Bollinger Bands tersusun dari tiga kurva: Upper Band, Middle Band, dan Lower Band. Middle Bollinger Band sering dimanfaatkan untuk mencari level entry yang presisi.
Bollinger Bands adalah salah satu indikator klasik yang masih menjadi favorit banyak trader karena efektivitasnya dalam analisis pergerakan harga. Tampilannya cenderung simple dan mudah dibaca. Ditambah, sinyal yang dihasilkan pun terbilang cukup akurat.
Kurva bagian tengah atau yang biasa disebut Middle Bollinger Band sejatinya adalah Simple Moving Average (SMA) default periode 20. Kurva inilah yang dapat dijadikan acuan untuk entry yang cukup presisi, apalagi jika dikombinasikan dengan indikator lain.
Selain itu, berikut ini beberapa penggunaan utama Middle Bollinger Band dalam trading forex:
- Mengidentifikasi trend
Middle Bollinger Band dapat menjadi indikator untuk identifikasi trend pasar saat ini; apakah sedang uptrend, downtrend, atau sideways. - Mengidentifikasi sinyal entry
Jika harga menyentuh kurva tengah dari bawah dan terus naik, artinya adalah sinyal buy. Jika sebaliknya, berarti sinyal sell.
Simak penjelasan lengkapnya pada artikel di bawah ini.
Baca juga: Checklist Trading Sebelum Entry
Anatomi Bollinger Bands
Sebelum membahas tentang penggunaan Middle Bollinger Band dalam trading forex, ada baiknya Anda mengenal "wujud" indikator Bollinger Bands ini. Sebagai indikator klasik, Bollinger Bands dapat Anda temukan di MetaTrader 4, MetaTrader 5, dan TradingView. Untuk menempatkannya, klik menu Indikator, lalu pilih Bollinger Bands. Berikut ini adalah penampakan indikator Bollinger Bands di platform TradingView pada chart Daily EUR/USD.
Cermati gambar di atas, total ada tiga garis yang bergerak di sekitar candlestick, bukan? Ya, ketiga garis atau kurva itulah yang menyusun indikator Bollinger Bands. Kurva berwarna biru yang bergerak di atas candlestick disebut dengan Upper Bollinger Band, sedangkan kurva biru yang berada di bawah disebut dengan Lower Bollinger Band. Di tengah-tengah keduanya, ada kurva berwarna kuning yang tampak ditembus beberapa kali oleh candle, bukan? Kurva itulah yang dimaksud dengan Middle Bollinger Band.
Kurva Middle Bollinger Band sejatinya adalah Simple Moving Average (SMA) dengan dua kurva yang mengapit di atas dan di bawahnya (Upper dan Lower Bollinger Band). Upper dan Lower Band ditentukan dengan menambah dan mengurangi nilai SMA dengan standar deviasi. Standar deviasi digunakan untuk mengukur volatilitas dan sejauh mana harga dapat bergerak dari nilai sebenarnya (true value). Rumusnya adalah sebagai berikut:
Upper Bollinger Band = SMA (n) + k*Standar Deviasi (n)
Lower Bollinger Band = SMA (n) - k*Standar Deviasi (n)
n = periode pengukuran (default: 2)
Sebab fungsinya yang juga dapat mengukur volatilitas, maka kedua Band tersebut akan bergerak mengikuti kondisi pasar.
Baca juga: Kiat Sukses Trading Dengan Volatilitas
Middle Bollinger Band untuk Mengidentifikasi trend
Middle Bollinger Band dapat membantu Anda untuk mengidentifikasi kondisi pasar yang berbeda. Jika harga secara konsisten bergerak di atas Middle Bollinger Band dan Middle Band itu sendiri cenderung naik, ini mengindikasikan adanya uptrend yang kuat. Dengan kata lain, hal ini dapat menjadi tanda untuk mencari peluang buy. Cermati tampilannya berikut ini.
Sebaliknya, jika harga secara konsisten bergerak di bawah Middle Bollinger Band dan Middle Band cenderung turun, ini mengindikasikan adanya downtrend yang kuat. Pada situasi seperti ini, Anda bisa mencari peluang sell. Berikut ini ilustrasi kurva Bollinger Bands saat pasar sedang downtrend.
