Dead Cat Bounce memberikan sinyal palsu kenaikan sesaat saat harga downtrend. Jika tidak waspada, trader bisa menderita kerugian besar karena fenomena ini.
Dalam trading crypto, ada banyak sekali risiko ketidakstabilan harga yang bisa dibaca lewat chart atau grafik kripto. Salah satu dari beberapa risiko ketidakstabilan tersebut adalah Dead Cat Bounce atau "hentakan kucing mati". Apa itu Dead Cat Bounce? Mengapa fenomena ini berbahaya? Bagaimana cara membaca dan menghindarinya? Mari kita bahas satu per satu di bawah ini.
DI
|
Daftar Isi |
Apa Itu Dead Cat Bounce Dalam Crypto?
Pengertian Dead Cat Bounce lebih mudah dibahasakan dengan pergerakan grafik crypto itu sendiri. Sebuah fenomena Dead Cat Bounce terjadi ketika pasar mengalami downtrend dalam beberapa waktu, kemudian terjadi kenaikan (uptrend) yang seketika. Nah, di saat terjadi pergerakan naik ini, para trader biasanya melakukan aksi take profit. Dikiranya telah terjadi tren positif yang mungkin akan memulihkan pasar, tapi eh, rupa-rupanya ini hanyalah tipuan kucing belaka.
Chart berbalik arah (reverse) dan kembali terjadi penurunan (downtrend) dengan cepat, bahkan tidak sampai sehari setelah kenaikan tadi. Tentu saja ini mengecewakan bagi trader harian, karena aksi entry-nya tidak sesuai perkiraan dan malah mengantongi kerugian.
Pada intinya, Dead Cat Bounce merupakan gejala pasar yang menunjukkan kenaikan tetapi sifatnya sangat sangat sementara. Ini bukanlah tanda uptrend yang sejati dan hanya merupakan koreksi sebelum harga melanjutkan downtrend. Mengecewakan, bukan?
Baca juga: Belajar Pola Candle Penerusan Untuk Trader Pemula
Ciri-Ciri Utama Dead Cat Bounce
Tanda Dead Cat Bounce paling utama tentu saja bisa dilihat dari sifat kenaikan yang terjadi selama downtrend berlangsung. Jika dalam beberapa hari terjadi downtrend kemudian terjadi kenaikan tanpa fundamental yang jelas, berhati-hatilah dalam menyimpulkan. Bisa jadi kenaikan ini tidak akan berlanjut dan justru berbalik meneruskan penurunan sebelumnya.
Beberapa tanda lain dari Dead Cat Bounce adalah:
- Penampilannya di grafik menipu. Kenaikan tajam pada chart atau grafik memberikan harapan palsu alias "php" bagi investor atau trader, karena ini hanya akan disusul oleh penurunan tajam berikutnya.
- Kenaikannya tidak konsisten dan hanya berupa spike. Jika dalam sehari lebih banyak pergerakan turun dan hanya muncul satu-dua spike kenaikan, maka itulah tanda utama terjadinya Dead Cat Bounce. Jika di-zoom out, maka secara rata-rata grafik masih berada di zona bearish.
- Tidak ada berita atau rumor relevan yang bisa mengerek harga. Memahami kondisi pasar lewat berita-berita crypto tentu membantu jika Anda ingin menilai konsistensi sebuah grafik. Jika terjadi spike tapi tidak ada berita sama sekali pada pasar atau investasi crypto, maka Anda perlu waspada karena mungkin kenaikan yang terjadi selama downtrend hanya merupakan Dead Cat Bounce.
- Volume perdagangan cenderung rendah. Jadi meskipun terjadi lonjakan harga, investor atau trader yang terlibat di dalamnya tidak sebanyak biasanya. Atau, volume yang dipedagangkan jauh lebih kecil dari perubahan harga normal. Ini menandakan tidak banyak yang berminat melakukan pembelian, dan otomatis pasar kemudian akan turun.
Lalu, Apa Penyebab Terjadinya Dead Cat Bounce?
Ada alasan fundamental yang bisa memicu terjadinya Dead Cat Bounce. Misalnya, perubahan struktur blockchain atau penerapan kontrak token itu sendiri. Perubahan mekanisme pada blockchain yang belum stabil atau kemudian menimbulkan protes, dan kasus-kasus pencurian atau fraud yang menutup hingar-bingar berita positif sebelumnya.
Selain itu, fenomena spekulatif di kalangan trader dan investor juga bisa menjadi penyebab terjadinya spike. Para whale atau investor kelas kakap crypto mungkin saja melakukan aksi beli besar-besaran hanya untuk mendongkrak harga, kemudian melakukan penjualan di hari yang sama dan memaksa pasar berbalik arah. Apapun motifnya, aksi-aksi spekulatif semacam ini dapat memberikan sinyal palsu dan hanya menambah volatilitas pasar crypto itu sendiri.
Baca juga: Apa Itu Volume Trading Kripto Palsu?
Contoh Kasus Dead Cat Bounce
Crypto merupakan pasar yang fluktuatif secara masif jika dibandingkan saham dan pasar komoditas lainnya. Karena itu, fenomena Dead Cat Bounce cukup sering terjadi. Salah satu contoh kasus yang paling berkesan adalah pada 2017, ketika harga Bitcoin mengalami penurunan sekitar US$13,000—US$15,000.
Di akhir tahun, harga sempat melonjak drastis hingga menyentuh angka US$20,000. Para analis memperkirakan ini sebagai ICO bubble atau tanda bahaya pasar akan jatuh. Kenaikan yang sangat tajam ini dipercaya sebagai Dead Cat Bounce karena ketidakstabilan akan menjatuhkan harga dalam waktu dekat. Benar saja, setelah kenaikan mencapai US$20,000, harga BTC kemudian jatuh ke level US$3,000. Banyak investor yang terkejut, tetapi para analis sudah memperkirakan ini.
Baca juga: Bitcoin Naik atau Turun? Ketahui Faktor Pendorong Harganya
Akhir Kata
Fenomena Dead Cat Bounce dapat membuat banyak trader dan investor menangis, karena kejatuhannya mengejutkan dan besarannya juga tak bisa dikira-kira. Jadi, perlu dipahami bahwa pada hakikatnya, Dead Cat Bounce merupakan sinyal palsu yang kelihatannya positif.
Berhati-hatilah dalam membaca pergerakan harga crypto; kenaikan atau penurunan harga yang seketika dalam jangka waktu pendek memerlukan kecermatan sebelum bisa ditarik kesimpulannya. Lakukan pendalaman dan kalkukasi risiko Anda secara cermat, dan sebisa mungkin hindari jebakan Dead Cat Bounce ini.