak akan pernah bisa 100% menghindari false signal. Alasannya karena market sangat kompleks dan tidak pernah ada kepastian di market. Pemahaman ini perlu saya terangkan karena ada sebagian trader yang beranggapan bahwa ada cara yang bisa mengatasi false signal secara pasti (100%) dan ini keliru.

    Nah sekarang mari kita simak tips untuk mengurangi risiko false signal. Berikut beberapa tips yang bisa Anda lakukan.

  • Konfirmasi dengan indikator lain.
  • Menggunakan Bollinger Bands bersama dengan indikator teknikal lain dapat memberikan konfirmasi tambahan untuk meningkatkan akurasi. Misalnya, Anda dapat menggunakan indikator momentum seperti MACD (Moving Average Convergence Divergence) atau indikator tren seperti Moving Average untuk memverifikasi sinyal yang dihasilkan oleh Bollinger Bands. Jika ada konfirmasi dari beberapa indikator ini (lebih dari 1 konfirmasi), maka peluang terjadinya sinyal palsu dapat berkurang. Kekurangannya, sinyal entry yang dihasilkan lebih sedikit karena harus menunggu beberapa indikator valid.

  • Perhatikan kondisi pasar secara keseluruhan.
  • Jangan hanya mengandalkan Bollinger Bands sebagai satu-satunya indikator untuk mengambil keputusan trading. Perhatikan kondisi pasar atau konteks harga secara keseluruhan, yaitu tren utama, level support dan resistance, pola chart, dan berita fundamental. Melihat kontens pasar secara menyeluruh dipadukan dengan sinyal yang diberikan oleh Bollinger Bands dapat membantu mengidentifikasi peluang trading yang lebih akurat.

  • Gunakan konfirmasi harga.
  • Anda juga bisa menunggu konfirmasi dari harga yang lebih jelas seperti pola candlestick atau pola grafik. Perhatikan pola candlestick atau pola grafik yang mengindikasikan pembalikan atau kelanjutan tren. Dengan menggabungkan konfirmasi harga dengan sinyal Bollinger Bands, Anda dapat memfilter sinyal palsu yang mungkin terjadi.

  • Tentukan periode dan deviasi standar yang sesuai.
  • Parameter periode dan deviasi standar yang digunakan dalam Bollinger Bands dapat mempengaruhi sensitivitas dan akurasi indikator ini. Jika Anda sering mengalami false signal, pertimbangkan untuk menggunakan periode yang lebih panjang atau deviasi standar yang lebih kecil. Namun, perlu diingat bahwa mengubah parameter ini juga dapat mempengaruhi keterlambatan dalam memberikan sinyal.

  • Gunakan stop loss.
  • Menetapkan level stop loss yang tepat sangat penting dalam mengelola risiko trading. Jika harga melanjutkan pergerakan yang berlawanan setelah mencapai garis luar Bollinger Bands, stop loss dapat membantu membatasi kerugian Anda. Pastikan untuk menyesuaikan level stop loss berdasarkan volatilitas pasar dan ukuran posisi Anda.

  • Uji coba dan evaluasi strategi trading.
  • Sebelum menerapkan strategi trading secara langsung, lakukan uji coba dan evaluasi terlebih dahulu performanya menggunakan akun demo. Uji coba ini akan membantu Anda memahami bagaimana strategi ini bekerja dalam berbagai kondisi pasar dan memungkinkan Anda untuk membuat penyesuaian yang diperlukan sebelum trading di akun riil.