Jika harga bergerak secara lateral di sekitar Middle Bollinger Band dengan sedikit kecenderungan naik atau turun, ini mengindikasikan adanya trend sideways atau pasar konsolidasi. Dalam kondisi ini, Anda dapat mempertimbangkan untuk menggunakan strategi range-bound atau mean reversion. Berikut ini tampilan chartnya saat kondisi sideways.
Meski dapat diterapkan di semua time frame, strategi pembacaan seperti ini umumnya cukup akurat pada kondisi pasar trending. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan juga pada kondisi pasar sideways. Pasar sideways diindikasikan dengan ketiga kurva Bollinger Bands yang menyempit karena biasanya ada banyak noise, terutama untuk time frame rendah.
Baca juga: 5 Mitos Trading Dengan Time Frame Harian
Cara Trading dengan Middle Bollinger Band Sesuai Kondisi Pasar
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, indikator Bollinger Bands dapat diterapkan pada kondisi pasar apapun, baik saat uptrend, downtrend, maupun sideways. Lantas, bagaimana cara eksekusinya di setiap kondisi tersebut?
1. Saat Uptrend
Kondisi pasar uptrend terjadi apabila harga telah menembus Upper Band dan harga penutupan berada di luar band. Cara trading forex dengan Middle Bollinger Band saat uptrend bisa Anda lakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
- Saat trend sedang kuat, maka harga akan bergerak pada Upper Band. Tunggulah hingga harga terkoreksi dan menyentuh atau memotong Middle Band. Penutupan harga harus di atas Middle Band.
- Silakan entry buy pada bar berikutnya.
- Gunakan kurva Lower Band entry candle sebagai level stop loss.
- Take profit bisa ditentukan saat harga kembali menyentuh atau memotong kurva Upper Band. Anda juga bisa memanfaatkan fasilitas trailing stop. Agar lebih jelas, cermati contoh ilustrasinya berikut ini.
Baca juga: Stop Loss Dan Take Profit, 2 Aspek Penting Dalam Trading Forex
2. Saat Downtrend
Jika yang terjadi sebaliknya, alias pasar sedang dalam kondisi downtrend, maka lakukanlah langkah-langkah berikut ini:
- Saat trend sedang kuat, maka harga akan bergerak pada Lower Band. Tunggulah hingga harga terkoreksi dan menyentuh atau memotong Middle Band. Penutupan harga harus di bawah Middle Band.
- Silakan entry sell pada bar berikutnya.
- Gunakan kurva Upper Band entry candle sebagai level stop loss.
- Take profit bisa ditentukan saat harga kembali menyentuh atau memotong kurva Lower Band. Anda juga bisa memanfaatkan fasilitas trailing stop. Agar lebih jelas, cermati contoh ilustrasinya berikut ini.
Baca juga: Awas 3 Kesalahan Fatal Memasang Stop Loss Dan Take Profit
3. Saat Sideways
Saat pasar cenderung sideways, maka entry dapat dilakukan ketika harga telah menyentuh atau menembus Middle Bollinger Band dengan target pada level band terdekat. Begini aturan mainnya:
- Jika harga menembus Middle Band ke arah atas, maka entry dilakukan saat candle ditutup di atas Middle Band dengan target exit saat harga mencapai Upper Band.
- Jika harga menembus Middle Band ke arah bawah, maka entry dilakukan saat candle ditutup di bawah Middle Band dengan target exit saat harga mencapai Lower Band.
Cermati chart berikut ini untuk memudahkan pemahaman.
Baca juga: Cara Trading Forex Di Pasar Sideways
Mengombinasikan Bollinger Bands dengan Indikator Lain
Menggabungkan Bollinger Bands dengan indikator lain dapat meningkatkan akurasi sinyal perdagangan. Berikut adalah beberapa indikator yang biasanya dikombinasikan dengan Bollinger Bands:
RSI (Relative Strendgth Index)
RSI dapat digunakan bersama Bollinger Bands untuk mengonfirmasi kondisi overbought dan oversold. Ketika harga mencapai Upper Bollinger Band dan RSI juga menunjukkan kondisi overbought, artinya adalah sinyal untuk penjualan. Sebaliknya, ketika harga mencapai Lower Bollinger Band dan RSI menunjukkan kondisi oversold, ini dapat menjadi sinyal untuk pembelian.
