Setiap trader seringkali memilih jenis gaya trading forex yang sesuai dengan kepribadian masing-masing. Artikel kali ini akan menjelaskan gaya trading Follow Trend dan Counter Trend.
Ada lebih dari miliaran orang di dunia dan tidak satu orang pun yang sama persis. Begitu juga dengan gaya trading. Kepribadian unik kita akan membuat gaya trading forex yang diterapkan berbeda antara satu sama lain. Bahkan, jika sekelompok trader menggunakan gaya atau aturan sistem yang sama, hasil akhir setiap orang kemungkinan besar akan berbeda-beda.
Bagi pemula, memilih gaya trading yang sesuai memang tidak mudah, tetapi hal tersebut sangat diperlukan demi keberhasilan di masa mendatang. Apabila kamu seorang pemula dan belum menemukan gaya yang cocok dengan karaktermu, dua pilihan berikut bisa menjadi pertimbangan.
Follow Trend
Follow Trend adalah salah satu gaya trading yang paling banyak dipakai, baik oleh trader baru maupun berpengalaman. Definisi dasar dari Follow Trend adalah metode mengikuti arah tren untuk menentukan eksekusi jual-beli.
(Baca juga: Teknik Trading Forex Sesuai Arah Trend)
Lebih spesifik lagi, di sini trader bisa melihat pola-pola harga yang sedang terbentuk lalu membandingkannya dengan tren sebelumnya. Gaya tersebut merupakan salah satu cara mendapatkan profit sesuai posisi mayoritas pelaku pasar. Salah satu metodenya adalah dengan menunggu harga menyentuh garis tren saat mengeksekusi order.
Sama seperti gaya trading forex lainnya, Follow Trend juga membutuhkan indikator untuk membaca sinyal. Empat indikator paling populer yang sering dipakai trader yaitu, Moving Averages, MACD, RSI, dan OBV.
Kiat Menjadi Trend Follower
Gaya mengikuti arus tren sudah terbukti ampuh meraup keuntungan sejak dulu, kini, bahkan di masa depan karena satu alasan: tren akan selalu eksis kapanpun, di manapun.
Trend Trading mengharuskan kita mengidentifikasi dan mengikuti tren pasar. Apabila kamu fokus hanya pada tren jangka pendek, kemungkinan malah akan memberimu perbandingan risk/reward ratio yang kurang ideal. Untuk itu, pakailah strategi jangka panjang yang mampu memberimu cukup waktu untuk menganalisa pergerakan harga.
Ibarat cuaca, pasar forex juga akan selalu menghadapi perubahan, sehingga tidak ada yang bisa memprediksi kapan awal dan akhir sebuah tren. Oleh karena itu, kamu tetap harus waspada dengan mengikuti tips-tips jitu berikut sebelum mulai menjadi Trend Follower:
1. Perhatikan grafik dan identifikasi ke arah mana harga bergerak.
Ketika uptrend terjadi, trader akan cenderung melakukan eksekusi beli, sedangkan saat downtrend, trader akan cenderung menjual. Pada saat tidak ada trend, trader disarankan untuk tidak trading. Namun bagi yang masih mencari peluang dalam kondisi sidewats, trader bisa membeli saat harga menyentuh Support dan menjual ketika harga berbalik dari Resistance.
(Baca juga: 3 Teknik Paling Ampuh Untuk Mengukur Kekuatan Trend)
2. Selalu analisa tren menggunakan indikator teknikal.
Indikator yang kamu pakai harus bisa menangkap sinyal tren yang jelas untuk memastikan bahwa kamu hanya trading searah trend. Jangan mencoba menangkap trend baru sejak awal, karena probabilitas keuntungannya masih rendah. Awasi pergerakan trend terlebih dahulu dan jangan terburu-buru melakukan eksekusi sampai kamu benar-benar yakin.
3. Yakinlah pada pengamatanmu sendiri dan jangan mudah mengikuti omongan orang lain.
Pada akhirnya, penyesalan datang belakangan. Kamu perlu menghilangkan kebiasaan mudah terpengaruh jika ingin menjadi trader yang sukses secara konsisten. Jay Norris, penulis buku "The Secret to Trading: Risk Tolerance Threshold Theory" berujar:
Saat melakukan trading yang mengikuti trend (trend following) sebaiknya tak perlu kelewat serius dalam menelaah analisis gejolak harga intraday yang berkaitan dengan rilis berita jangka pendek.
Sebaliknya, yakinlah bahwa di akhir hari atau di akhir minggu ini (tergantung timeframe trading Anda), pergerakan harga akan sesuai dengan trend yang sedang berlangsung.
4. Loss adalah hal wajar.
Hanya dengan mengikuti tren, semuanya terlihat mudah, sehingga kamu lupa tidak mempersiapkan diri menghadapi kegagalan. Untuk menghadapi masalah ini, kuncinya adalah move on dari kesalahan, terus belajar, dan pantang menyerah. Dalam hal ini, Jay Norris menyarankan agar trader belajar untuk melupakan posisi trading yang sudah dibuka. Jika order sebelumnya ternyata berjalan tidak sesuai harapan, maka trader perlu cut loss secepatnya dan ikhlas dengan kerugian yang didapat agar lebih cepat bangkit untuk mencari peluang baru.
5. Saat trading, jangan hanya terpaku pada satu prinsip strategi.
Banyak trader percaya bahwa cara paling umum dan penting adalah membeli di harga rendah dan menjual di harga tinggi. Mereka mencari waktu di mana pasar telah mencapai titik terendahnya, membeli, lalu menjualnya setelah harga naik. Pada dasarnya itu adalah ide yang bagus, tetapi secara pragmatis jauh lebih sulit dan kurang realistis.