Baca juga: 3 Tips Trading Dengan Indikator RSI
Stochastic Oscillator
Stochastic Oscillator juga dapat digunakan bersama Bollinger Bands untuk mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold. Ketika harga berada dekat Upper Bollinger Band dan Stochastic Oscillator menunjukkan kondisi overbought, ini dapat menjadi sinyal untuk menjual. Hal yang sebaliknya berlaku. Ya, prinsipnya memang sama dengan kombinasi Bollinger Bands dan RSI.
Meskipun demikian, standard level keduanya berbeda. Jika menggunakan indikator RSI , batasnya adalah 70 untuk overbought dan 30 untuk oversold. Sementara itu, pada Stochastic, standard levelnya adalah 80 dan 20. Seperti pada ilustrasi sebelumnya, Anda akan melihat kondisi overbought pada indikator RSI apabila grafik telah naik melebihi level 70, sedangkan pada indikator Stochastic, levelnya adalah 80. Cermati ilustrasi indikator Stochastic berikut ini.
Baca juga: Teknik Stochastic H4 Untuk Trend Trading
MACD (Moving Average Convergence Divergence)
Mengombinasikan MACD dengan Bollinger Bands membantu mengidentifikasi perubahan trend. Anda dapat mencari konfirmasi trend dengan melihat persilangan garis sinyal MACD di atas atau di bawah garis nol, sambil mempertimbangkan posisi harga relatif terhadap Bollinger Bands.
Pro Kontra Penggunaan Middle Bollinger Band untuk Trading Forex
Penggunaan Middle Bollinger Band menuai beberapa pro dan kontra. Mari kita simak penjelasannya secara lebih detail berikut ini.
Pro
Seperti pada pembahasan-pembahasan sebelumnya, ada banyak keuntungan yang bisa Anda peroleh dengan menggunakan Middle Bollinger Band, yaitu:
-
Dapat mengonfirmasi trend
Middle Bollinger Band, yang didasarkan pada Simple Moving Average (SMA), dapat digunakan sebagai alat konfirmasi trend. Ketika harga tetap berada di atas Middle Band secara konsisten, artinya ada indikasi uptrend. Sementara itu, ketika harga tetap berada di bawahnya, artinya mengindikasikan downtrend. Anda dapat menggunakan konfirmasi ini untuk membuat keputusan trading yang lebih terarah.
-
Mean reversion
Middle Bollinger Band dapat berperan sebagai mean reversion. Dengan strategi ini, Anda dapat mencari harga untuk kembali ke tingkat rata-rata (mean) setelah menyimpang ke arah Upper atau Lower band. Ini dapat memberikan peluang trading potensial ketika harga mendekati atau melewati Middle Band.
-
Sebagai support dan resistance
Middle Bollinger Band kadang-kadang dapat berperan sebagai tingkat support atau resistance yang dinamis. Anda bisa mengamati bagaimana harga bereaksi ketika menyentuh atau mendekati Middle Band, lalu menggunakannya sebagai titik referensi untuk reversal atau kelanjutan potensial.
Baca juga: Support Resistance Forex Harian
Kontra
Di samping keuntungan yang telah ditawarkan, Middle Bollinger Band juga memiliki kelemahan. Berikut ini beberapa kelemahan Middle Bollinger Band:
-
Tergolong indikator lagging
Sebab didasarkan pada SMA, Middle Bollinger Band tergolong indikator yang lagging atau cenderung mengalami keterlambatan. Indikator ini merespons pergerakan harga setelah pergerakan tersebut terjadi. Artinya, tentu dapat mengakibatkan sinyal yang terlambat. Sangat terbuka kemungkinan bagi Anda melewatkan beberapa peluang bagus.