Untuk investasi jangka panjang, strategi yang lebih baik adalah buy high, sell higher. Artinya adalah ketika melihat harga naik, kamu bisa melakukan eksekusi beli jika kamu tidak menemukan alasan bahwa harga akan turun dalam waktu dekat.
Counter Trend
Bosan mengikuti trend dan ingin mendapatkan keuntungan seawal mungkin dari trend yang baru terbentuk? Di sini kamu bisa menggunakan metode Counter Trend. Pada dasarnya, Counter trend ialah gaya trading di mana trader mencari titik pembalikan potensial sehingga berpotensi trading melawan arah trend saat ini.
Tipe seperti ini dikategorikan tidak mengikuti gaya tradisional, karena jelas-jelas trader bertrading melawan arus tren. Maka dari itu, jika salah prediksi, akan sangat berisiko.
Trader yang menggunakan pendekatan ini mengambil sinyal dari pola-pola candlestick reversal seperti Pin Bar, Evening atau Morning Stars, dan lain-lain.
(Baca juga: Pola 3 Candle Terbaik Penanda Reversal)
Mereka juga mengaplikasikan oscillator seperti MACD atau RSI untuk melihat apakah pasar telah overbought atau oversold dan apakah ada divergensi antara harga dengan indikator.
Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa gejolak pasar yang tak menentu membuat banyak trader Counter Trend kesusahan, ketika mencari poin pembalikan. Saat-saat seperti itu dapat menguji mental karena trader dihadapkan pada 2 skenario: ragu-ragu order dan malah melewatkan timing pembalikan tren, atau langsung order tapi malah terjebak pada false reversal.
Menjadi Contrarian Trader
Contrarian Trader adalah trader pengguna Counter Trend. Mereka sengaja bertrading tanpa mengikuti tren; membeli ketika orang lain menjual dan menjual ketika mayoritas pelaku pasar membeli.
Dalam analisanya, Contrarian Trader memonitor sentimen pasar menggunakan indikator-indikator untuk menentukan posisi berlawanan dengan trend. Seorang Contrarian dapat menggunakan analisis fundamental atau teknikal untuk menentukan eksekusi order.
Contrarian percaya jika trader yang membeli di saat trend naik tidak memiliki kekuatan membeli jangka panjang. Pada tahap ini, mereka yakin jika pasar sudah mencapai atau mendekati puncak, sehingga peluang keuntungan yang pun telah menipis. Bagi Contrarian, mengambil sinyal pembalikan yang mungkin terjadi akan jauh lebih masuk akal karena mereka bisa "menunggangi" trend lebih awal.
Baca juga: Mengupas 3 Strategi Trading Forex Dengan Trend Reversal
Follow Trend Vs Counter Trend, Mana Yang Terbaik?
Trading mengikuti trend cukup mudah diterapkan, terutama jika kamu sudah terampil menggunakan berbagai indikator dan bagaimana menafsirkannya. Begitu kamu paham cara menganalisis trend, trading bisa dilakukan dengan cepat dan tanpa beban emosi.
Di lain pihak, Counter Trend sebagian besar terkait dengan timing. Jika kamu tidak sabaran dan ingin cepat-cepat menghasilkan profit, strategi ini kemungkinan tidak sesuai dengan kepribadianmu karena dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan untuk membidik peluang dari sinyal reversal yang terkonfirmasi.
Akan tetapi, Counter Trend memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi untuk trading harian. Contrarian trader yang dapat menemukan poin pembalikan trend di pagi hari umumnya mampu memperoleh profit di hari yang sama.
(Baca juga: 5 Strategi Forex Andalan Untuk Trading Intraday)
Berbeda dengan Follow Trend, gaya Counter Trend tidak mengikuti konsensus pelaku pasar. Strategi ini menekankan analisa dan antisipasi pembalikan sentimen pasar. Karena itu, trading melawan tren sebenarnya jauh lebih sulit dibanding mengikuti tren, baik dari segi teknis maupun mental.
Banyak trader kehilangan dana mereka dalam situasi seperti itu karena pergerakan yang datang tidak sesuai prediksi. Mencari timing yang tepat membutuhkan waktu serta pengalaman, jadi jangan berkecil hati apabila kamu masih kebingungan menemukannya. Perlu diwaspadai, meskipun kamu sudah mengidentifikasi peluang bagus, semua akan menjadi masalah jika timing yang ditentukan kurang tepat.
Baca juga: Belajar Dari Pengalaman Loss Trader Sukses
Sebagai trader pemula, gaya trading Follow Trend memang lebih disarankan karena menerapkan cara analisa harga yang lebih mudah dan tidak terlalu berisiko. Counter Trend biasanya lebih cocok bagi yang sudah berpengalaman dan menguasai betul strategi serta analisa reversal.
Pada akhirnya, seberapa detail rencana tradingmu pun bergantung pada gaya dan tujuan bertrading. Jika rencana tradingmu terlalu dangkal, kamu akan kesulitan memperoleh hasil yang diharapkan karena dinamika pasar forex adalah sesuatu yang kompleks dan membutuhkan penyesuaian dari waktu ke waktu. Namun jika rencanamu terlalu membingungkan dan kompleks, kamu juga bisa kesulitan untuk menjalankannya. Dengan demikian, temukanlah gaya yang sesuai kepribadian, kemampuan, serta jangan lupa untuk selalu memperhatikan kondisi pasar.