-
Sinyal whipsaw
Selama periode volatilitas rendah atau pasar sideways, harga dapat bergerak bolak-balik di sekitar Middle Band, menghasilkan sinyal palsu atau whipsaw. Anda wajib berhati-hati saat hanya mengandalkan Middle Band untuk pengambilan keputusan trading selama kondisi pasar seperti ini.
-
Kurang presisi jika tidak dikombinasikan dengan indikator lain
Middle Bollinger Band sendiri mungkin tidak memberikan titik entry dan exit yang presisi. Maka dari itu, perlu kombinasi dengan indikator atau alat lain untuk meningkatkan efektivitasnya. Mengandalkan Middle Band sebagai solo player dapat menghasilkan keputusan trading yang kurang akurat.
Baca juga: Aturan Entry dan Exit Berdasarkan Risk/Reward Ratio
Tips Trading dengan Middle Bollinger Band
Terlepas dari pro kontra yang ada, Anda tetap bisa memanfaatkan indikator ini sebagai alat bantu. Ingat, tidak ada indikator yang sempurna atau indikator yang pasti profit. Semua indikator memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Agar bisa menjadi trader forex andal, yang harus Anda lakukan adalah mengoptimalkan kekuatan indikator sebaik mungkin dan mengurangi risiko kelemahannya. Berikut ini tips ampuh memanfaatkan Middle Bollinger Band sebaik mungkin:
-
Gunakan Middle Bollinger Band sebagai alat konfirmasi trend
Jika harga tetap berada di atas Middle Band, itu menunjukkan trend naik, dan jika harga tetap berada di bawah middle band, itu menunjukkan trend turun. Jangan melawan trend umum yang ditunjukkan oleh Middle Band.
-
Gunakan Middle Bollinger Band sebagai referensi untuk menentukan titik entry dan exit yang potensial
Misalnya, saat harga mendekati atau memantul dari Middle Band dalam arah trend yang ada, itu dapat menjadi titik entry yang baik. Sebaliknya, ketika harga mulai melintasi Middle Band dari satu sisi ke sisi lain, itu dapat menjadi sinyal untuk segera exit dari posisi.
-
Kombinasikan dengan indikator lain untuk konfirmasi tambahan
Misalnya, Anda dapat menggabungkannya dengan indikator momentum seperti RSI, Stochastic, atau MACD seperti di atas untuk mencari kecocokan antara sinyal yang diberikan oleh indikator-indikator tersebut.
-
Perhatikan volatilitas
Perhatikan perubahan volatilitas saat harga mendekati Middle Bollinger Band. Jika volatilitas rendah, itu bisa menjadi tanda bahwa trend sedang melemah atau pasar sedang mengalami konsolidasi. Sebaliknya, jika volatilitas tinggi, hal tersebut bisa menjadi tanda adanya pergerakan harga yang kuat.
-
Selalu terapkan prinsip manajemen risiko yang baik
Tentukan level stop loss dan take profit dengan bijak berdasarkan analisis Anda, dan pastikan bahwa potensi keuntungan lebih besar daripada potensi kerugian sebelum memasuki perdagangan.
-
Pertimbangkan untuk memindahkan stop loss ke level breakeven jika harga terus bergerak sesuai prediksi. Anda juga bisa memanfaatkan fitur trailing stop untuk meraih profit tanpa menggeser stop loss secara manual.
Menggunakan Middle Bollinger Band cukup efektif untuk menemukan sinyal-sinyal penting saat trading. Tampilannya pun sederhana sehingga mudah dipahami oleh trader pemula yang baru belajar sekalipun. Simak profil John Bollinger, analis teknikal asal Amerika Serikat yang menciptakan indikator Bollinger Bands.
Referensi tambahan:
https://www.seputarforex.com/artikel/strategi-trading-dengan-kurva-middle-bollinger-band-239241-31
https://www.inbizia.com/cara-menggunakan-indikator-bollinger-bands-134139
https://www.inbizia.com/mengenal-sosok-pencipta-indikator-bollinger-bands-288753
Catatan waktu: cicil (2 hari x 3 jam)